Temuan Penelitian ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Adapun aturan penataan ruang dan lahan bangunan yang belum terbentuk merupakan kendala pembanguna yang dinyatakan oleh 15 responden. Sementara itu 10 responden menyatakan konsentrasi pembangunan yang berorientasi hanya pada kantor kabupaten dan kurangnya daya tarik untuk berinvestasi ekonomi menjadi kendala pembangunan di Kota Pematang Raya Gambar 5.22. Gambar 5.22 Kendala Pembangunan Pamatang Raya Sumber: Hasil Analisis, Peneliti 2013

5.3 Temuan Penelitian

Berdasarkan tujuan studi yang ditetapkan serta analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dalam studi ini, maka telah dipilah dua kelompok faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kota Pamatang Raya serta dikaji bentuk keterkaitan antara dua kelompok faktor tersebut dalam perubahan penggunaan lahan Kota Pamatang Raya Tabel 5.4, Tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan pada Kota Pamatang Raya FAKTOR TEMUAN PENELITIAN I. Faktor Eksternal 1 . Aktivitas P erkantoran Pemerintahan 2 Aktivitas Perdagangan dan Jasa 3 . Kebijakan Pemerintah 1. Aktifitas perkantoran Pemerintahan Kabupaten Simalungun di Pamatang Raya membangkitkan kegiatan penunjang berupa kawasan perdagangan dan perumahan. Masyarakat menyambut baik kegiatan pemerintahan di Pematang raya sebagai lokomotif pembangunan wilayah. 2. Merupakan faktor penarik bagi berkembangnya peruntukan kawasan yang lebih kompleks.perdagangan, perumahan, sekolah, pasar dll 3. Sebagai pusat pertumbuhan pembangunan wilayah 4. Tidak cukup mendukung perkembangan pembangunan wilayah karena sebahagian besar pegawai tidak menetap di Pematang raya 5. Fasilitas umum dan sosial sekitar kurang lengkap, masyarakat masih berkegiatan ke Pematang Siantar 6. Aktifitas komuter penglaju yang lebih banyak di perkantoran pemerintahan. 1. Banyaknya permintaan untuk kebutuhan perdagangan dan jasa mendorong penduduk untuk beralih pekerjaan dari bertani menjadi Merupakan daya tarik kuat terutama di jalur jalan, lokasi yang dekat dengan pasar dan peruntukan komersial bagi perubahan guna lahan 2. Aktifitas perdagangan dan jasa menimbulkan perubahan guna lahan dari permukiman pertanian menjadi peruntukan komersil pertokoan sepanjang jalan utama kota 3. Pembangunan fasilitas perdagangan yang sporadis dilakukan masyarakat menjadikan kawasan komersil kumuh dan tidak teratur sepanjang tepian jalan utama 4. Potensi lokasi strategis aktifitas dagang dan jasa yang berpengaruh terhadap perubahan guna lahan adalah sepanjang jalan besar, dekat kantor pemerintah dan dekat pasar. 1. Ditetapkanya Pamatang Raya sebagai Ibukota Kabupaten Simalungun. 2. Tingkat keberhasilan integrasi program dan kebijakan pemerintah dalam menata dan mengembangkan kota Pamatang Raya dari ketersediaan infrastruktur dan fasilitas perkotaan baik secara kualitas maupun kuantitas termasuk aktifitas yang berlangsung didalamnya 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jalan dengan mengadakan perbaikan kondisi dan pelebaran badan jalan. 4. Pembangunan dan pengembangan ruas jalan Tanjung Morawa – Saribu Dolok – Tongging Rawasaring yang melewati Ibukota Kabupaten Simalungun, akan mendukung pengembangan kota terutama untuk fungsi pariwisata. 5. Keberadaan bandara perintis juga sangat mendukung pengembangan kawasan perkotaan 6. Adanya investasi baru yang memicu perubahan fisik lahan kota adalah hasil dari kebijakan pemerintah 7. Kurangnya pengawasan dan sosialisasi peraturan pemerintah yang mengakibatkan pembangunan berjalan sporadis sehingga pusat kota nampak semrawut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Lanjutan FAKTOR TEMUAN PENELITIAN II. Faktor Internal 1 . Kependudukan 2. Transformasi Sosial 3. Potensi Lahan 1. Meningkatnya kepadatan penduduk seiring dengan meningkatatnya kebutuhan akan permukiman, beragam aktifitas kawasan, dan kebutuhan akan ulitisas sarana dan prasarana kota 2. Faktor sebaran penduduk tidak merata mempengaruhi kepadatan lokasi strategis 3. Faktor banyaknya tenaga kerja dari luar kota menjadikan pola permukiman tidak menetap yang menjamur dan tidak terkendali. 4. Faktor pola migrasi, komuter, penetap sementara membentuk cluster hunian yang berpengaruh terhadap perubahan tata guna lahan 5. Faktor pemusatan kependudukan berada di sekitar pusat pemerintahan, jalan raya dan pasar tradisional menjadi sentra bagi perubahan guna lahan. 1. Banyaknya permintaan untuk kebutuhan perdagangan dan jasa mendorong penduduk untuk beralih pekerjaan dari bertani menjadi berdagang atau jasa. 2. Usia produktif 18-55tahun yang tinggi mempengaruhi tingginya pencari kerja di pusat kota karena lapangan kerja yang ditawarkan lebih banyak daripada di pinggiran kota. 3. Hampir 60 penduduk kota berpendidikan SLTP atau lebih rendah dari SLTP. Tingkat pendidikan responden yang rendah berpengaruh terhadap pola piker dan pemahaman tentang produk tata ruang terkait dengan keinginan dan kebutuhan penduduk dalam mengubah guna lahan. 4. Mata pencaharian dan tingkat pendapatan mendorong masyarakat untuk mengembangkan usahanya dengan memperluas atau mengubah bangunan sesuai dengan kebutuhan 5. Rendahnyapenghasilan dari pekerjaan pertanian mendorong penduduk beralih profesi ke sector perdagangan dan jasa. 6. Faktor tumbuhnya sikap konsumtif mempengaruhi perubahan guna lahan 7. Faktor kedekatan sosial kekeluargaan mempengaruhi penetapan peruntukan wilayah usaha masyarakat 8. Faktor terbukanya aksesibilitas transformasi dan informasi internet . 1. Faktor keterjangkauan harga lahan relatif murah 2. Faktor ketersediaan lahan di tepian jalan yang masih cukup banyak. 3. Faktor persepsi masyarakat bahwa wilayah tersebut akan cepat berkembang 4. Faktor Infra struktur lahan yang semakin baik di wilayah tepian jalan 5. Faktor potensi lahan warisan dan turun temurun yang dikelola oleh masyarakat asli setempat 6. Faktor alasan perubahan yaitu melihat adanya peluang usaha di lahan tersebut 7. Faktor pemanfaatan lahan secara turun temurun 8. Faktor peningkatan potensi lahan dari pemanfaatan hunian menjadi komersial Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Lanjutan FAKTOR TEMUAN PENELITIAN III. Faktor Internal 4 . Aksesibilitas 5. Infrastruktur 6. Elastisitas Guna Lahan 1. Faktor tersedianya sarana aksesibilitas jalan dan sarana transportasi yang baik 2. Faktor kemudahan transportasi dari wilayah lain 3. Faktor daya tarik kegiatan suatu wilayah misalnya pasar, sekolah, pusat komersil 4. Faktor belum meratanya pembangunan jalan menuju wilayah pedesaan 5. Faktor terkelompokkannya daya tarik kawasan pada tepian jalan 1. Faktor tersedianya infrastruktur yang baik di kawasan pemerintahan kab. Simalungun 2. Faktor pembangunan jalan menuju pusat wilayah 3. Faktor sarana jalan menuju kawasan komerial perdagangan 4. Faktor tersedianya sarana transportasi angkutan umum 5. Faktor rencana pembangunan infrastruktur tahap selanjutnya 6. Faktor belum tersosialisasikannya rencana pembangunan infrastruktur 7. Faktor belum meratanya pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah pembangunan . 1. Faktor potensi kegiatan lokal berupa perdagangan hewan, perladangan kopi dan pasar tradisional daerah berpengaruh terhadap perubahan fungsi peruntukan lahan 2. Faktor Potensi keterkenalan kota Pematang Raya sebagai kota pertama terbesar di Simalungun 3. Faktor Potensi keterkenalan pasar tradisional Pematang Raya sebagai pasar distribusi daerah sekitarnya 4. Faktor Potensi lahan untuk perkebunan kopi yang luas sebagai potensi investasi agrobisnis 5. Faktor penguat pembangunan kawasan berupa kelengakpan infrastruktur jalan 6. Faktor penguat pembangunan kawasan adalah pengukuhan Pematang Raya sebagai Ibukota Kabupaten Simalungun 7. Faktor penghambat pembangunan adalah kemampuan SDM rata-rata rendah, pembangunan jalan belum menyeluruh, dan arahan “bukan kota Transit” Sumber: Hasil Analisis, Peneliti 2013 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Keterkaitan Antara Faktor Eksternal dan Faktor Internal Dalam Perubahan Penggunaan Lahan Pada Kota Pamatang Raya Faktor Internal Faktor Eksternal Aktifitas pemerintahan Aktifitas perdagangan Jasa Kebijakan Pemerintah Kependudukan Aktifitas pemerintahan merupakan daya tarik bagi peningkatan populasi penduduk Aktifitas perdagangan merupakan daya tarik bagi investor dan kegiatan ekonomi daerah Kebijakan meningkatkan daya tarik wilayah untuk pemerataan sebaran penduduk Sosial Aktifitas pemerintahan merupakan sentra hubungan sosial masyarakat Aktifitas perdagangan merupakan sarana masyarakat dalam bersosialisasi melakukan hubungn jual beli Kebijakan mengenai peningkatan fasilitas sosial dan fasilitas umum Aksesibilitas Akses masyarakat kepada fasilitas pelayanan publik oleh pemerintah lebih mudah Pembukaan fasilitas dagang baru di wilayah menjamin sebaran pusat pertumbuhan Akses kepada produk kebijakan berkaitan dengan rencana pengembangan wilayah lebih transparan dan terjangkau Potensi Lahan Penetapan fasilitas pemerintahan merupakan daya dorong bagi potensi lahan sekitar untuk berkembang cepat Peruntukan aktifitas perdagangan jasa relatif lebih cepat berkembang meningkatkan potensi nilai lahan kawasan Penetapan kebijakan tata ruang yang mengantisipasi perkembangan perubahan guna lahan Infrastruktur Pembangunan pusat pemerintahan yang didukung oleh infrastruktur merupakan daya tarik kawasan Pertumbuhan pusat perdagangan perlu dukungan infrastruktur pelayanan pusat komersial Kebijakan perencanaan infrastruktur sesuai dengan perkembangan perubahan guna lahan Elastisitas Guna Lahan Pembangunan pusat pemerintahan menjadi sentra perkembangan wilayah dengan elastisitas tinggi Pusat perkembangan perdagangan jasa sepanjang jalan raya menjad sentra perkembangan wilayah elastisitas tinggi Kebijakan tata ruang pemerintah mengantisipasi dan mengkontrol elastisitas perkembangan guna lahan wilayah Sumber: Hasil Analisis, 2013 Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI