3.3.4 Pengujian Kayu Lapis
Uji sifat fisis dan sifat mekanis berupa kadar air, dan keteguhan rekat kayu lapis menggunakan Standar JAS Japanese Agricultural Standard for Plywood
No. 232 Tahun 2003. Pola pemotongan contoh uji dilukiskan oleh gambar 1. 30 cm
S E J A J A R S E R A T
T E
G A
K
300 mm
L U
R U
S
Keterangan : a.
Contoh uji untuk pengukuran keteguhan rekat : 750 mm x 250 mm
b. Contoh uji untuk pengukuran kadar air
: 750 mm x 750 mm c.
Contoh uji untuk pengukuran kerapatan : 50 mm x 50 mm
d. Contoh uji untuk pengukuran daya serap air
: 50 mm x 50 mm
Gambar 2 Pola pemotongan contoh uji kayu lapis.
3.3.4.1 Pengujian Kadar air
Pengujian kadar air kayu lapis berdasarkan JAS No. 232 Tahun 2003. Sampel uji sebanyak dua potong dibuat berukuran 75 mm x 75 mm diambil secara
acak pada masing-masing lembaran kayu lapis agar dapat mewakili kadar air pada seluruh bagian kayu lapis. Kadar air kayu lapis dihitung dengan rumus :
K R
KA
DSA KE
DSA K
R K
R K
R K
R K
R K
R K
R K
R
KR KR
KR KR
KR KR
KR
KA =
BA – BKT
BKT
× 100
Keterangan : KA
: kadar air BA
: berat awal g BKT : berat kering tanur g
3.3.4.2 Pengujian Kerapatan
Contoh uji berukuran 50 mm x 50 mm ditimbang dalam kondisi kering udara, lalu diukur rata-rata panjang, lebar dan tebalnya untuk mendapatkan nilai
volume. Kerapatan kayu lapis dihitung dengan rumus:
� =
� �
Keterangan : ρ
: kerapatan gcm³ m
: massa contoh uji g v
: volume contoh uji cm³
3.3.4.3 Pengujian Daya Serap Air
Contoh uji berukuran 50 mm x 50 mm dilapisi dengan parafin, lalu direndam dengan natrium klorida selama 48 jam. Nilai daya serap air dihitung
dengan rumus: �� =
�1−�0 ��
� 100 Keterangan:
DS : daya serap air B0 : berat contoh uji sebelum perendaman g
B1 : berat contoh uji setelah perendaman g
3.3.4.4 Pengujian Visual
Pengujian visual dilakukan setelah proses pengkondisian kayu lapis dan sebelum kayu lapis dipotong untuk dibuat contoh uji. Pengujian visual dilakukan
dengan cara melihat dan mencocokan kategori yang ada pada standar JAS dan
menggolongkan kayu lapis kedalam grade 1 dan grade 2. Kriteria selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kriteria untuk kualitas permukaan kayu lapis No.
Kriteria Kategori Grade 1
Grade 2 1
Jumlah mata kayu hidup, mata kayu
mati, kantong kulit, dan kantong resin
diameter
≤ 5 mm Diizinkan sampai
dengan jumlah lima mata kayu dalam setiap
meter persegi. Diizinkan sampai dengan
jumlah delapan mata kayu dalam setiap meter
persegi.
2 Mata kayu hidup
Diizinkan jika diameter ≤ 25 mm.
Diizinkan jika diameter ≤
45 mm. 3
Mata kayu mati Diizinkan jika diameter
≤ 15 mm. Diizinkan jika diameter
≤ 25 mm.
4 Mata kayu lepas atau
lubang Dizinkan jika diameter
terpanjang ≤ 3 mm Dizinkan jika diameter
terpanjang ≤ 3 mm 5
Kantung kulit atau kantung resin
Diizinkan jika diameter ≤ 30 mm.
Diizinkan jika diameter ≤
45 mm. 6
Kerusakan Tidak diizinkan.
Diperbolehkan jika kerusakan sangat kecil,
halus dan relatif sedikit.
7 Open splits or chips
Diizinkan hanya 20 dari panjang kayu lapis,
dengan lebar 1,5 mm, dan sampai lapisan ke
dua. Diizinkan hingga panjang
40 dari panjang kayu lapis, lebar 4 mm dan
sampai lapisan ke tiga, atau diizinkan dengan
panjang 20 dari panjang kayu lapis, lebar 2 mm
dan maksimal enam jumlah.
8 Cross break
Diizinkan sampai panjang 20 dari luas kayu lapis 9
Lubang ulat 1.
Lubang cacing bulat, diizinkan sampai
diameter 1,5 mm dan tidak berwarna gelap.
2. Lubang cacing linier,
diizinkan sampai diameter 10 mm, tidak
berwarna gelap, dan maksimal berjumlah
empat pada setiap meter persegi.
Diizinkan jika tidak secara kolektif.
No. Kriteria Kategori
Grade 1 Grade 2
10 Open joint
Diizinkan jika tidak ada lubang
pada bagian
sambungan _
11 Blister
Tidak diizinkan 12
Lipatan Tidak diizinkan
_ 13
Press marks tekan Diizinkan
sampai kedalaman
0.5 mm
sampai dengan nomor dua 2
Diizinkan sampai
kedalaman 2 mm
14 Flaws
Tidak diizinkan Diizinkan jika diperbaiki
15 Palches
Diperbolehkan jika tidak menyebabkan kerusakan yang parah.
16 Cacat lainnya
Diizinkan jika sedikit. Diizinkan jika tidak
mencolok.
3.3.4.5 Pengujian Keteguhan Rekat