Evaluasi Kegiatan Pengukuran Kepuasan Pelanggan Audit Sistem Manajemen Mutu Penyusunan Struktur Hirarki

Penyampaian ke DepartemenUnit Berdasarkan laporan hasil asesmen dari tim AMI, Kepala Bidang Akreditasi dan Sertifikasi melakukan tinjauan dan evaluasi yang meliputi kelengkapan laporan, kedalaman asesmen dan kecukupan mengacu prosedur asesmen yang berlaku. Selanjutnya Kepala Bidang Akreditasi dan Sertifikasi membuat kompilasi dan resume hasil asesmen. Penyampaian ke Departemenunit oleh Kepala KMM dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sejak laporan diterima dari tim AMI dan berisikan : 1. Kriteriarujukan yang digunakan. 2. Hasil asesmen. 3. Rekomendasi penyempumaan. Pelaporan Pelaporan hasil kegiatan dibuat secara reguler dan disampaikan kepada Rektor IPB. Laporan yang disampaikan sekurang-kurangnya berisikan : 1. Status akreditasi danatau Sertifikasi unit. 2. Garis besar hasil asesmen. 3. Rekomendasisaran penyempumaan.

5. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan

Proses pengukuran, analisis, dan perbaikan merupakan satu proses penting yang bertujuan untuk mengetahui kondisi aktual organisasi. Disisi lain, proses pengukuran juga dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

a. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan KMM dilakukan untuk memastikan kesesuaian waktu dan hasil yang dicapai mengacu rencana yang telah ditetapkan. Evaluasi meliputi : 1. Kesesuaian tahapan kegiatan dengan rencana yang ditetapkan 2. Kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan dari jadwal yang ditentukan 3. Masukan-masukan dari unit-unit

b. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Kepala Kantor memastikan dalam satu tahun satu kali dilakukan pemantauan atas kepuasan pelanggan, karena hal tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja KMM- Pelaksanaan pengukuran dilakukan paling lambat bulan Januari untuk proses kegiatan tahun sebelumnya. Mekanisme pengukuran, borang-borang dan atat evaluasi yang digunakan ditetapkan dalam prosedur teknis.

c. Audit Sistem Manajemen Mutu

Audit internal harus dilakukan secara reguler untuk memantau dan mengukur kinerja SMM. Tim audit internal telah ditetapkan oleh Kepala KMM. Sasaran audit internal antara lain: 1. Mengevaluasi perencanaan kegiatan. 2. Mengevaluasi pemenuhan SMM. 3. Mengevaluasi pemenuhan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tertuang dalam peraturan yang berlaku. Perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil audit internal merupakan tanggung jawab tim audit internal.

d. Perbaikan dan Penyempurnaan

Setiap penyimpangan dalam proses pelayanan, output yang dihasilkan dilakukan perbafkan dan pencegahan sesuai besar kecilnya dampak yang ditimbulkan, serta kesesuaian dengan mutu jasa yang dihasilkan. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan perbaikan, meliputi : 1. Menetapkan penyebab penyimpangan. 2. Mengevaluasi perbaikan yang dibutuhkan guna memastikan tidak terulangnya hal yang sama dikemudian hari. 3. Melakukan perekaman atas hasil perbaikan yang telah dilakukan. 4. Menetapkan dan menerapkan perbaikan yang diperlukan. 5. Melakukan peninjauan efektifrtas perbaikan yang telah dilakukan. Tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan pencegahan untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan, yaitu : 1. Menetapkan indikator-indikator yang merupakan informasi awal akan terjadinya penyimpangan. 2. Menyelidiki penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan penyimpangan. 3. Mengevaluasi tindakan pencegahan yang harus dilakukan guna memastikan penyimpangan tidak akan terjadi. 4. Menetapkan dan menerapkan tindakan pencegahan. 5. Melakukan perekaman atas hasil tindakan pencegahan yang dilakukan. 6. Meninjau efektifitas tindakan pencegahan yang dilakukan. Kepala KMM bertanggungjawab untuk memastikan semua data hasil pemantauan, serta pengukuran dan SMM dilakukan analisa tepat dan akurat. Data hasil analisa dijadikan masukan dalam rangka upaya perbaikan dan penyempurnaan kinerja operasional. Kepala KMM secara periodik melakukan evaluasi atas efektifitas penerapan SMM secara komprehensif bersama-sama dengan Kepaia Bidang dan staf terkait. Peninjauan yang dilakukan meliputi pemastian penerapan SMM, kecukupan sumber daya, efektifitas serta menilai kemungkinan adanya peluang-peluang untuk menyempurnakan atau perubahan SMM. Masukan-masukan dalam tinjauan manajemen tersebut dievaluasi yang meliputi informasi-informasi antara lain : 1. Hasil-hasil audit internal. 2. Saran-saran pelanggan. 3. Kinerja proses. 4. Status perbaikan dan pencegahan. 5. Hasil-hasil tindak lanjut evaluasi sebelumnya. 6. Perubahan-perubahan yang potensial yang mempengaruhi kualitas jasa. 7. Usulan-usulan perbaikan atau penyempurnaan. Output hasil evaluasi merupakan keputusan yang mempunyai dampak positif terhadap kinerja organisasi, antara lain : 1. Penyempurnaan dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu. 2. Penyempurnaan atas sarana dan prasarana operasional. 3. Kebutuhan sumber daya.

4.3.2 Aktor

Aktor atau pelaku adalah pihak-pihak yang berkaitan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di KMM IPB. Dalam KMM IPB tidak ada tim khusus dalam ISO 9001:2008, semua SDM yang ada memainkan perannya dalam penerapan ISO 9001:2008. Terdapat tiga 3 pihak yang berkaitan dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 pada KMM IPB, yaitu :

1. Top Management

Top management atau manajemen puncak dalam KMM IPB adalah Kepala Kantor Manajemen Mutu. Pihak ini berperan dalam memimpin, mengkoordinir dan mengelola kegiatan manajemen mutu, meliputi kebijakan mutu, sasaran mutu dan sistem penjaminan mutu, baik pada bidang akademik pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat maupun non akademik Administrasi dan Manajemen. Seluruh kebijakan dan kegiatan yang dilakukan KMM IPB harus mendapat persetujuan dari top management.

2. Middle management

Middle management dalam pada KMM IPB terdiri dari Kabid Penjaminan Mutu, Kabid Akreditasi dan Sertifikasi AS, serta Koordinator Tata Usaha. Pihak ini bertugas Memimpin, mengkoordinir mengelola kegiatan pelaksanaan pengembangan dan pelaksanaan penjaminan mutu bidang akademik pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan non akademik agar mutunya dapat terus pertahankan dan ditingkatkan, serta penyiapan proses akreditasi dan sertifikasi unit kerja oleh instansi eksternal. Selain itu, middle management juga bertugas merumuskan dan menyusun kebijakan teknis di bidang administrasi yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, dokumentasi dan kearsipan, serta perencanaan dan evaluasi program kerja.

3. Low management

Low management pada KMM IPB terdiri dari pihak yang garis komandonya berada dibawah Koordinator Tata Usaha, yaitu Pemegang Uang Sediaan PUS, Sekretaris, Staf Evaluasi, Staf Penjaminan Mutu, Seksi AS dan Website, Seksi Umum. Pihak ini bertindak sesuai dengan prosedur dari kebijakan mutu yang telah ditetapkan.

4.3.3 Tujuan

Penerapan ISO 9001:2008 pada KMM memiliki dua 2 tujuan utama, yaitu :

1. Peningkatan mutu pelayanan

Sebagai organisasi pelaksana penjaminan mutu IPB, KMM mengarahkan dan mengendalikan proses pendidikan di IPB dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana dan prosesprosedur mutu, serta pencapaiannya secara berkelanjutan. Penerapan ISO diharapkan mampu meningkatkan mutu KMM dalam pelayanan terhadap unit-unit di IPB. Hal ini yang secara tidak langsung diharapkan mampu meningkatkan mutu IPB secara umum.

2. Referensi

KMM IPB sebagai unit yang mengembangkan SMM penyelenggaraan perguruan tinggi di tingkat IPB, melalui sertifikasi ISO 9001:2008 ini mampu membuat semua unit-unit yang berada di lingkungan IPB secara bertahap dapat menerapkan SMM ISO 9001:2008.

4.3.4 Alternatif Tindakan

Dalam membuat penerapan SMM ISO 9001:2008 berjalan efektif, maka KMM melakukan beberapa hal, yaitu :

1. Rapat Tinjauan Manajemen RTM

Proses ini juga merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan suatu organisasiperusahaan yang sudah atau sedang mengadopsi SMM ISO. RTM pada KMM dilakukan setiap tiga 3 bulan sekali. Tujuan dari pelaksanaan RTM adalah untuk meninjau hasil implementasi SMM dengan mengidntifikasi masalah yang terjadi kemudian menindaklanjuti masalah tersebut. Sebagai contoh, saat diidentifikasi membutuhkan tambahan staf, melalui RTM ini, KMM dapat menentukan sumber daya yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

2. Pendidikan dan Pelatihan Diklat

Penyelenggaraan Diklat ISO 9001:2008 bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai ISO 9001:2008 dengan membentuk pola pikir karyawan dan selalu berorientasi pada proses perbaikan dan peningkatan mutu karyawan, serta untuk memberikan pemahaman yang merata dan cukup bagi karyawan untuk penerapan SMM ISO 9001:2008. Selama ini kegiatan diklat terhadap SMM belum dilakukan secara intensif, masih terbatas pada karyawan baru yang masuk ke organisasi dan selama pemeliharaan SMM, kegiatan pedidikan dan pelatihan baru dilakukan sebanyak dua 2 kali. Adanya diklat yang lebih intensif diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai ISO 9001:2008, sehingga terbentuk perilaku yang berdasarkan ISO.

4.4. Penyusunan Struktur Hirarki

Model struktur hirarki yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima 5 tingkat, yang rinciannya dapat dilihat pada Gambar 6. Tingkat pertama adalah fokus atau goals, yaitu strategi penerapan SMM ISO 9001: 2008 pada KMM IPB. Pemilihan fokus ini bertujuan untuk mengetahui prioritas alternatif yang dilakukan untuk membuat efektif penerapan ISO 9001:2008 pada KMM. Selain itu, pemilihan fokus ini sebagai bentuk pemenuhan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional, serta sertifikat ISO 9001:2008 merupakan sertifikat yang harus dipertahankan melalui surveillance audit. Pada tingkat dua adalah faktor atau unsur yang terdiri dari lima 5 faktor, yaitu SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, serta analisis, pengukuran dan peningkatan. Kelima faktor tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat SMM ISO 9001:2008. Tingkat ketiga adalah aktor yang terdiri dari top management, middle management dan low management. Pemilihan ketiga aktor tersebut merupakan tingkatan organisasi dalam KMM IPB. Pada tingkatan keempat, yaitu tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan SMM ISO 9001:2008 pada KMM IPB adalah untuk meningkatkan mutu KMM dalam pelayanan terhadap unit-unit di IPB, serta untuk mendorong semua unit-unit yang berada di lingkungan IPB menerapkan SMM ISO 9001:2008. Tingkat kelima adalah alternatif tindakan yang dilakukan agar penerapan SMM ISO 9001:2008 pada KMM IPB berjalan efektif dan efisien. Tindakan tersebut adalah pendidikan dan pelatihan diklat dan melakukan Rapat Tinjauan Manajemen RTM. 59 Gambar 6. Susunan hirarki strategi penerapan ISO 9001:2008 pada KMM IPB Strategi penerapan SMM ISO 9001:2008 pada KMM IPB Fokus Unsur Aktor Tujuan Alternatif Tindakan Pengukuran, Analisis dan Peningkatan 0,106 Realisasi Produk 0,341 Manajemen Sumber Daya 0,079 Tanggungjawab Manajemen 0,224 SMM 0,250 Top Management 0,5144 Middle Management 0,3323 Low Management 0,1533 Rapat Tinjauan Manajemen 0,6131 Pendidikan dan Pelatihan 0,3869 Peningkatan Mutu Pelayanan 0,4253 Referensi 0,5747

4.5. Analisis Prioritas Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif