3.5. Evaluasi Model
Gujarati 1995 menjelaskan, sebagai upaya untuk menghasilkan model yang efisien, tak bias, dan konsisten, maka perlu dilakukan pendeteksian terhadap
pelanggarangangguan asumsi dasar ekonometrika yang berupa gangguan antar waktu time-related disturbance, gangguan antar daerah atau antar propinsi
cross sectional disturbance, dan gangguan akibat keduanya. Pengujian model yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Multikolinearitas Indikasi multikolinearitas tercermin dengan melihat hasil uji t dan F
statistik hasil regresi. Jika banyak koefisien parameter dari t statistik diduga tidak signifikan sementara dari hasil F hitungnya signifikan, maka patut di duga adanya
multikolinearitas. Multikolinearitas salah satunya dapat diatasi dengan menghilangkan variabel yang tidak signifikan.
2 Autokorelasi
Autolorelasi dapat mempengaruhi efisiensi dari estimatornya. Untuk mendeteksi adanya korelasi serial adalah dengan melihat nilai Durbin Watson
DW dalam Eviews. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan dengan membandingkan DW-statistikanya dengan DW-tabel. Adapun
kerangka identifikasi Autokorelasi terangkum dalam tabel 3.1. Korelasi serial ditemukan jika error dari periode waktu yang berbeda
saling berkorelasi. Hal ini bisa dideteksi dengan melihat pola random error dari hasil regresi. Pada analisis seperti yang dilakukan pada model, jika ditemukan
korelasi serial, maka model menjadi tidak efisien meskipun tidak bias dan
konsisten. Treatmen untuk pelanggaran ini adalah dengan menambahkan AR 1 atau AR 2 dan seterusnya, tergantung dari banyaknya autokorelasi pada model
regresi yang kita gunakan.
Tabel 3.1. Kerangka Identifikasi Autokorelasi
Nilai DW Hasil
4-dl DW 4 Tolak Ho, korelasi serial negatif
4-dl DW 4-dl Hasil tidak dapat ditentukan
2 DW 4-du Terima Ho, tidak ada korelasi serial
du DW 2 Terima Ho, tidak ada korelasi serial
dl DW du Hasil tidak dapat ditentukan
0 DW dl Tolak Ho, korelasi serial positif
Sumber : Gujarati 2000
3 Heteroskedastisitas Dalam regresi linear berganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar
taksiran parameter dalam model tersebut adalah Var u
i
= σ² konstan, semua
varian mempunyai variasi yang sama. Pada umumnya heteroskedastisitas diperoleh pada data kerat lintang cross section. Jika pada model dijumpai
heteroskodestisitas, maka model menjadi tidak efisien meskipun tidak bias dan konsisten. Dengan kata lain, jika regresi tetap dilakukan meskipun ada masalah
heteroskedastisitas maka pada hasil regresi akan terjadi “misleading” Gujarati, 1995.
Untuk mendeteksi adanya pelanggaran asumsi heteroskedastisitas, digunakan uji-White Heteroskedasticity yang diperoleh dalam program Eviews
4.1. Dengan uji White, membandingkan ObsR-Squared dengan X Chi-Squared tabel, jika nilai ObsR-Squared lebih kecil dari X Chi-Squared tabel maka tidak
ada heteroskedastisitas pada model. Dalam pengolahan data panel dalam Eviews 4.1 yang menggunakan metode General Least Square Cross Section Weights,