Lokasi Kegiatan Pusat Kota

b. Pusat pelayanan masyarakat Jumlah fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan dan ketersediaan sarana transportasi, dapat digunakan untuk mengetahui ketersediaan fasilitas pelayanan dalam mendukung peningkatan pelayanan masyarakat secara keseluruhan. c. Pusat pengembangan wilayah sekitar Kemampuan suatu daerah dalam mengembangkan daerah sekitarnya dapat dilakukan jika daerah tersebut telah dapat melewati ambang batas pertumbuhan yang mampu menyangga kebutuhan sendiri. Untuk dapat mencapai pertumbuhan tersebut didukung oleh kondisi perekonomian yang memadai. Kehadiran perkantoran-perkantoran baru dalam suatu wilayah akan berpengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja yang selanjutnya berkembang menjadi tempat tinggal tenaga kerja yang jumlahnya cukup besar. Sudah menjadi konsekwensi logis lahan tidak terbangun akan berubah menjadi tempat-tempat permukiman.

2.4 Lokasi Kegiatan

Pengertian lokasi kegiatan adalah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan fisik, sosial, ekonomi di suatu wilayah. Lokasi kegiatan secara menyeluruh dengan kegiatan yang ada didalamnya akan membentuk tata ruang yang akan mempengaruhi Universitas Sumatera Utara struktur ruang pada suatu wilayah. Dalam pendekatan teori lokasi, kegiatan yang terjadi dalam suatu wilayah dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Kegiatan Pertanian: kegiatan yang cenderung menggunakan ruang secara ekstensif dan sangat bergantung pada kondisi alamiah, iklim kesuburan tanah, air dan lain sebagainya. 2. Kegiatan Non Pertanian: termasuk kegiatan perkantoran, perdagangan dan jasa dimana kegiatan ini menggunakan ruang secara intensif dan sangat bergantung pada alam dan tingkat kemampuan manusianya untuk mengolah sumber daya menjadi barang produksi. Setiap kegiatan akan membutuhkan tempat untuk berlangsungnya kegiatan tersebut, sehingga dalam penempatanya dibutuhkan pengaturan-pengaturan supaya dapat menentukan lokasi secara tepat, efesien dan optimasi yang tinggi. Lihat Gambar 2.6 tentang lokasi kegiatan. Gambar 2.6. Pengaturan Lokasi Kegiatan Sumber: Jurnal Real Estate Vol. 8 Universitas Sumatera Utara Penggunaan ruang secara efesien dan optimal haruslah mempertimbangkan pengaruh potensi yang dimiliki suatu wilayah diantaranya: kesuburan tanah, keadaan topografi dan posisi geografis termasuk potensi-potensi alamiah yang turut berpengaruh dalam menentukan jenis dan lokasi kegiatannya.

2.5 Pusat Kota

Pusat kota yang sering disebut juga Central Business District CBD terdiri dari satu atau lebih sistem pada suatu pusat bagian kota yang mempunyai nilai lahan sangat tinggi. Daerah CBD ini ditandai dengan tingginya konsentrasi kegiatan perkantoran di sektor komersialperdagangan, perkantoran, bioskop, hotel, jasa dan juga mempunyai arus lalu-lintas yang tinggi Yeates, 1980:334. Konsentrasi penggunaan lahan yang tinggi di sektor produktif kota yang berpusat pada satu titik strategis kota menjadi suatu kawasan disebut pusat kota. Merujuk pada teori, tempat pusat merupakan suatu teori yang secara lengkap membahas susunan urban centre. Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain adalah Christaller dan August Losch. Masing-masing ahli mempunyai pendapat mengenai tempat pusat ini yang secara umum didasari oleh adanya pandangan rasional yang dimiliki oleh manusia. Rasionalisasi ini berupa keinginan manusia untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Selain dari itu teori tempat pusat juga memperhatikan tentang penyebaran pemukiman desa dan kota yang mempunyai perbedaan dalam ukuran. Dengan Universitas Sumatera Utara demikian terbentuk pusat-pusat wilayah yang merupakan pusat pelayanan bagi daerah-daerah disekitarnya, yang disebut sebagai daerah komplementer yang membentuk suatu hierarki Daljoeni, 1992:18. Pusat-pusat ini terbentuk karena sentralisasi tempat yang bersangkutan, bukan karena lokasinya yang berada dipusat. Sentralisasi tempat pusat ditentukan oleh pekerjaan sentral, barang-barang sentral dan pelayanan-pelayanan sentral. Dalam pengertian tersebut, tempat sentral merupakan tempat yang bukan saja secara likasi namun juga memberikan kemungkinan timbulnya bentuk partisipasi penduduk secara maksimal sebagai pelaku pelayanan maupun sebagai konsumen dari pelayanan- pelayanan yang tersedia. Tempat-tempat yang disebut sebagai pusat ini diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu bentuk geometrik heksagonal yang masing-masing simpul tersebut mempunyai daerah pengaruh sehingga membentuk hierarki jaringan. Wilayah pengaruh simpul-simpul memiliki batas-batas pengaruh berupa batas ambang, batas rill dan batas ideal batas ekonomi. Secara yuridis, batas-batas antara pusat kota dan bagian kota lainnya tidak dapat dikenali. Topografi, kelengkapan utilitas kota, infrastruktur, kondisi geologi dan kebijakan turut menjadi penentu dalam pertumbuhan pusat kota. Area-area yang terbangun diperkotaan yang terletak saling berdekatan yang meluas dari pusatnya hingga daerah pinggiran kota membentuk komunitas secara fisik Branch, 1995:51. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN