Kayu Lapis TINJAUAN PUSTAKA

4,1 dan sisanya 8127,56 ha 75,3 berupa areal tanaman muda Supriadi 2006. Keberadaan hutan rakyat sebagai salah satu bentuk pengolahan hutan di Indonesia perlu dipertahankan karena memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pengelolaan sumberdaya hutan natural resources management dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang hidup disekitarnya Rachman et al. 2006.

2.2 Kayu Lapis

Kayu lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun bersilangan tegak lurus lembaran finir yang diikat dengan perekat, minimal 3 tiga lapis SNI 1992. Haygreen dan Bowyer 1993 mengemukakan bahwa kayu lapis merupakan produk panel finir-finir yang direkat bersama sehingga arah serat sejumlah finirnya tegak lurus dan yang lainnya sejajar sumbu panjang panel. Pada kebanyakan tipe kayu lapis, serat setiap dua lapisan sekali diletakkan sejajar yang pertama. Hal ini untuk menjaga keseimbangan dari satu sisi panel yang lainnya. Jumlah vinir yang digunakan biasanya ganjil 3, 5, 7, namun ada sejumlah kayu lapis yang diproduksi dengan jumlah finir genap misalnya kayu lapis dari jenis softwood yang terbuat dari 4 atau 6 finir, dalam hal ini dua finir sebagai bagian core diletakkan sejajar. Pembuatan kayu lapis terdiri dari dua proses, yaitu proses pembuatan finir dan proses pembuatan kayu lapis. Berdasarkan penggunaanya, kayu lapis dikelompokan menjadi tiga yaitu kayu lapis untuk penggunaan umum, kayu lapis kontruksi dan kayu lapis dekoratif. Kayu lapis penggunaan umum yaitu kayu lapis yang dalam penggunaannya tidak membutuhkan kekuatan yang besar, karena pembuatannya tidak didesain untuk penggunaan yang terlalu berat, namun dapat digunakan didalam maupun diluar ruanangan. Kayu lapis konstruksi dapat digunakan untuk pemakaian yang membutuhkan kekuatan yang besar seperti untuk pembangunan rumah, konstruksi bangunan dan untuk panel juga. Sedangkan kayu lapis dekoratif dapat digunakan untuk panel dinding, cabinetwork, dan mebel Simmon dan Olin 2001. Berdasarkan jenis perekat yang digunakan, kayu lapis dikelompokan menjadi dua yaitu kayu lapis interior dan kayu lapis eksterior. Kayu lapis interior yaitu kayu lapis yang penggunaannya didalam ruangan atau tidak langsung terekspos oleh lingkungan luar ruangan, perekat yang dipergunakan adalah perekat interior seperti Urea Formaldehida, Melamin Formaldehida dan Melamin Urea Formaldehida. Sedangkan kayu lapis eksterior yaitu kayu lapis yang penggunaannya diluar ruangan yang terkena langsung oleh kondisi diluar ruangan, perekat yang dipergunakan adalah perekat eksterior seperti Penol Formaldehida dan penol melamin formaldehida Pizzi 1994. Keunggulan dari kayu lapis dibandingkan dengan kayu solid adalah dimensinya lebih stabil, tidak pecahretak pada pinggirnya jika dipaku, keteguhan tarik tegak lurus serat lebih besar, ringan dibandingkan luas permukaannya, bidang yang luas dapat ditutup dalam waktu yang singkat, kuat pegang sekrupnya relatif tinggi serta warna, tekstur dan serat dapat diseragamkan corak atau polanya bisa simetris Iswanto 2008.

2.3 Finir