Model dan Pemodelan Sistem

dalam AHP dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden. responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengenal baik permasalahan tersebut. Jika responden merupakan kelompok, maka seluruh anggota diusahakan memberikan pendapat judgement. Nilai dan definisi pendapat kualitatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Skala komparasi pada Penilaian AHP Nilai Skala Definisi 1 Sama pentingnya 3 Sedikit lebih penting 5 Jelas lebih penting 7 Sangat lebih penting 9 Mutlak lebih penting 2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan Sumber: Saaty 1993 Keuntungan proses hirarki analitis menurut Marimin 2005 adalah: a. Konsistensi, mampu melacak konsistensi logis dari pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagaiprioritas. b. Sintesis, menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. c. Pengukuran, mampu memberi suatu skala untuk mengukur hal tak wujud dan suatu metode untuk menetapkan prioritas. d. Kompleksitas, mampu memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan yang kompleks. e. Kesatuan, memberikan suatu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur. f. Saling ketergantungan, mampu menangani saling ketergantungan elemen- elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.

4.8 Model dan Pemodelan Sistem

Model didefinisikasn sebagai suatu abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual, substitusi dari sistem nyata, abstraksi atau representasi dari suatu realitas atau sistem nyata Eriyatno, 2003; Ford, 1999, dimana sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan atau sistem yang dijadikan titik perhatian dan dipermasalahkan. Model merupakan penyederhanaan sistem Hartrisari, 2007. Karena sistem sangat kompleks, tidak mungkin membuat model yang dapat menggambarkan seluruh proses yang terjadi dalam sistem. Model dapat dikatakan lengkap jika dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang dikaji. Selain itu model merupakan representasi yang ideal bagi suatu sistem untuk menjelaskan perilaku sistem DSF, 2011. Hartrisari 2007, mengelompokkan model dalam 2 dua kategori yaitu model fisik dan model abstrak atau model mental. Model fisik merupakan miniatur replika dari keadaan sebenarnya sehingga dapat menggambarkan perilaku sistem dengan variabel yang sama seperti yang digunakan pada sistem nyata. Model abstrak merupakan model yang bukan fisik tetapi dapat menjelaskan kinerja dari sistem. Baik model fisik maupun model abstrak dapat dibagi lagi menjadi model statis dan model dinamis. Model dinamis memberikan gambaran nilai variabel terhadap perubahan waktu, sedangkan model statis tidak memperhitungkan waktu yang selalu berubah. Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang dimulai dengan mengidentifikasi serangkaian kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Menurut Eriyatno 2003 pada pendekatan sistem dalam penyelesaian suatu permasalahan selalu ditandai dengan: 1 pengkajian terhadap semua faktor penting yang berpengaruh dalam rangka mendapatkan solusi untuk pencapaian tujuan, dan 2 adanya model-model untuk membantu pengambilan keputusan lintas disiplin, sehingga permasalahan yang kompleks dapat diselesaikan secara komprehensif. Dalam merumuskan model, tahapan yang perlu dilakukan meliputi: a. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari suatu sistem Eriyatno, 2003. Dalam melakukan analisis kebutuhan, dinyatakan kebutuhan- kebutuhan yang ada, baru kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhan yang dideskripsikan. b. Formulasi Masalah Adanya keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda diantara peran stakeholder, akan menimbulkan conflict of interest dalam sistem. Untuk memetakan berbagai kepentingan stakeholder diperlukan analisis formulasi masalah sistem. c. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Tujuan identifikasi tersebut adalah memberikan gambaran tentang hubungan antara faktor-faktor yang saling mempengaruhi dalam kaitannya dengan pembentukan suatu sistem. Hubungan antar faktor digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab- akibat causal loop, kemudian dilanjutkan dengan interpretasi diagram lingkar ke dalam konsep kotak gelap black box. Dalam penyusunan black box jenis informasi dikategorikan menjadi tiga golongan yaitu peubah input, peubah output dan parameter-parameter yang membatasi struktur sistem. d. Simulasi Model Simulasi adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. Simulasi dilakukan melalui tahap-tahap: 1 penyusunan konsep, 2 pembuatan model, 3 simulasi, dan 4 validasi hasil simulasi Muhammadi et al.2001. e. Pengujian model Model merupakan penyederhanaan dari sistem. Dalam pengkajian sistem perlu ditetapkan tolok ukur model yang baik untuk meyakinkan bahwa model yang dibangun sesuai untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan ataupun kebijakan Hartrisari, 2007. Menurut Muhammadi et al. 2001, ada beberapa pengujian yang dilakukan terhadap model, antara lain: 1 Uji validitas struktur Uji ini dilakukan untuk mengetahui struktur model dengan konsep teori empirik. 2 Uji validitas kinerja Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan dapat diterima secara akademik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan cara memvalidasi output model, yaitu dengan membandingkan output model dengan data empirik. Ada beberapa teknik uji statistik yang dapat digunakan antara lain AME absolute mean error dan AVE absolute variation error dengan batas penyimpangan yang dapat ditolerir adalah 5 sampai 10. 3 Uji kestabilan model Uji ini dilakukan untuk melihat kestabilan atau kekuatan model dalam dimensi waktu. Uji dilakukan dengan cara menguji struktur model agregat yang diwakili oleh sub-submodel variabel utama. Pengujian dilakukan terhadap output masing-masing model. Model dikatakan stabil jika struktur model agregat dan disagregat memiliki kemiripan.

4.9 Metode Sistem Dinamik