Pengertian Migrasi TINJAUAN PUSTAKA

migrasi adalah suatu mobilitas penduduk dari suatu tempat atau lokasi geografis ke tempat atau lokasi geografis lainnya dengan melewati batas administrasi suatu daerah atau wilayah dengan maksud untuk mempertahankan hidup dan atau memperbaiki hidup. Secara garis besar, dimensi daerah dibedakan atas perpindahan antar negara yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain yang disebut migrasi internasional. Sedangkan perpindahan yang terjadi dalam suatu negara misalnya antar propinsi, kota atau kesatuan administrasi lainnya dikenal dengan migrasi intern. Menurut Rusli 1995 berdasarkan bentuknya mobilitas dibagi menjadi dua yaitu mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non-permanen atau sirkuler. Mobilitas permanen atau migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan mobilitas non permanen adalah gerak penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan tidak ada niat untuk menetap di daerah tujuan yang terdiri dari dua, yaitu sirkulasi dan komutasi. Jadi perbedaan ini berdasarkan niatan, bukan lamanya setiap perpindahan, dan akibatnya beberapa perpindahan sirkuler mungkin lebih lama dari migrasi. Definisi migran menurut PBB 2000 adalah seseorang yang berpindah tempat kediaman dari suatu unit administratif atau politis ke unit daerah administratif atau daerah politis yang lain. Untuk menentukan seseorang disebut migran atau bukan, konsep operasional Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990 dan 2000 menetapkan minimal lamanya tinggal di daerah tujuan enam bulan dan unit daerah migrasinya kabupaten atau kota. Banyak ahli dan penelitian mengatakan bahwa migran bersifat selektif Lee, Suharso, dan Hugo, 1981. Terdapat ciri khusus yang membedakan migran dan non migran, terutama dalam hal umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan dan jenis pekerjaan. Dengan adanya sifat selektif dalam proses migrasi maka timbullah ciri-ciri atau sifat-sifat karakteristik dari mereka yang turut serta dalam proses migrasi tersebut. Kebanyakan terdiri dari mereka yang masih berumur muda terutama antara 20-29 tahun, belum menikah, rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi daripada mereka yang tidak turut bermigrasi. Serta kebanyakan dari mereka bermigrasi dengan alasan untuk memperbaiki nasib kehidupan.

2.2. Penyebab Migrasi

Menurut Hugo 1981 migrasi dilakukan seseorang karena adanya tekanan lingkungan alam, ekonomi, sosial dan budaya. Menghadapi tekanan lingkungan ini ada tiga kemungkinan yang dilakukan masyarakat. Pertama, mereka yang bertahan di tempat, karena menganggap tempat yang sekarang adalah tempat terbaik dan dianggap paling banyak memberikan kemungkinan bagi terpenuhinya kebutuhan hidup tentu saja tidak dilupakan kemungkinan usaha perbaikan lingkungan hidupnya dan pembaharuan. Kedua, mereka pindah tempat atau migrasi. Ketiga, mereka melakukan peralihan antara keduanya, yaitu tetap tinggal tinggal di tempat lama tetapi mencari pekerjaan baru secara berkala dan terus menerus atau commutery. Mengingat bahwa sebagian besar masyarakat di pedesaan sudah tidak memiliki tanah pertanian, sedangkan mereka yang mengaku sebagai keluarga petani sebagian besar hanya memiliki tanah yang sempit ditambah pula bahwa jumlah hari dan jam kerja di sektor pertanian jauh dibawah jam kerja normal untuk ukuran kerja penuh, maka agar dapat mempertahankan hidupnya dari hari ke hari mereka harus dapat mencari pekerjaan di luar sektor pertanian Suharso, 1978. Namun untuk mencari pekerjan di luar sektor pertanian tersebut diperlukan adanya kecakapan atau ketrampilan tertentu atau bahkan diperlukan sejumlah uang sebagai modal usaha, suatu hal yang sebagian besar dari mereka justru tidak memilikinya. Tidaklah mengherankan jika mereka terpaksa harus menerima pekerjaan yang biasa disebut dengan istilah pekerja kasar. Seperti buruh bangunan, penarik becak, buruh pabrik, pedagang keliling, dan sebagainya. Menurut Hardjosudarmo 1965 terjadinya migrasi disebabkan oleh tiga faktor yaitu: 1 Faktor pendorong push factor yang ada pada daerah asal, yakni adanya pertambahan penduduk yang mengakibatkan timbulnya tekanan penduduk, adanya kekeringan sumber alam, adanya fluktuasi iklim, dan ketidaksesuaian diri dengan lingkungan. 2 Faktor penarik pull factor yang ada pada daerah tujuan, yakni adanya sumber alam serta sumber mata pencaharian baru, adanya pendapatan- pendapatan baru, dan iklim yang sangat baik. 3 Faktor lainnya other factor, yakni adanya perubahan-perubahan teknologi, seperti munculnya mekanisasi pertanian yang bias menyebabkan berkurangnya permintaan tenaga kerja untuk pertanian. Hal ini memaksa buruh tani untuk pindah ke tempat atau pekerjaan lain. Selain itu juga karena adanya perubahan pasar, faktor agama, politik, dan faktor pribadi.