Gambar 25. Simulasi jumlah kendaraan di Kota Makassar tahun 2011 hingga 2026 berdasarkan jenis kendaraan.
Pertumbuhan jumlah kendaraan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan kendaraan yang berbeda untuk masing-masing jenis kendaraan. Laju pertumbuhan
kendaraan tertinggi yaitu sepeda motor sebesar 13.59 diikuti oleh jenis kendaraan mobil penumpang 10.37, bis 6.81, dan truk 2.64. Apabila
tidak dilakukan pembatasan jumlah kendaraan, maka akan menimbulkan kemacetan akibat kapasitas jalan yang cenderung konstan setiap tahunnya.
5.5.6.2 Estimasi Konsentrasi Ambien
Analisis beban emisi dibutuhkan sebagai masukan bagi model dispersi untuk mengestimasi konsentrasi ambien masing-masing parameter polutan. Nilai
konsentrasi ambien terdiri atas nilai konsentrasi pada musim kemarau dan nilai konsentrasi pada musim hujan. Soedomo 2002, menyatakan bahwa diantara
unsur-unsur iklim yang paling menentukan tingkat dan pola penyebaran pencemar udara adalah curah hujan dan angin, untuk parameter pencemar udara tertentu
juga dipengaruhi oleh kelembaban nisbi udara. Hujan akan melarutkan dan mereaksikan pencemar udara sehingga dapat menurunkan kandungan pencemar
udara di udara ambien, sedangkan angin akan menyebarkan pencemar udara dari lokasi asalnya ke lokasi lain.
Penentuan kedua musim berdasarkan data curah hujan rata-rata bulanan yang diperoleh dari BMKG Wilayah Sulawesi Selatan 2010. Berdasarkan data
yang diperoleh memperlihatkan periode musim kemarau pada Bulan Agustus sampai September dengan curah hujan rata-rata 41 mm, sedangkan periode musim
hujan pada Bulan Desember hingga Februari dengan curah hujan rata-rata 738 mm.
1. Konsentrasi Ambien Musim Kemarau a
Konsentrasi ambien CO
Hasil simulasi model dinamis untuk konsentrasi ambien CO pada musim kemarau pada beberapa ruas jalan dan wilayah kecamatan di Kota Makassar
ditunjukkan pada Tabel 16 berikut. Tabel 16. Konsentrasi ambien CO musim kemarau tahun 2011 dan prediksi
hingga tahun 2026 di Kota Makassar.
No Ruas Jalan Kecamatan
Jenis Polutan
Total Konsentrasi Ambien µgm
3
2011 2016
2021 2026
1. Jl. P. Kemerdekaan km.18
Biringkanayya
CO 2864.09
4906.19 8447.27 14 618.84
2. Jl. G. Bawakaraeng
Bontoala 397.21
679.74 1169.62
2023.62 3.
Jl. Veteran selatan Mamajang
550.03 943.54
1627.59 2823.03
4. Jl. Dr. J. Leimena
Manggala 228.59
392.43 677.10
1174.22 5.
Jl. Botolempangan Mariso
249.39 428.30
739.06 1281.57
6. Jl. Jend. Urip Sumohardjo
Makassar 879.53
1509.59 2603.06
4510.23 7.
Jl. AP. Pettarani
Panakkukang 1310.91
2251.13 3886.29
6744.70 8.
Jl. S. Alauddin Rappocini
776.17 1332.48
2299.84 3990.78
9. Jl. Ir. Sutami Tallo
750.47 1277.42
2190.05 3779.47
10. Jl. P. Kemerdekaan km.10 Tamalanrea
2952.61 5057.16
8707.13 15 069.79 11. Jl. A. Tonro Tamalate
214.34 366.98
631.93 1094.24
12 Jl. Jend. Sudirman Ujung
Pandang 728.90
1251.93 2160.35
3746.02 13. Jl. Nusantara Ujung
Tanah 488.82
839.37 1449.33
2516.18 14. Jl. Sulawesi Wajo
267.43 458.79
790.73 1369.36
Hasil estimasi pada Tabel 16 menunjukkan bahwa pada tahun awal simulasi pada tahun 2011, nilai konsentrasi CO di seluruh wilayah masih berada
di bawah Baku Mutu Udara Ambien BMA yang diisinkan sesuai dengan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No. 14 Tahun 2003 yaitu sebesar 10 000
µgm
3
. Konsentrasi ambien CO berkisar antara 214.34 µgm
3
pada ruas jalan A. Tonro Kecamatan Tamalate hingga 2952.61
µgm
3
pada ruas jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Kecamatan Tamalanrea.
Hasil simulasi pada tahun 2016 hingga tahun 2021 juga menunjukkan bahwa nilai konsentrasi ambien yang dihasilkan pada seluruh ruas jalan belum