Metode Penelitian Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian terhadap perubahan tata guna lahan Kota Pamatang Raya merupakan kajian spasial atau keruangan, sehingga metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan keruangan, yakni merupakan pengkajian terhadap beberapa variabel yang digunakan dalam mengkaji perubahan tata guna lahan kota yang dapat terukur measureable, sehingga penelitian ini merupakan metode deskriptif analisis. Maksud dari penelitian ini adalah melakukan analisa data kuantitatif dan kualitatif dari observasi di lapangan untuk menjawab apakah faktor yang dominan dalam perubahan tata guna lahan Kota Pematang Raya. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait kemudian dianalisa kembali. Dengan demikian maka pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif rasionalistik yang melihat beberapa aspek yang digunakan dalam mempelajari kota. Peneliti juga melakukan depth interview dengan masyarakat sekitar yang tinggal di jalan protokol, pendekatan ini dilakukan untuk memperkaya temuan lapangan dan menyempurnakan data yang diinginkan. Selanjutnya analisa tersebut dihubungkan terhadap beberapa kebijakan pemerintah Kabupaten Simalungun. Dari hasil analisa akan didapatkan kesimpulan Universitas Sumatera Utara dari suatu faktor kecenderungan perubahan tata guna lahan perkotaan di Kota Pamatang Raya dan sekitarnya.

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakuka dengan mengadakan survey lapangan field research yang bermaksud untuk mendapatkan data primer dan sekunder yang diperlukan. Penelitian ini termasuk juga kedalam penelitian terapan applied research, yakni penelitian atau penyelidikan yang hati-hati dan sistematik terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan bagi keperluan tertentu Nazir, 1988; 30. Memperhatikan latar belakang permasalahan maka kajian permasalahan yang dianggap mampu memberikan penjelasan terhadap hasil penelitian dalam tesis ini adalah metode deskriptif. Dimana menurut Whitney 1960;44 dalam Nazir 1988;63, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpelasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari permasalahan-permasalahan dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Informasi yang didapat bukan hanya angka numerik saja, namun dalam memperkaya data dan lebih memahami fenomena penelitian, terdapat informasi kualitatif. Sebagai contoh dalam kuisioner terdapat beberapa keterangan tambahan yang memberikan informasi tentang apa yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi lahan. Universitas Sumatera Utara Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui seberapa besar perubahan yang terjadi dan bagaimana pendapat dan keinginan masyarakat terhadap perubahan tata guna lahan Kota Pematang Raya sebagai bahan pertimbangan dalam penataan ruang kota. 3.2.1 Kebutuhan data Data merupakan gambaran suatu keadaan atau persoalan yang dikaitkan dengan tempat dan waktu yang digunakan sebagai bahan untuk analisis dalam pengambilan keputusan. Data yang digunakan untuk bahan analisis dibagi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu hasil wawancara, kuisioner dan observasi, yang meliputi: 1. Data karakteristik responden, meliputi: mata pencaharian, asal daerah, status kependudukan dan tingkat pengetahuan responden tentang RTRW. 2. Data karakteristik lahan, meliputi data penggunaan lahan, data mengenai alasan pemilihan lokasi, alasan pengembangan lahan, persepsi terhadap kemajuan dan pengembangan kawasan, persepsi terhadap daya tarik lokasi, persepsi terhadap pengarus alih fungsi lahan, proses pengurusan perijinan serta rencana-rencana program pembangunan yang dialokasikan diwilayah penelitian dengan wawancara kepada key persons dari instansi pemerintahkelurahankecamatan. Universitas Sumatera Utara Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari survey instansional melalui sumber yang relevan dengan topik yang diteliti yaitu dari instansi terkait seperti BAPPEDA, BPS, BKD, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Pekerjaan Umum, kantor kecamatan dan kelurahan, yang meliputi: 1. Data luas penggunaan lahan dirinci per kelurahannagori yang dilalui jalan protokol Kota Pamatang Raya tahun 2003, 2008 dan 2013. 2. Data karakteristik fisik berupa luas wilayah, kemiringan, jenis tanah dan ketinggian. 3. Data demografi berupa jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan mata pencaharian penduduk. 4. Data kebijakan tata ruang Kota Pamatang Raya yaitu RTRW dan peraturan tata ruang lainya. 5. Data rencana-rencana pembangunan disekitar jalan protokol kota Pamatang Raya berupa RDTR dan sejenisnya. 6. Data ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan di sepanjang jalan protokol atau pusat perkotaan Pamatang Raya. 3.2.2 Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini dimanfaatkan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung dilapangan, dan sebagai penunjang adalah dari kuisioner pertanyaan yang ditunjukkan pada responden key person, Universitas Sumatera Utara yakni para aparat instansi, tokoh masyarakat, pakar ilmu perkotaan, yang berkaitan dengan perubahan tata guna lahan Kota Pamatang Raya dan data sekunder didapatkan secara tidak langsung dari subyekobyeknya, yaitu berupa rencana pembangunan dan data numeric yang dapat diperoleh melalui buku literatur, dokumen penelitian atau melalui kajian literature sendiri. Sumber yang terkait bias dari instansi pemerintah, pendidikan maupun swasta. a. Pengumpulan data primer Survey primer dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak didapatkan dari data sekunder, sekaligus membuktikanmencocokan antara data sekunder dengan kondisi lapangan, misalnya tata guna lahan dengan kondisi penggunaan lahan di kawasan tersebut. Survey primer ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang gejala-gejala di lapangan dengan maksud untuk menyamakan informasi yang diperoleh dari data sekunder dengan kondisi di lapangan. Observasi ini akan dilakukan dengan alat rekam visual seperti foto dan tape recorder. 2. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan wawancara tatap muka. Wawancara ini dilakukan kepada responden dengan menggunakan pedoman pertanyaan sebagai panduan wawancara untuk menghimpun data. Universitas Sumatera Utara 3. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam peneliyian ini dipakai kuisioner bersifat tertutup dengan maksud bahwa jawaban kuisioner telah tersedia dan responden tinggal memilih beberapa alternatif yang telah disediakan yang mungkin turut mewarnai dalam keputusanya terhadap penggunaan lahan, maupun perubahan penggunaan lahan yang mungkin terjadi karena nilai opportunity yang mungkin diharapkannya dikawasan tersebut, serta alasan memilih lokasi tempat tinggal danatau usaha dikawasan tersebut. b. Data sekunder Data ini diperoleh melalui kajian studi pustaka, bahan data sekunder didapat dengan survai instansional melalui sumber yang relevan dengan topik yang diteliti yaitu dari BAPPEDA, BPS, Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Bina Marga, kantor kecamatan dan kelurahan yang kemudian dikategorikan dan disajikan dalam bentuk diskriptif, tabel, grafik atau gambar agar mudah diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data untuk data primer dan data sekunder dapat dilihat pada Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Kebutuhan Data No Sasaran Metode Nama Data Bentuk Data Sumber 1 Identifikasi perkembangan aktifitas kota Deskriptif Aktifitas: a. Perkantoran b. Perdagangan dan jasa Peta, Numerik Primer: Observasi Sekunder: BAPPEDA, Kecamatan, BPS 2 Identifikasi perubahan penggunaan lahan Overlay Guna Lahan di pusat kota Peta, Deskriptif, Foto Primer: Observasi, Wawancara Deskriptif Persepsi pengguna lahan: a. Daya tarik kawasan b. Prospek pengembangan kawasan c. Pembangunan kantor pemerintahan d. Rencana pembangunan e. Alasan pemilihan lokasi f. Alasan merubah lahan g. Potensi andalan kawasan h. Faktor penguat pembangunan i. Pengaruh alih fungsi lahan Deskriptif Primer : Observasi, Wawancara Deskriptif Rencana program pembangunan di pusat kota 1. Peta 2. Deskriptif Primer: wawancara Sekunder: Bappeda, DPU 3 Analisa faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di pusat kota Pamatang Raya Deskriptif Ketersediaan: 1. Sarana dan prasarana utilitas kota 2. Fasilitas perkotaan Aktifitas perkantoran pemerintah Aktifitas perdagangan dan jasa Kebijakan pemerintah Perkembangan penduduk dan Transformasi social Deskriptif Primer: Wawancara Responden Sekunder: Kecamatan Kelurahan Sumber: Peneliti, 2013 Universitas Sumatera Utara 3.2.3 Tahapan penelitian Adapun rincian kegiatan tahapan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan penelitian, meliputi berbagai kegiatan antara lain: a. Studi kepustakaan. b. Penyusunan usulan penelitian. c. Pengurusan perijinan. d. Penyiapan peralatan penelitian. 2. Tahap pelaksanaan penelitian meliputi: a. Survei instansional dan pengumpulan data sekunder. b. Survei lapangan. c. Wawancara. d. Kompilasi Data penelitian 3. Tahap evaluasi data berupa pengecekan dan evaluasi data yang telah dikumpulkan. 4. Tahap tumpang susun overlay peta-peta tematik untuk menganalisis obyek studi melalui peta sehingga menghasilkan informasi yang diinginkan secara spasial. Dari teknik ini akan diketahui adanya perubahan penggunaan lahan dari tahun ke tahun. 5. Tahap kompilasi dan analisa data baik secara manual maupun bantuan komputer CAD yang meliputi: a. Analisis secara umum mengenai perubahan tata guna lahan Kota Pamatang Raya. Universitas Sumatera Utara b. Analisis data untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tata guna lahan Kota Pematang Raya dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif. c. Interpretasi dari data-data dan peta-peta hasil overlay. 6. Tahap penulisan meliputi: a. Penyusunan outline tulisan. b. Penulisan dan kajian pustaka. c. Penyajian tulisan. d. Kesimpulan dan saran. 3.2.4 Teknik sampling Pengumpulan data adalah tindakan awal suatu riset atau penelitian dan biasanya mengandung maksud pengumpulan data, adapun data adalah informasi dari atau tentang suatu gejala. Tahap pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian masalah secara ilmiah. Kegiatan ini dilakukan melalui dua tahap yaitu pengumpulan data tahap pertama dan pengumpulan data tahap kedua. Tahap pertama adalah pengumpulan data sekunder yaitu melakukan pengumpulan berbagai informasi berupa telaah pustaka, dalam hal ini peneliti mempelajari data baik kuantitatif ataupun kualitatif melalui sumber dokumenter yakni data mengenai monografi kawasan studi, berbagai artikel yang berkaitan dengan materi penelitian, laporan dari konsultan dan Universitas Sumatera Utara sebagainya. Data dan informasi tersebut dikumpulkan guna menunjang, memperjelas serta melengkapi kajian teori. Tahap kedua yakni pengumpulan data primer, diperoleh dengan menggunakan kuesioner atau angket yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menangkap makna dari konsep yang diteliti. Serta menggunakan depth interview untuk memperkaya informasi yang dicari peneliti. Agar instrumen yang dimaksudkan dapat mengukur ketrampilan, sikap, dan kecenderungan dan biasa dipertanggung jawabkan dari segi kesahihan validitas dan keteladanan reliabilitas, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba guna melengkapi informasi jawaban bila perlu dilakukan interview atau wawancara dengan responden, sekaligus memberikan penjelasan yang diperlukan. Data yang berhasil dikumpulkan dari penyajian termasuk di dalamnya penelaahan data sekunder, pustaka dan dokumen, dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca dan dipahami terkait satu dengan yang lain, dan informatif. Usaha penyusunan demikian demikian ini disebut kompilasi data. Teknik sampling dilakukan atas pemilihan responden pada kawasan penelitian dengan menggunakan metode simple random sampling. Sampel adalah contoh atau wakil yang dipilih dari suatu populasi dan bersifat representatif. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan perhitungan proporsi Aaker, 2000: 94. Karena tidak diketahui kemungkinan nilai proporsi, maka diambil suatu proporsi yang menghasilkan varians populasi maksimum. Aaker menyatakan bahwa varians populasi maksimum akan terjadi bila proporsi populasi adalah sebesar 50. Universitas Sumatera Utara Diputuskan untuk mengestimasi proporsi sampel yang benar dalam populasi dengan kesalahan estimasi sekitar 10 keputusan subyektif dengan derajat kepercayaan 95 keputusan subyektif. Perhitungan ukuran sampel menjadi: Z 2 x 1-x 1,96 2 n = ------------- = -------------------- ……………………... III.1 0,5 0,5 E 2 0,1 2 n = 96,04 Dimana : x : Proporsi populasi 0,5 Z : α2 = 1,96 Tabel Z 1-x : Varians populasi 0,5 E : Kesalahan estimasi 0,1 n : Jumlah sample Jumlah sampel yang diperoleh sebesar 96,04. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden masyarakat.

3.3 Parameter Penelitian