Manfaat Penelitian Kebaruan Gagasan Novelty

Dampak terparah dari menurunnya kualitas udara adalah pada kesehatan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi. Peningkatan konsentrasi gas buang kendaraan tersebut di udara akan menyebar ke daerah sekitarnya dan sebagai akibatnya dapat mengganggu kesehatan masyarakat Cahaya, 2003. Kebijakan pembangunan transportasi dan manajemen yang kurang tepat serta aspek peruntukan lahan dan tata ruang yang tidak terencana akan memperburuk dampak negatif tersebut. Diperlukan strategi dan upaya pengendalian yang efektif agar dampak dari emisi kendaraan terhadap degradasi lingkungan dapat diminimalkan. Untuk menjaga kualitas udara sesuai baku mutu yang diinginkan, diperlukan upaya pengendalian. Tanpa upaya pengendalian, pencemaran akan terus berlangsung dan dampaknya akan semakin luas, baik dampak terhadap lingkungan maupun dampak terhadap kesehatan masyarakat. Pentingnya pengendalian kualitas udara merupakan implikasi dari tekanan polutan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun akibat meningkatnya jumlah sumber polutan. Beberapa pertanyaan penelitian terkait model pengendalian emisi kendaraan bermotor yang akan dibangun adalah: 1. Bagaimana karakteristik beban emisi CO, SO 2 , NO 2 dan PM 10 di Kota Makassar. 2. Bagaimana tingkat konsentrasi udara ambien CO, SO 2 , NO 2 dan PM 10 di Kota Makassar. 3. Bagaimana dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan nilai ekonomi akibat pencemaran. 4. Bagaimana prioritas strategi reduksi beban emisi 5. Bagaimana model pengendalian emisi kendaraan bermotor yang dapat diterapkan di Kota Makassar.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi berupa konsep model pengendalian emisi kendaraan bermotor dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini secara praktis dapat memberikan kontribusi antara lain: 1. Sebagai pedoman dalam penentuan titik pemantauan kualitas udara di Kota Makassar. 2. Sebagai pedoman perencanaan tata ruang kota berdasarkan distribusi spasial polutan. 3. Sebagai alternatif penyusunan kebijakan untuk mengatasi pencemaran emisi kendaraan bermotor di Kota Makassar. 4. Sebagai referensi bagi penelitian dalam bidang pencemaran udara khususnya dari emisi kendaraan bermotor.

1.6 Kebaruan Gagasan Novelty

Berkaitan dengan kebaruan dalam model pengendalian pencemaran udara khususnya yang bersumber dari emisi kendaraan bermotor, dilakukan melalui penelusuran kepustakaan berupa tesis, disertasi, jurnal penelitian dalam dan luar negeri serta publikasi lainnya. Fokus penelusuran kepustakaan dilakukan pada hasil kajian pemodelan menggunakan sistem dinamis atau model lainnya yang terkait dengan pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor di beberapa kota besar di Indonesia maupun di luar negeri. Penggunaan sistem dinamis saat ini banyak digunakan pada berbagai objek penelitian di berbagai bidang termasuk di bidang pengelolaan lingkungan. Penggunaan metode sistem dinamis dapat menggambarkan proses, perilaku dan kompleksitas dari sistem. Kajian model pengendalian pencemaran udara selama ini banyak dilakukan secara parsial tanpa memperhatikan keseluruhan komponen yang berpengaruh pada proses pengendalian. Kajian penggunaan model dinamis pada penelitian sebelumnya juga belum didukung dengan metode spasial untuk melihat distribusi beban emisi dan konsentrasi ambien polutan pada suatu wilayah. Kebaruan dalam penelitian ini adalah: 1. Dari segi metode, penelitian ini mengaplikasikan pendekatan sistem dinamik yang didukung dengan metode spasial sehingga analisis yang dihasilkan lebih komprehensif baik dalam skala waktu maupun ruang. 2. Dihasilkannya konsep model pengendalian emisi kendaraan bermotor yang dibangun berdasarkan kondisi meteorologis wilayah yang diteliti serta strategi pengendalian pencemaran udara yang direkomendasikan. Kajian penelitian sebelumnya terkait kebaruan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Penelitian sebelumnya terkait novelty No Peneliti Hasil Penelitian Perbedaan Metode 1. Sofyan, 2001 estimasi beban emisi kendaraan bermotor dan konsentrasi ambien CO di Kota Bandung Tidak melakukan prediksi kualitas udara dalam jangka panjang dan tidak mengkaji aspek sosial ekonomi yang ditimbulkan akibat pencemaran 2. Syahril et al., 2002 Prediksi beban emisi dan konsentrasi ambien polutan PM 10 , NO 2 , CO, SO 2 , THC, dampak kesehatan dan kerugian ekonomi di Jakarta hingga Tahun 2015 Hasil prediksi emisi dan konsentrasi udara ambien tidak didukung metode spasial GIS 3. Santosa, 2005 Tingkat konsentrasi ambien dan penyebaran polutan SO 2 , NO 2 , CO di Kota Bogor Tidak melakukan estimasi beban emisi dan kajian aspek sosial ekonomi 4. Hariyati et al., 2007 Estimasi beban emisi dan konsentrasi ambien polutan CO dan NO 2 akibat kendaraan bermotor pada ruas jalan padat lalu lintas di Kota Makassar Tidak melakukan prediksi kualitas udara jangka panjang dan tidak menggunakan metode spasial GIS 5. Soleiman, 2008 Peningkatan beban emisi dan konsentrasi ambien polutan PM 10 , dampak kesehatan dan kerugian ekonomi di Jakarta hingga Tahun 2025 Menggunakan model dinamik tetapi tidak didukung analisis spasial GIS 6. Listyarini, 2008 Prediksi biaya kesehatan dan akibat pencemaran SO 2 dan NO 2 hingga tahun 2025 di Jakarta Menggunakan model dinamik tetapi tidak didukung analasis spasial GIS 7. Rahmawati, 2009 Estimasi dan prediksi beban emisi dan konsentrasi udara ambien polutan CO, NO x dan PM 10 hingga tahun 2020 serta pengaruh penerapan skenario terhadap reduksi beban emisi dan konsentrasi udara ambien di Jakarta Tidak didukung analasis spasial GIS serta tidak mengkaji aspek sosial ekonomi 8. Jhosua et al. 2010 Hasil model konsisten dengan hasil pengukuran dengan konsentrasi O 3 dan PM yang lebih tinggi pada musin dingin dibanding pada musim panas. Tidak melakukan prediksi kualitas udara jangka panjang dan tidak ada kajian aspek sosial ekonomi 9. Azmi et al., 2010 Konsentrasi ambien dari seluruh polutan atmosferik pada 3 wilayah monitoring yang berbeda di Klang Valley Malaysia masih berada di bawah baku mutu yang diisinkan. Tidak melakukan prediksi beban emisi serta tidak didukung analisis spasial GIS

II. TINJAUAN PUSTAKA