16
BAB II TELAAH TEORI
2.1. Theory of Planned Behavior
Jogiyanto 2007:61 teori perilaku rencanaan theory of planned behavior atau TPB merupakan pengembangan lebih lanjut dari theory of reasoned action
TRA. Menurut teori tindakan beralasan theory of Reasoned Action, minat- minat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar, yang satu berhubungan
dengan faktor pribadi dan yang lainnya berhubungan dengan pengaruh faktor sosial Jogiyanto, 2007:31.
Icek Ajzen mengembangkan teori TPB ini Ajzen, 1988. Ajzen 1988 menambahkan sebuah konstruk belum ada di TRA. Konstruk ini disebut dengan
kontrol perilaku persepsian perceived behavioral control. Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh
kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari kekurangan sumber-sumber daya yang digunakan untuk melakukan perilakunya Chau and
Hu, 2002. Jadi, menurut teori perilaku rencanaan theory of planned behavior atau TPB faktor-faktor penentu minat diantaranya :
1. Faktor pribadi yaitu sikap terhadap perilaku attitude toward the behavior individual
Sikap attitude adalah evaluasi kepercayaan belief atau perasaan positip atau negatip dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan.
Fishbein dan Ajzen 1975 mendefinisikan sikap attitude sebagai jumlah dari afeksi perasaan yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu
obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan
individual pada skala evaluatif dua kutub, misalnya baik atau jelek; setuju atau menolak, dan lainnya Jogiyanto, 2007:36. Misalnya seseorang dihadapkan pada
pilihan untuk menjadi seorang wirausahawan atau tidak sebagai pilihan karir setelah lulus dari perguruan tinggi. Orang tersebut akan memilih menjadi seorang
wirausahawan, jika mempunyai perasaan bahwa karir sebagai seorang wirausahawan merupakan pilihan karir yang tepat dan menjanjikan bagi
kesuksesan hidup orang tersebut. Perasaan ini merupakan perasaan positip. Sebaliknya seseorang tidak memilih menjadi seorang wirausahawan, jika merasa
menjadi seorang wirausahawan bukan karir yang tepat dan menjanjikan bagi kesuksesan hidup orang tersebut. Kepercayaan ini merupakan perasaan negatip.
2. Pengaruh sosial yaitu norma subyektif subjective norm Norma-norma subyekif subjective norm adalah persepsi atau pandangan
seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang
dipertimbangkan Jogiyanto,
2007:42. Menurut
Jogiyanto 2007:65
kepercayaan-kepercayaan normatif yaitu kepercayaan-kepercayaan tentang ekspektasi-ekspektasi normatif dari orang-orang lain dan motivasi untuk
menyetujui ekspektasi-ekspektasi tersebut. Misalnya seseorang mempunyai orang tua yang berwirausaha akan mendorong orang tersebut menjadi seorang
wirausahawan atau wiraswasta. Kepercayaan-kepercayaan orang lain ini akan mempengaruhi minat seseorang untuk menjadi seorang wiraswasta atau tidak.
3. Kontrol perilaku persepsian Perceived behavior control
Kontrol perilaku persepsian Perceived behavior control didefinisikan oleh Ajzen 1991:88 dalam Jogiyanto 2007:64 sebagai kemudahan atau
kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku “the perceived ease or difficulty of
performing the behavior.” Kontrol perilaku persepsian perceived behavior control ini merefleksikan pengalaman masa lalu dan juga mengantisipasi
halangan-halangan yang ada. Aturan umumnya adalah, semakin menarik sikap dan norma subyektif terhadap sutau perilaku, dan semakin besar kontrol perilaku
persepsian perceived behavior control, semakin kuat minat seseorang untuk melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan Jogiyanto, 2007:65. Misalnya
melalui pelatihan dan adanya mata kuliah kewirausahaan akan meningkatkan motivasi berprestasi sehingga semakin kuat minat seseorang untuk berwirausaha.
Dibawah ini merupakan gambar bentuk dari model teori perilaku rencanaan theory of planned behavior atau TPB hubungan antara sikap, norma-norma
subyektif, kontrol perilaku persepsian, dan minat perilaku tampak sebagai berikut ini.
Gambar 2.1 Teori Perilaku Rencanaan
Gambar teori perilaku rencanaan TPB dapat mempunyai dua fitur sebagai berikut ini. Fitur pertama teori ini mengansumsi bahwa kontrol persepsi
perilaku perceived behavioral control mempunyai implikasi motivasional terhadap minat. Orang-orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai
sumber-sumber daya yang ada atau tidak mempunyai kesempatan-kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat-minat
perilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap- sikap yang positip terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan
menyetujui seandainya mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara kontrol persepsi perilaku perceived
behavioral control dengan minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. Di model ini ditunjukkan dengan panah yang menghubungkan kontrol
perilaku persepsian perceived behavioral control ke minat. Sikap terhadap
perilaku Attitude towards
Behavior
Norma Subyektif Subjective Norm
Kontrol Perilaku Persepsian
Perceived Behavior Control
Minat Perilaku Behavioral
Intention Perilaku
Behavioral
Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi perilaku perceived behavioral control dengan perilaku. Di banyak
contoh, kinerja dari suatu perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan.
Dengan demikian, kontrol perilaku persepsian perceived behavioral control dapat mempengaruhi perilaku secara tidak langsung lewat minat, dan juga dapat
memprediksi perilaku secara langsung. Di model hubungan langsung ini ditunjukan dengan panah yang menghubungkan kontrol persepsi perilaku
perceived behavioral control langsung ke perilaku behavior Ajzen dalam Jogiyanto, 2007:62.
2.2. Teori Pendidikan