4.4.1 Hasil pengamatan gejala toksik
Hasil pengamatan yang dilakukan setiap hari selama 28 hari terhadap adanya kejang, salivasi, diare, lemas, perubahan bulu, gerak-gerik hewan seperti
berjalan mundur dan berjalan dengan perut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pengamatan gejala toksik
Kelompok Kejang
Salivasi Diare Lemas
Perubahan bulu
Gerak gerik Rontok
Warna Jalan
mundur Jalan
dengan perut
P1 -
- -
- -
- -
- P2
- -
- -
- -
- -
P3 -
- -
- -
- -
- P4
+ -
- +
+ +
- -
P5 +
- -
+ +
+ -
- Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, 4 dan 5 = dosis 1000, 2000, 4000
dan 8000 mgkg bb; bb = berat badan; - = tidak menunjukkan gejala; + = menunjukkan adanya gejala
Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa pemberian EEBPJ tidak ditemukan adanya gejala toksik pada kelompok kontrol dan perlakuan pada dosis 1000 dan 2000
mgkg bb. Pada dosis 4000 dan 8000 mgkg bb ditemukan gejala toksik yaitu terjadi kejang, lemas dan perubahan bulu pada mencit. Hal tersebut menunjukkan
adanya hubungan antara dosis dan efek toksik, dimana makin besar dosis yang diberikan makin besar efek toksik yang timbul Lu, 1995. Zat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan berkaitan dengan dosis yang diberikan yaitu efek samping, efek merugikan dan efek toksik Priyanto, 2009.
Setiap zat bila diberikan dengan dosis yang cukup besar akan menimbulkan gejala-gejala toksik Ganiswara, 1995. Hewan percobaan yang
bereaksi terhadap toksisitas suatu senyawa tertentu, akan disertai tanda-tanda seperti bulu berdiri, diare, serta pembengkakan atau pembentukan warna merah
pada badan hewan Anderson, et al., 2005.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Hasil pengamatan berat badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari dari hari 0 sampai hari ke 28 untuk menentukan volume sediaan yang diberikan, sedangkan yang dianalisis
secara statistik dilakukan seminggu sekali. Rata-rata berat badan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil rata-rata berat badan
Hari Rata-rata berat badan g ± SD
P1 P2
P3 P4
P5 25,80±0,64
25,72±0,51 25,76±0,63
25,80±0,44 25,94±0,47 7
32,58±4,31 34,22±1,69
32,92±1,88 33,92±2,34 36,92±4,74
14 34,40±4,05
35,04±5,49 34,50±4,56
34,56±1,95 40,10±7,91 21
34,04±3,46 35,34±6,68
35,96±3,98 35,06±2,45
44,50±- 28
35,76±2,03 36,18±6,95
36,42±4,14 36,05±0,49
44,70±- 29
35,28±1,80 35,84±7,19
35,58±3,97 34,70±0,56
43,10±- Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, 4 dan 5 = dosis 1000, 2000, 4000
dan 8000 mgkg bb; bb = berat badan Pada Tabel 4.2 hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kenaikan berat badan dengan pemberian EEBPJ p 0,05. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pemberian EEBPJ selama 28 hari tidak berpengaruh
terhadap perkembangan berat badan mencit. Parameter yang merupakan indikator sensitif untuk mengetahui toksisitas
yaitu gejala toksik dan berat badan. Hewan uji diamati setiap hari untuk gejala toksik dan berat badan diukur secara berkala Gupta dan Bhardwaj, 2012.
Berkurangnya pertambahan berat badan merupakan indeks efek toksik yang sederhana namun sensitif Lu, 1995. Kekurangan protein dalam ransum
dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan. Secara umum penambahan berat badan akan dipengaruhi oleh jumlah konsumsi pakan yang dimakan dan
kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan tersebut Ichwan, 2003.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Hasil pengamatan kematian