Model struktural revisi I

88 Tabel 36 Hasil evaluasi kesesuaian model struktural revisi II terhadap kriteria Goodness-of-fit yang dipersyaratkan Goodness of fit Index Cut-off Value Model Value Keterangan Chi-square X 2 Diharapkan Kecil 1.730,088 Cukup baik Significance Probability ≥ 0,05 0,000 Kurang baik CMINDF ≤ 2,50 5,441 Cukup baik GFI ≥ 0,80 0,718 Cukup baik AGFI ≥ 0,80 0,640 Kurang baik TLI ≥ 0,95 0,684 Kurang baik CFI ≥ 0,95 0,734 Cukup baik RMSEA ≤ 0,08 0,156 Kurang baik Model struktural revisi lanjutan ini merupakan upaya revisi dan modifikasi dari model struktural revisi yang telah diintervensi dengan pengembangan interaksi kovarian dan interaksi regresi. Pada tahapan revisi ini, akan dilakukan pengeluaran terhadap dimensi konstruk dengan nilai squared multiple correlations paling kecil yang dilakukan bersamaan dengan pengembangan terhadap interaksi kovarian dan interaksi regresi dengan nilai modification index MI terbesar. Revisi ini dilakukan secara trial and error hingga didapatkan model yang fit. Upaya ini lebih baik daripada mulai dari awal mengembangkan model yang baru menggantikan model yang sudah ada. Hasil revisi dan modifikasi yang dilakukan pada tahap lanjutan ini disajikan pada Gambar 12. 89 Gambar 12 Model perbaikan kesejahteraan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau Revisi Lanjutan. Pada Gambar 12 terlihat hanya ada dua dimensi konstruk tambahan yang dikeluarkan dari model, yaitu dimensi konstruk X32 dan X62. Interaksi kovarian dan interaksi regresi yang dikembangkan dalam model revisi lanjutan tersebut sangat rumit. Interaksi kovarian terjadi terjadi antar konstruk, antar disturbanceerror term, maupun antara konstruk dengan disturbanceerror term. Interaksi regresi terjadi dari konstruk terhadap dimensi konstruk, dan dari dimensi konstruk terhadap dimensi konstruk lainnya. Kondisi ini menggambarkan bahwa interaksi komponen terkait peran usaha perikanan terhadap kesejahteraan nelayan di lokasi sangat rumit. Pada Tabel 37 dan Tabel 38 disajikan kovarian dan regresi yang sudah kecil modification index-nya. .01 LINT X13 .35 d13 X12 .18 d12 X11 .16 d11 1 .01 LEX X21 .16 d21 1 X42 .10 d42 1 X41 .53 d41 .02 LIN X31 .00 d31 1 KOT X92 -.02 d92 1 X91 .28 d91 1 PROS X71 .59 d71 1 X73 .27 d73 KN Y11 .01 e11 Y12 .17 e12 .20 Y14 .38 e14 1 -.01 Z10 .01 Z7 1.00 LU 1 1 1.00 .18 1 1 1.02 1.00 -.08 -.04 X22 .13 d22 .78 1 X23 -.01 d23 5.76 1 X33 .03 d33 1 X34 .23 d34 1 TKP X51 .13 d51 1 X52 -.01 d52 1 X53 .10 d53 1 KP BDY .28 1.00 X83 .20 d83 1 X82 .04 d82 1 X81 .01 d81 1 1.00 -.07 2.12 .00 Z5 X61 .23 d61 .01 Z6 X63 .25 d63 1 1.00 2.84 .03 Z8 1 -.01 Z9 1 1 .07 -.16 -.37 -.69 5.20 -4.45 Chi-Square = 682.954 Probability = 0.051 CMINDF = 2.743 GFI = .802 AGFI = .721 TLI = .891 CFI = .917 RMSEA =.098 -.04 -.30 .60 1.00 .27 1 8.01 2.65 -.74 -3.98 2.12 1.00 -.17 1.00 .01 Z4 1 -3.56 1 1.00 .13 1.00 .01 .12 .00 -.09 1 .01 .00 .13 .26 .00 1.00 .97 1 .21 1.99 -.01 .00 .05 .01 .02 .02 .00 .01 -.11 -.02 1 -.01 -.05 .02 .06 .93 .03 -.17 .24 -.44 -.04 .22 -.25 .04 .00 1 90 Tabel 37 Hasil analisis Modification Index MI kovarian model lanjutan Covariances: M.I. Par Change d 22  LIN 7,703 -0,001 d 22  LINT 6,301 0,000 d 51   LIN 7,286 0,001 d 51   LINT 5,824 0,000 d 51  Z 4 4,356 0,002 d 33   d 81 4,178 0,000 e 14   d 61 4,674 -0,044 e 12  d 63 4,023 0,029 d 91   d 51 5,361 0,010 d 92  d 22 4,143 0,001 d 31   d 22 6,850 -0,001 d 31   d 51 6,551 0,001 d 42   d 91 5,893 0,031 d 21   Z 6 5,205 0,002 d 21   Z 10 4,449 0,009 d 21   d 61 4,287 0,027 d 21   d 34 5,608 -0,010 d 21   d 71 4,729 0,048 d 12   d 11 4,444 0,026 91 Tabel 38 Hasil analisis Modification Index MI regresi model revisi lanjutan Covariances: M.I. Par Change Covariances: M.I. Par Change X61  TKP 4,715 1,379 X61 X52 4,063 0,172 X61  X21 5,517 0,192 X63  TKP 5,554 -1,622 X63  X82 7,266 -0,229 X63  X52 5,539 -0,218 X63  Y12 4,334 0,181 X51  X82 5,108 0,045 X51  Y14 6,317 0,028 X34  X21 5,766 -0,064 X11  X12 4,444 0,146 X73  X81 4,778 0,222 X73  X82 4,774 0,196 X73  X33 5,660 -0,151 X73  X11 5,066 0,199 X73  X92 5,273 -0,145 Y14  X22 9,913 0,388 Y14  X61 4,485 -0,197 Y14  X81 8,222 0,340 Y14  X51 11,436 0,414 Y14  X91 5,684 0,191 Y12  LEX 4,802 -0,807 Y12  LU 7,584 -0,746 Y12  KP 8,565 -0,477 Y12  TKP 12,284 -1,939 Y12  PROS 7,127 0,212 Y12  X82 9,505 -0,210 Y12  X52 12,561 -0,264 Y12  X51 4,593 -0,170 Y12  X33 5,179 -0,110 Y12  X23 9,665 -0,226 Y12  X71 4,857 0,073 Y12  X92 4,528 -0,102 X71  X83 5,650 -0,283 X71  X53 4,035 -0,255 X71  Y14 4,822 -0,163 X71  X31 4,506 -0,255 X71  X21 5,279 0,323 X91  LEX 24,608 2,270 X91  LU 31,812 1,899 X91  KP 27,716 1,065 X91  TKP 16,392 2,783 X91  X22 17,061 0,410 X91  PROS 35,164 -0,585 X91  X81 14,799 0,368 X91  X82 21,775 0,395 X91  X52 19,888 0,412 X91  X51 20,068 0,442 X91  X23 26,918 0,469 X91  Y14 6,545 0,120 X91  X71 10,623 -0,134 X91  X42 21,793 0,406 X42  X83 5,800 0,129 X42  X53 6,406 0,144 X42  Y12 5,649 0,147 X42  X91 8,016 0,130 X42  X31 5,587 0,127 X21  X22 4,257 0,160 X21  X33 5,486 0,110 X21  X92 4,907 0,103 X12  X22 6,430 -0,217 X12  X41 6,245 0,104 X12  X81 7,173 -0,221 X12  X11 7,553 0,197 X12  X42 4,634 0,161 Tabel 39 Hasil evaluasi kesesuaian model struktural revisi lanjutan terhadap kriteria Goodness-of-fit yang dipersyaratkan Goodness of fit Index Cut-off Value Model Value Keterangan Chi-square X 2 Diharapkan Kecil 682,954 Baik Significance Probability ≥ 0,05 0,051 Baik CMINDF ≤ 2,50 2,743 Cukup Baik GFI ≥ 0,80 0,802 Baik AGFI ≥ 0,80 0,721 Cukup Baik TLI ≥ 0,95 0,891 Cukup Baik CFI ≥ 0,95 0,917 Cukup Baik RMSEA ≤ 0,08 0,098 Cukup baik 92 Pada Tabel 39 disajikan hasil evaluasi kesesuaian model struktural revisi lanjutan tersebut terhadap kriteria goodness-of-fit yang dipersyaratkan. Berdasarkan Tabel 39, ternyata hasil Chi-square sebagai salah satu kriteria model fit menunjukkan nilai Chi-square sebesar 682,954 dengan significance probability 0,051. Selain itu, jika dilihat dari nilai kriteria goodness-of-fit lainnya, yaitu CMINDF = 2,743 dan GFI = 0,802, maka model yang dikembangkan dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria goodness-of-fit yang dipersyaratkan. Nilai RMSEA = 0,098, AGFI = 0,721, TLI = 0,891, dan CFI = 0,917 masih di bawah nilai yang dipersyaratkan, namun semua nilai tersebut sudah mendekati kesesuaian fitting sehingga sudah dapat dikatakan ada kemiripan yang tinggi antara model dengan kenyataan yang ada. Terkait dengan ini, maka model struktural lanjutan ini relatif dapat diterima dan dapat digunakan untuk menjelaskan interaksi komponen terkait peran usaha perikanan yang ada terhadap kesejahteraan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. 5 PEMBAHASAN

5.1 Tingkat Kesejahteraan Nelayan Menurut Indikator Kesejahteraan

Kesejahteraan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat kebanyakan yang sebagian besar hidupnya sangat bergantung kepada ikanperikanan, cuaca, dan musim. Faktor kesejahteraan merupakan hal yang sangat penting dan mendasar untuk diupayakan secara serius dan berkelanjutan, karena potensi nelayan yang demikian besar tidak dapat berperan secara optimal untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa ini jika kebutuhan dasar hidup mereka yaitu sandang, pangan dan papan tidak terpenuhi dengan baik. Ketergantungan demikian berlaku juga untuk nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, sebagaimana yang telah disajikan pada Bab 4. Menurut BPS 1991, kesejahteraan dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkat menggunakan metode skoring dengan range 8 untuk setiap tingkat, yaitu tingkat kesejahteraan tinggi jika mencapai skor antara 28-36, tingkat kesejahteraan sedang jika mencapai skor antara 19-27, dan tingkat kesejahteraan rendah jika mencapai skor antara 10-18. Berdasarkan klasifikasi ini, maka kesejahteraan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau termasuk tingkat rendah karena mempunyai total skor indikator sekitar 17,88 berada di antara range 10 -18. Rendahnya tingkat kesejahteraan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir disebabkan karena rendahnya pendapatan rumah tangga perikanan, rendahnya konsumsi rumah tangga, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan, sulitnya mendapat kesempatan kerja yang layak, rendahnya rasa aman dari gangguan kejahatan, dan sulitnya menyalurkan hobi pada bidang olah raga Tabel 40. Rendahnya pendapatan rumah tangga perikanan terlihat dari skor rata-rata indikatornya yang hanya 1,16 pada skala 1 – 3. Hal ini karena sebagian besar 64 rumah tangga perikanan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau berpendapatan Rp 250.000 - Rp 750.000 per bulan. Dengan menggunakan Peraturan Gubernur Riau nomor 38 tahun 2007, tentang Upah Minimum Regional Provinsi Riau yang menetapkan upah minimum perbulan Rp 800.000, pendapatan nelayan di Kabpaten Rokan Hilir masuk dalam kategori rendah.