Penentuan Program Pembinaan Kesiswaan

38 kemanusiaan siswa secara utuh, yang meliputi aspek kedalam spritual, aspek ilmu perilaku, aspek ilmu pengetahuan dan intelektual, dan aspek keterampilan. Dalam kamus ilmiah populer, kata ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pembelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstarkurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran untuk menumbuhkan potensi sumberdaya manusia SDM yang dimiliki siswa, baik berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang didapatnya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangakan potensi dan bakat yang ada didalam dirinya melalaui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan. Adapun maksud dari manajemem kegiatan ekstrakurikuler menurut Mulyono 2009: 188, merupakan seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran kurikulum untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan menurut Wahjosumidjo 2010: 256, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang dilaksanakan oleh di sekolah maupun di luar sekolah yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, penyaluran bakat dan minat, serta untuk meningkatkan kaualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta budi pekerti. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan non akademik yang diadakan di luar jam pelajaran, dan bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, serta mengembangkan bakat dan minat siswa. Kegiatan- 39 kegiatan ekstrakurikuler menurut Mulyono 2009: 194, antara lain olah raga dan kesenian, pramuka sekolah, majalah dinding, dan PMR Palang Merah Remaja. Fungsi dan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler menurut Mulyono 2009: 189, yaitu sebagai berikut. 1 Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta. 2 Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat siswa agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya. 3 Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas. 4 Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri. 5 Mengembangkan sensitivitas siswa dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosal keagamaan. 6 Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa agar memiliki sifat yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan termpil. 7 Memberi peluang siswa agar memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, secara verbal dan nonverbal. d. Pelaksanaan Kedisiplinan dan Tata Tertib terhadap Siswa Sekolah sebagai sebagai lembaga pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan proses pembelajaran, namun juga untuk memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosialnya. Menurut Minarti 2011: 192, dalam arti yang luas disipilin mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu siswa agar mereka memahami dan menyesuiakan diri dengan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan siswa terhadap lingkungannya. Kedisipilinan yang diterapkan di sekolah bertujuan untuk melatih siswa dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungannya. Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan, sekolah perlu membuat peraturan dan konsekuensi 40 atau sanksi yang diperolah oleh siswa jika melanggarnya dan juga memberikan apresiasi agar dapat menumbuhkan sikap dan perilaku siswa baik untuk lebih ditingkatkan hal tersebut biasanya tertuang pada peraturan tata tertib yang ada di sekolah. Fungsi tata tertib menurut Suharsimi dan Lia Yuliana 2009: 61, bersifat ganda yaitu untuk anak-anak itu sendiri agar secara individual sikapnya baik dan mengatur pergaulan di sekolah itu teratur, tidak ada yang berkelakuan dan bersifat semaunya sendiri, sehingga tidak terjadi kekacauan. Tata tertib biasanya mempunyai kekuatan yang memaksa dan dapat diartikan sebagai ancaman yang secara halus di sebut sanksi. Urutan sanksi antara lain a memberikan teguran; b peringatan tertulis; c diskors atau dikeluarkan sementara waktu; dan d dikeluarkan dari sekolah. Menurut Suharsimi dan Lia Yuliana 2009: 62, pelaksanaan tata tertib memerlukan perhatian sebagai berikut. 1 Tata tertib harus diperkenalkan kepada siswa secara jelas kepada anak dan memiliki kelayakan untuk dilaksanakan. 2 Setelah dikeluarkan dan dinyatakan berlaku, harus ada pengawasan tentang terlaksananya atau tidak tata tertib tersebut. 3 Apabila terjadi pelanggaran harus ada tindakan.

5. Pelaksanaan Pembinaan Kesiswaan

Kepala sekolah merupakan pihak yang pertama dan utama bertanggungjawab terhadap pembinaan kesiswaan, dan dalam melakukan pembinaan hendaknya sesuai dengan tujuan dan hasil-hasil yang diharapkan. Keberhasilan pembinaan sangat tergantung pada peranan kepala sekolah sebagi manajer, pemimpin, pendidik dan sebagai staf.