Lokasi dan Waktu Penelitian

36

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisis indikator kesejahteraan

Indikator Kesejahteraan yang digunakan dalam analisis ini adalah hasil modifikasi indikator Badan Pusat Statistik 1991, yang mengukur 11 indikator yaitu pendapatan rumah tangga nelayan, tingkat kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, konsumsi rumah tangga, keadaan tempat tinggal, kehidupan beragama, rasa aman dari gangguan kejahatan, dan kemudahan berolah raga. Indikator kesejahteraan ini relatif lebih lengkap dan telah digunakan secara luas dalam perencanaan Pemerintah, mengimplikasikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti aspek ekonomi pendapatan, kebutuhan dasar, infra struktur, sosial budaya pendidikan, kesehatan, rekreasi olah raga, aspek agama, dan aspek keamanan. Selain itu, dalam indikator kesejahteraan BPS 1991 ini juga merepresentasikan kriteria kemiskinan dengan pendekatan konsumsi yang diukur dengan nilai beras Sayogyo, 1977, Pendekatan Tingkat Kesejahteraan Keluarga menurut Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional 1996 dan pendekatan upah minimum dari Kementerian Tenaga Kerja. Keseluruhan indikator yang dianalisis terkait dengan tingkat kesejahteraan nelayan di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Indikator kesejahteraan masyarakat menurut BPS 1991 No Indikator Kesejahteraan Katagori dan kriteria Skor 1 Pendapatan Rumah Tangga. Tolok ukur yang digunakan adalah besarnya pendapatan rumah tangga nelayan pendapatankapitabulan berdasarkan perhitungan pendapatan rata-rata responden 1. Tinggi Rp1.500.000 – Rp2.500.000 2. Sedang Rp750.000 – Rp1.499.000 3. Rendah Rp250.000 – Rp749.000 UMR Kab. ROHIL Rp 750.000 Per. Gub No. 38 Tahun 2007 3 2 1 2 Konsumsi Rumah Tangga. Tolok ukur adalah pengeluaran untuk konsumsi rumah tanngga per kapita per tahun. Diukur dengan nilai beras Sayogyo, 1977 Modifikasi 1. Tidak miskin 480kg 2. Miskin 380-480 kg 3. Miskin sekali 270-359 kg 4. Paling miskin 270 kg 4 3 2 1 3 Keadaan tempat tinggal : i Atap : Genteng 5Asbes 4Seng 3Sirap 2Daun 1 ii Bilik : tembok 5Setengah tembok 4 Kayu 3Bambu kayu 2Bambu 1 iii Status : Milik sendiri 3Sewa 2Numpang 1 iv Lantai : Porselen 5Ubin 4Plester 3Papan 2Tanah 1 1. Permanen jumlah nilai 15-21 2. Semi permanen jumlah nilai 10-14 3. Non permanen jumlah nilai5-9 3 2 1 37 No Indikator Kesejahteraan Katagori dan kriteria Skor v Lantai : Luas 100m2 3Sedang 50-100m2 2 vi Sempit 50 m2 1 vii Pekarangan : Luas 100m 3 Sedang 50-100m2 2 Sempit 50m2 1 4 Keadaan tempat tinggal : viii Hiburan : Video 3 Tape recorder 2 Radio 1 ix Pendingin : AC 4 Lemari es 3 Kipas angin 2 Alam 1 x Penerangan : Listrik 3 Petromak 2 Lampu tempel 1 xi Bahan bakar : Gas 3 Minyak tanah 2 Kayu 1 xii Sumber air : PAM 6 Sumur bor 5 Sumur 4 Mata air 3 Hujan 2Sungai 1 xiii MCK : Sendiri 4 Umum 3 Perairan terbuka 2 Kebun 1 1. Lengkap skor 21-27 2. Cukup skor 14-20 3. Kurang skor 7-13 3 2 1 5. Kesehatan anggota keluarga 1. Baik 25 sering sakit 2. Cukup 25-50 sering sakit 3. Kurang 50 sering sakit 3 2 1 6 Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas medis termasuk didalamnya pelayanan KB dan obat-obatan i Jarak RS terdekat : 0km 40,01-3km 3 3 km 2 missing 1 ii Jarak ke poliklinik : 0km 40,01-3km 3 3 km 2 missing 1 iii Biaya berobat : Terjangkau 3 Cukup 2 Kurang 1 iv Penanganan berobat : Terjangkau 3 Cukup 2 Kurang 1 v Alat KB : Terjangkau 3 Cukup 2 Sulit 1 vi Konsultasi KB : Terjangkau 3 Cukup 2 Sulit 1 vii Harga obat : Terjangkau 3 Cukup 2 kurang 1 1. Mudah skor 18-24 2. Cukup skor 13-17 3. Sulit skor 8-12 3 2 1 7 Kemudahan memasukkan anak ke suatu jenjang pendidikan : i Biaya sekolah : Terjangkau 3 Cukup 2 Kurang 1 ii Jarak ke sekolah : 0km 40,01- 3km 3 3 km 2 missing 1 iii Prosedur penerimaan : Mudah 3 Cukup 2 Sulit 1 1. Mudah skor 8-10 2. Cukup skor 6-7 3. Sulit skor 4-5 3 2 1 8 Kemudahan mendapatkan pekerjaankesempatan kerja : 1. Mudah skor 7-9 3 38 No Indikator Kesejahteraan Katagori dan kriteria Skor i Lama mendapat pekerjaan : Cepat 3 Biasa Saja 2 Lambat 1 ii Alternstif pekerjaan yang bisa diperoleh : Banyak 3 Cukup 2 Kurang 1 iii Kepuasankesesuaian pekerjaan dengan harapan : Sangat sesuai 3 Cukup sesuai 2 Tidak sesuai1 2. Cukup skor 5-6 3. Sulit jumlah nilai 5 2 1 9. Kehidupan beragama 1. Toleransi tinggi 2. Toleransi cukup 3. Toleransi kurang 3 2 1 10. Rasa aman dari gangguan kejahatan 1. Aman tidak pernah mengalami gangguan Kejahatan 2. Cukup aman pernah mengalami gangguan kejahatan 1-3 kali 3. Kurang aman lebih dari 3 kali mengalami gangguan kejahatan 3 2 1 11. Kemudahan berolah raga 1 Mudah sering melakukan olah raga 2 Cukup cukup sering melakukan olah raga 3 Sulit kurang melakukan olah raga 3 2 1 Klasifikasi tingkat kesejahteraan dianalisis dengan menggunakan metode skoring dari BPS. Skor diperoleh dengan cara ”skor tertinggi dikurangi skor terendah ” dari indikator di atas, selanjutnya hasil pengurangan tersebut dibagi dengan jumlah klasifikasi tingkat kesejahteraan yang akan diturunkan, yaitu 3 klasifikasi. Jumlah skor tertinggi dari indikator kesejahteraan adalah 34 dan jumlah skor terendah 11 dengan range 8. Jika diturunkan berdasarkan klasifikasi, tingkat kesejahteraan adalah sebagai berikut : 1 Tingkat kesejahteraan tinggi jika mencapai skor antara 28-36 2 Tingkat kesejahteraan sedang jika mencapai skor antara 19-27 3 Tingkat kesejahteraan rendah jika mencapai skor antara 10-18 Selanjutnya dilakukan dengan uji analisis varian rangking satu arah Kruskal- Wallis Siegel 1994.

3.3.2 Analisis tingkat kesejahteraan nelayan

Untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan tujuan penelitian dan memperhatikan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka metode analisis yang dikembangkan dalam peneltian ini secara umum terbagi dalam tiga analisis utama, yaitu : 1 analisis tingkat kesejahteraan nelayan di wilayah pesisir Rokan Hilir Provinsi Riau, dengan menggunakan 11 indikator kesejahteraan masyarakat 39 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik; 2 analisis usaha perikanan dan pengembangan usaha perikanan yang dapat memperbaiki kesejahteraan nelayan dengan menggunakan analisis finansial dengan menghitung indikator-indikator yang lazim digunakan yaitu NPV net present value, NBC net benefit cost ratio, IRR internal rate of return, ROI return of investment, dan PP payback period dan 3 analisis kebijakan menggunakan hasil simulasi SEM sebagai interpretasi model. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan nelayan di wilayah pesisir Rokan Hilir Provinsi Riau. Analisis ini merupakan titik awal untuk analisis-analisis selanjutnya dalam upaya perbaikan kesejahteraan nelayan melalui perbaikan kinerja usaha perikanan. Analisis dilakukan dengan mengembangkan analisis indikator kesejahteraan masyarakat menurut BPS 1991 dan analisis finansial usaha nelayan. 3.3.3 Analisis finansial usaha perikanan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan nelayan berdasarkan data kuantitatif kondisi finansial usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan di Rokan Hilir Analisis ini juga berfungsi sebagai bentuk audit bagi nelayan agar mereka mengetahui kondisi usahanya dan tidak terjebak oleh kegiatan usaha yang tidak menguntungkan yang berdampak kepada keterpurukan. Beberapa penelitian menggunakan analisis finansial usaha perikanan seperti Gil et. al 2008 dan Gil dan Lafuente 2005 menggunakan Average Rate of Return ARR sebagai indikator keuntungan dan mengestimasi PP payback period untuk mengetahui lamanya pengembalian investasi. Le Floc’h et al 2008 mengukur performa ekonomi dari suatu kapal ikan di Eropa berdasarkan pada pemasukan, biaya, keuntungan, jumlah tenaga kerja dan komposisi hasil tangkapan yang didaratkan. Data yang diperoleh digunakan untuk mengukur performa ekonomi dan finansial dari kapal perikanan. Analisis finansial usaha dilakukan untuk mengukur kinerja usaha penangkapan ikan dengan menerapkan metode yang dipakai Djamin 1993, Simanjuntak 1997, Sugiyono 2001, yaitu menghitung nilai-nilai NPV net present value, NBC net benefit cost ratio, IRR internal rate of return, ROI