4.4.3 Hasil pengamatan kematian
Mencit yang mati selama waktu pemberian sediaan uji dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil pengamatan kematian
Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, 4 dan 5 = dosis 1000, 2000, 4000 dan 8000 mgkg bb; bb = berat badan
Pada Tabel 4.3 terlihat pada kelompok kontrol, dosis 1000 dan 2000 mgkg bb tidak ada mencit yang mati selama waktu pemberian sediaan uji, sedang
pada dosis 4000 mgkg bb jumlah mencit yang mati 3 ekor dan dosis 8000 mgkg bb 4 ekor. Hal tersebut dikarenakan pemberian EEBPJ setiap hari selama 28 hari
sehingga terjadi kerusakan organ yang dapat menyebabkan kematian pada mencit. Kandungan senyawa metabolit sekunder dalam EEBPJ juga merupakan penyebab
kematian mencit. Alkaloid cukup toksik sehingga pemberian dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan kematian Elya, dkk., 2010.
Suatu zat pada dasarnya bersifat racun dan terjadinya keracunan ditentukan oleh dosis dan cara pemberian, namun dosis merupakan faktor utama
yang terpenting Ganiswara, 1995. Efek toksik merupakan efek yang sangat berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian. Efek toksik suatu zat dipengaruhi oleh zatnya, target organ, besar dosis dan kondisi fisiologi membran biologi yang terpapar Priyanto,
2009. Kelompok
Jumlah mencit Jumlah
kematian Hari
P1 5
- P2
5 -
P3 5
- P4
5 3
12, 14, 25 P5
5 4
11, 13, 14, 17
Universitas Sumatera Utara
35,2 56,4
70,8 88,5
97
20 40
60 80
100 120
P1 P2
P3 P4
P5
r at
a- r
at a
k ad
ar A
L T
IU L
kelompok perlakuan 4.4.4
Hasil pengukuran kadar ALT
Pengukuran kadar ALT dilakukan pada hari ke 29, hasil rata-rata kadar ALT dapat dilihat pada Lampiran 9. Grafik rata-rata dapat dilihat pada Gambar
4.1.
Gambar 4.1 Grafik rata-rata hasil pengukuran kadar ALT
Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, 4 dan 5 = dosis 1000, 2000, 4000
dan 8000 mgkg bb; bb = berat badan Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa terdapat adanya perbedaan yang
signifikan antara kelompok perlakuan p 0,05. Pada kelompok kontrol rata-rata kadar ALT 35,20 IUL, dosis 1000 mgkg bb 56,40 IUL dan 2000 mgkg bb
70,80 IUL, terlihat hasil rata-rata kadar ALT dari ketiga kelompok tersebut masih dalam batas normal. Pada dosis 4000 mgkg bb 88,50 IUL dan dosis
8000 mgkg bb 97,00 IUL, rata-rata kadar ALT kelompok tersebut di atas batas normal. Kadar ALT darah mencit normal adalah 17–77 IUL Anonymous,
2009. Indikator yang spesifik untuk kerusakan hati adalah besarnya kandungan
ALT dan AST tetapi ALT memberikan hasil yang lebih spesifik dari pada AST
Universitas Sumatera Utara
Sherlock, 1981; Bauer, 1982; Murray, et al., 1995. Enzim ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati hepatosit, jadi lebih spesifik untuk penyakit hati
dibandingkan dengan enzim lain. ALT sering dijumpai dalam hati, sedangkan dalam jantung, ginjal, otak dan otot rangka kurang jika dibandingkan dengan
SGOT Hadi, 1995. Hepatosit apabila mengalami cedera enzim yang secara normal tersebut
berada di dalam sel yaitu sitoplasma akan masuk ke dalam aliran darah Sacher dan Richard, 2004.
4.4.5 Hasil pengamatan makropatologi