Identifikasi Sistem Pemodelan Sistem Pengendalian Emisi kendaraan Bermotor di Kota
Populasi Pengendalian
Pencemaran
Jumlah Kendaraan
Beban Emisi Konsentrasi
Ambien Pencemaran
Udara Kualitas
Lingkungan Penyakit
ISPA
Biaya Kesehatan
Produktifitas
Pendapatan Masyarakat
+ +
+ +
+ +
- -
+
+ +
-
-
+ -
-
Gambar 18. Diagram lingkar sebab akibat sistem pengendalian emisi kendaraan bermotor di Kota Makassar.
Peningkatan beban emisi kendaraan bermotor akan menurunkan kualitas udara yang berdampak tidak hanya pada aspek ekologi dan ekonomi, tetapi juga
pada aspek estetika dan kesehatan manusia. Pencemaran udara bersifat kompleks dimana tingkat pencemaran berubah terhadaap waktu dinamis dan terkait dengan
banyak pemangku kepentingan multistakeholder. Oleh karena itu, dalam melakukan analisis sistem pengendalian pencemaran membutuhkan beberapa
informasi yang dapat digolongkan menjadi beberapa variabel, yaitu variabel input, variabel output dan parameter yang membatasi susunan sistem.
Diagram input output yang sering disebut diagram kotak gelap black box menggambarkan hubungan antara output yang akan dihasilkan dengan input
berdasarkan tahapan analisis kebutuhan dan formulasi masalah. Pada Gambar 19 diperlihatkan diagram black box sistem pengendalian pencemaran emisi
kendaraan bermotor di Kota Makassar.
+
INPUT LINGKUNGAN • UU No. 32 Tahun 2009
• PP No. 41 Tahun 1999 • SK Gubernur Sulsel No. 14 tahun 2003
INPUT TAK TERKENDALI • Partisipasi masyarakat
• Cuaca OUTPUT YG DIKEHENDAKI
• Partisipasi masyarakat meningkat • Beban emisi menurun
• Kualitas udara memenuhi baku mutu • Kesehatan tidak terganggu
Gambar 19. Diagram Input-Output model pengendalian pencemaran emisi
kendaraan bermotor. Variabel input model terdiri dari input lingkungan input tidak langsung
serta input terkendali dan tak terkendali input langsung. Input lingkungan merupakan elemen-elemen yang mempengaruhi sistem secara tidak langsung
dalam pencapaian tujuan. Input ini berada di luar batasan sistem sehingga sering disebut sebagai input lingkungan. Input lingkungan pada model pengendalian
emisi kendaraan bermotor di Kota Makassar adalah kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kinerja sistem walaupun tidak secara langsung. Kebijakan
pemerintah yang dimaksud antara lain UU No. 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup, PP No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu emisi
kendaraan bermotor dan SK Gubernur Sulsel No. 14 Tahun 2003 tentang baku mutu udara ambien dan kebisingan.
Input terkendali dan input tak terkendali merupakan input langsung yang mempengaruhi kinerja sistem secara langsung. Input yang terkendali controlled
input adalah input yang secara langsung mempengaruhi kinerja sistem dan
bersifat dapat dikendalikan, sedangkan input tak terkendali uncontrolled input merupakan input yang diperlukan agar sistem dapat berfungsi dengan baik namun
tidak dapat dikendalikan. Jumlah kendaraan serta sarana dan prasarana transportasi merupakan input terkendali karena pemerintah dapat membuat
kebijakan untuk mengendalikan produksi jumlah kendaraan begitu pula dengan jumlah sarana dan prasarana transportasi.
Partisipasi masyarakat dan cuaca merupakan input yang tidak dapat dikendalikan, namun berpengaruh bagi pencapaian tujuan sistem. Kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk berpartisipasi mengendalikan pencemaran emisi kendaraan bermotor misalnya melalui penggunaan transportasi
massal, penghematan BBM, atau penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan akan membawa pengaruh negatif bagi output atau kinerja sistem secara langsung.
Rendahnya pasrtisipasi masyarakat akan meningkatkan output yang tidak diinginkan, sehingga memerlukan tindak lanjut melalui umpan balik manajemen
pengendalian emisi kendaraan agar menghasilkan output yang diinginkan. Pengendalian merupakan proses pengaturan terhadap pengoperasian sistem dalam
menghasilkan output yang dikehendaki Hartrisari, 2007.