Histologi hati Intoksikasi hati

b. Fungsi metabolik Hati berperaan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan juga memproduksi energi. Hati mengubah ammonia menjadi urea, untuk dikeluarkan melalui ginjal dan usus. c. Fungsi pertahanan tubuh Hati mempunyai fungsi detoksifikasi dan perlindungan yang dilakukan oleh enzim-enzim hati untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat yang kemungkinan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif. Fungsi perlindungan dilakukan oleh sel kupffer yang terdapat di dinding sinusoid hati.

2.4.3 Histologi hati

Hati terdiri atas unit-unit heksagonal yaitu lobulus hati. Di bagian tengah setiap lobulus hati terdapat sebuah vena sentralis yang dikelilingi secara radial oleh sel-sel hati hepatosit Junqueira dan Corneiro, 2007. Gambar histologi hati dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut Eroschenko, 2010. Gambar 2.2 Histologi hati Universitas Sumatera Utara Sel hati bebentuk polihedral dengan inti bulat yang terletak di tengah dan kadang tampak lebih dari satu inti akibat pembelahan sitoplasma yang tidak sempurna Dellman and Brown 1992. Sel tersebut terletak di antara sinusoid yang berisi darah dan saluran empedu Lu, 1995. Darah yang mengandung toksin dibawa dari usus kemudian masuk ke hati melalui vena porta kemudian melewati sinusoid menuju vena sentralis Macfarlane, et al., 2000. Hati menerima darah dari dua sumber yaitu darah arteri dari arteri hepatika kiri dan kanan, dan darah vena dari vena porta hepatika yang mengalir dari saluran pencernaan dan limpa Underwood, 1994. Sebanyak 80 dari aliran darahnya berasal dari vena porta yang mengangkut darah rendah oksigen. Sisanya 20 berasal dari arteri hepatika yang memasok darah kaya oksigen. Darah meninggalkan hati melalui vena hepatika yang mengalir menuju vena kava inferior Underwood, 1994.

2.4.4 Intoksikasi hati

Metabolisme umumnya berlangsung di hati karena di hati banyak terdapat enzim pemetabolisme. Tujuannya adalah membuat senyawa menjadi lebih polar sehingga mudah dieksresikan dan menjadi kurang toksik, namun ada senyawa tertentu yang setelah mengalami metabolisme menjadi lebih toksik Priyanto, 2009. Kerusakan pada hati dapat terjadi oleh beberapa faktor yaitu onset pemaparan yang terlalu lama, durasi pemaparan, dosis dan sel inang yang rentan Jubb, 1993. Kerusakan yang terjadi pada sel hati dapat bersifat sementara reversible dan tetap irreversible Wisaksono, 2002. Sel akan mengalami perubahan untuk beradaptasi mempertahankan hidupnya, perubahan ini biasa disebut degenerasi. Degenerasi terjadi karena adanya gangguan biokimiawi yang Universitas Sumatera Utara disebabkan oleh iskemia, anemia, metabolisme abnormal dan zat kimia yang bersifat toksik Cheville, 1999. Degenerasi hidropik merupakan peristiwa meningkatnya kadar air di intraseluler yang menyebabkan sitoplasma dan organel-organel membengkak dan membentuk vakuola-vakuola. Rusaknya permeabilitas membran sel menyebabkan terhambatnya aliran Na + keluar dari sel sehingga menyebabkan ion-ion dan air masuk secara berlebihan kedalam sel. Degenerasi hidropik merupakan respon awal sel terhadap bahan-bahan yang bersifat toksik, serta merupakan proses awal dari kematian sel Jones, et al., 1997; Cheville, 1999. Kadar Na + intrasel diatur oleh pompa Na + yang memerlukan ATP, jika ATP berkurang maka akan mengakibatkan masuknya Na + ke intrasel melebihi jumlah normalnya Priyanto, 2009. Kerusakan sel secara terus-menerus akan mencapai suatu titik sehingga terjadi kematian sel Lu, 1995. Paparan zat toksik pada sel apabila cukup hebat atau berlangsung cukup lama, maka sel tidak dapat lagi mengkompensasi dan tidak dapat melanjutkan metabolisme Priyanto, 2009. Inti sel yang mati dapat terlihat lebih kecil dan menjadi lebih padat kariopiknosis, hancur bersegmen- segmen karioreksis dan kemudian inti sel menghilang kariolisis Underwood, 1994. Nekrosis hati adalah kematian hepatosit yang umumnya merupakan kerusakan akut Lu, 1995.

2.5 ALT Alanine Aminotransferase