Elastisitas Peranan Pajak Emisi Gas CO2 Bahan Bakar Fosil Dalam Mengurangi Dampak Lingkungan. ”Suatu Perspektif Untuk Indonesia

30

2.5 Elastisitas

Seperti yang diuaraikan pada bab pendahuluan bahwa konsumsi bahan bakar fosil Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan cukup signifikan. Kenaikan konsumsi tersebut disebabkan karena meningkatnya permintaan dari sektor transportasi, industri, rumah tangga dan listrik. Kenaikan tingkat konsumsi tersebut berkisar antara 6- 9 per tahun. Permintaan akan konsumsi bahan bakar sudah barang tentu berhubungan dengan harga bahan bakar tersebut. Metode untuk mengukur bagaimana satu variabel bereaksi terhadap perubahan variabel lainnya adalah elastisitas. Artinya kita akan melihat intensitas reaksi konsumen terhadap perubahan harga bahan bakar setelah adanya perubahan harga misalnya kenaikan dengan adanya pajak. Efektivitas dari suatu pajak lingkungan sangat tergantung dari berapa besarnya koefisien elastisitas. Untuk tujuan meningkatkan pendapatan, pemerintah biasanya mengenakan pajak terhadap komoditas yang memiliki permintaan yang tidak elastis seperti tembakau, alkohol dan bensin, sedangkan untuk tujuan lingkungan biasanya terhadap komoditas yang memiliki permintaan yang elastis. Gambar 13 adalah kurva fungsi permintaan komoditas yang menunjukkan bahwa kurva permintaan yang tidak atau kurang elastis baik untuk tujuan meningkatkan pendapatan dan kurva yang elastis baik untuk mengurangi dampak lingkungan. Permintaan yang kurang elastis-baik untuk pendapatan pemerintah Harga Permintaan yang elastis-baik untuk tujuan pajak lingkungan Kuantitas Gambar 12. Tipe fungsi permintaan Pada gambar 13 dan 14 dapat dilihat pengaruh elastisitas harga terhadap perubahan permintaan. Kemiringan kurva permintaan sangat menentukan akan perubahan kuantitas dari bahan bakar yang diminta oleh konsumen. 31 Harga suplai y1 yo Harga suplai y1 BBF BBF yo p1 B pajak p1 pajak po A po Suplai yo p2 C permintaan do p2 permintaan do x 1 x 2 Liter x 1 x 2 Liter Gambar 13. Inelastis suplai Gambar 14. Inelastis permintaan Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa perubahan harga memiliki dampak relatif kecil terhadap kuantitas BBF yang diminta. Elastisitas harga dari suplai lebih kecil dari elastisitas permintaan. Perubahan harga memiliki dampak yang kecil terhadap kuantitas suplai dari pada kuantitas permintaan. Pada gambar 14 dimana permintaan tidak elastis dibandingkan dengan suplai dan konsumen menjadi kurang responsif terhadap perubahan harga dibandingkan dengan penjual. Koefisien elastisitas harga bahan bakar untuk negara OECD dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 6. Tipikal elastisitas harga permintaan pada negara OECD Bahan bakar Elastisitas jangka pendek short run elasticity Elastisitas jangka panjang long run elasticity Gasoline Hampir semua negara OECD -0,15 ~ -0,38  - 1,05 ~ - 1,40 Eropa - 0,15 - 1,24 Listrik perumahan residential electricity - 0,05 ~ -0,90 -20 ~ 4,6 Perjalanan dengan kendaraan car travel -0,09 ~ 0,24 -0,22 ~ 0,31 Perjalanan dengan udara air travel Perjalanan dengan kereta api rail travel - 0,36 ~ - 1,81 - 0,37 ~ - 1,50 Sumber: Economic instrument for the reduction of carbon dioxide emission, Nov 2002. The Royal Society. Policy documents 2602 48

2.6 Model Ekonomi Pemanasan Global