disebabkan oleh iskemia, anemia, metabolisme abnormal dan zat kimia yang bersifat toksik Cheville, 1999.
Degenerasi hidropik merupakan peristiwa meningkatnya kadar air di intraseluler yang menyebabkan sitoplasma dan organel-organel membengkak dan
membentuk vakuola-vakuola. Rusaknya permeabilitas membran sel menyebabkan terhambatnya aliran Na
+
keluar dari sel sehingga menyebabkan ion-ion dan air masuk secara berlebihan kedalam sel. Degenerasi hidropik merupakan respon
awal sel terhadap bahan-bahan yang bersifat toksik, serta merupakan proses awal dari kematian sel Jones, et al., 1997; Cheville, 1999. Kadar Na
+
intrasel diatur oleh pompa Na
+
yang memerlukan ATP, jika ATP berkurang maka akan mengakibatkan masuknya Na
+
ke intrasel melebihi jumlah normalnya Priyanto, 2009.
Kerusakan sel secara terus-menerus akan mencapai suatu titik sehingga terjadi kematian sel Lu, 1995. Paparan zat toksik pada sel apabila cukup hebat
atau berlangsung cukup lama, maka sel tidak dapat lagi mengkompensasi dan tidak dapat melanjutkan metabolisme Priyanto, 2009. Inti sel yang mati dapat
terlihat lebih kecil dan menjadi lebih padat kariopiknosis, hancur bersegmen- segmen karioreksis dan kemudian inti sel menghilang kariolisis Underwood,
1994. Nekrosis hati adalah kematian hepatosit yang umumnya merupakan kerusakan akut Lu, 1995.
2.5 ALT Alanine Aminotransferase
Tes fungsi hati yang umum untuk mengetahui adanya gangguan dalam organ hati adalah dengan mengukur serum aminotransferase yaitu ALT Alanine
Aminotransferase atau SGPT Serum Glutamic Pyruvic Transaminase Wibowo,
Universitas Sumatera Utara
dkk., 2005. ALT memindahkan satu gugus amino antara alanin dan asam alfa keto-glutamat, fungsi ini penting untuk pembentukan asam-asam amino yang
dibutuhkan untuk menyusun protein di hati Sacher dan Richard, 2004. ALT merupakan enzim aminotransferase yang dibuat dalam sel hati
hepatosit, jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. ALT sering dijumpai dalam hati, sedangkan AST terdapat lebih banyak di
jantung, otot rangka, otak dan ginjal dibandingkan di hati Sagita, dkk., 2012. ALT memberikan hasil yang lebih spesifik dari pada AST Sherlock, 1981; Bauer,
1982; Murray, et al., 1995. Kadarnya dalam serum meningkat terutama pada kerusakan dalam hati dibandingkan dengan AST Hadi, 1995.
Hepatosit apabila mengalami cedera enzim yang secara normal tersebut berada di dalam sel yaitu sitoplasma akan masuk ke dalam aliran darah Sacher
dan Richard, 2004. Kerusakan pada sel hati yang sedang berlangsung dapat diketahui dengan mengukur parameter fungsi hati berupa zat dalam peredaran
darah yang dibentuk oleh sel hati yang rusak atau mengalami nekrosis. Pemeriksaan enzim seringkali menjadi satu-satunya petunjuk adanya penyakit hati
yang dini atau setempat Widman, 1995. ALT darah mencit normal adalah 17–77 IUL Anonymous, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu pengumpulan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan
simplisia, pembuatan ekstrak, pengamatan meliputi gejala toksik, berat badan, kematian, pengukuran kadar ALT, makropatologi dan histopatologi organ hati
kemudian dilakukan analisis statistik.
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, alat bedah Wells spencer, alat destilasi, blender Miyako, freeze
dryer Edward, kamera digital, lemari pengering, neraca digital Vibra, neraca hewan Presica Geniweigher GW-1500, neraca kasar ohaus, oral sonde, rotary
evaporator heidolph VV-300 dan spuit 1 ml Terumo. 3.1.2
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan dan bahan kimia. Bahan tumbuhan yang digunakan yaitu bunga pepaya
jantan Carica papaya L.. Bahan kimia yang digunakan yaitu akuades, etanol 80, formalin 10, kloroform dan natrium klorida 0,9.
3.2 Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit jantan dengan berat badan 25-35 gram, berumur 2-3 bulan. Sebelum pengujian, mencit diaklimatisasi
terlebih dahulu selama 7-14 hari. Sebanyak 25 ekor mencit dibagi dalam 5 kelompok.
Universitas Sumatera Utara