Kondisi finansial usaha perikanan jaring insang lingkar
75 Kementerian Kelautan dan Perikanan 2007 menyebutkan, bahwa
keberhasilan, pengembangan usaha perikanan sangat ditentukan oleh kondisi
internal, eksternal dan industri pendukung non perikanan, serta dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah. Dalam implementasinya, usaha perikanan
saling mempengaruhi dengan eskternal usaha perikanan di lokasi dan usaha pendukung di luar perikanan. Sedangkan Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan P2HP Kementerian Kelautan dan Perikanan 2006 menyebutkan, bahwa pengembangan usaha perikanan harus dilakukan secara
integral baik usaha perikanan tangkap, usaha perikanan budidaya maupun usaha pengolahan hasil perikanan untuk menjaga keberlanjutan pemasaran terutama
ekspor. Lebih lanjut dinyatakan bahwa ekonomi dan kesejahteraan nelayan baik nelayan tangkap maupun nelayan budidaya merupakan ujung tombak keberhasilan
usaha perikanan Indonesia. Terkait dengan ini, maka konstruk model yang dinyatakan sebelumnya dapat digunakan dalam analisis lanjut dan internal usaha
perikanan LINT saling berinteraksi dengan eksternal usaha perikanan LEX dan industri non usaha perikanan LIN.
Pada rancangan path diagram awal, internal usaha perikanan LINT berinteraksi dengan sumberdaya manusia, modal, dan teknologi. Menurut
Kementerian Kelautan dan Perikanan 2007, jika industri perikanan ingin berkembang dengan baik, maka sumberdaya manusia, teknologi, modal, dan jenis
produk yang ditawarkan harus diperhatikan. Terkait dengan ini maka sumberdaya manusia, modal, dan teknologi dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait
konstruk internal usaha perikanan LINT. Eksternal usaha perikanan LEX pada rancangan path diagram awal
berinteraksi dengan regulasi, kondisi ekonomi, kondisi sosial, kondisi budaya, dan persepsi terhadap nelayan. Menurut Bygrave 1997 dan Asri 2000, kondisi
eksternal yang umum mempengaruhi usaha perikanan dapat berupa kondisi politik yang tidak kondusif, ekonomi yang tidak stabil, dan gejolak sosial yang terjadi di
lokasi usaha. Kondisi ekonomi masyarakat nelayan sangat erat kaitannya dengan tumbuh dan berkembangnya kegiatan perikanan tangkap yang mereka lakukan.
Dalam Pedoman Umum Pembinaan Kelompok Usaha Perikanan 2006, disebutkan bahwa kondisi eksternal usaha perikanan sangat ditentukan oleh
76 regulasi yang berlaku, ekonomi masyarakat, dan kestabilan harga bahan-bahan
pokok. Terkait dengan ini, maka regulasi, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait konstruk eksternal usaha perikanan
LEX, sedangkan budaya konsumsi dan persepsi terhadap nelayan tidak digunakan.
Pada rancangan path diagram awal, industri non usaha perikanan LIN berinteraksi dengan pemasok, barang-barang substitusi, pesaing, pembeli, dan
pasar. Menurut Forter 1980 komponen hal yang terkait dengan lingkungan industri pendukung adalah entry barrier, pesaing, supply, barang substitusi,
sumberdaya, dan pasar. Sedangkan lingkup usahaindustri dapat berskala besar dan kecil. Terkait dengan ini maka pemasok, barang-barang substitusi, pesaing,
dan pasar dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait konstruk industri non usaha perikanan LIN, sedangkan pembeli tidak digunakan. Di samping itu,
skala besar dan skala kecil digunakan sebagai parameter analisis lingkup usaha perikanan LU.
Pada rancangan path diagram awal, kegiatan perikanan tangkap TKP, kegiatan perikanan budidaya BDY, dan kegiatan processingpengolahan hasil
perikanan PROS berinteraksi dengan pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja, dan incomependapatan. Menurut Senge 1990, berbagai hal yang terkait dengan
keberhasilan usaha adalah feedback period, rugilaba, return of investment ROI, dan growth. Kementerian Kelautan dan Perikanan 2006 menyatakan bahwa
tujuan pengembangan kegiatan perikanan perlu diarahkan pada terjadinya pertumbuhan growth, kesinambungan sustainability dan daya saing dalam
aktivitas industri perikanan. Sedangkan menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan 2007, keberhasilan kegiatan perikanan dapat dilihat dari jumlah
tenaga kerja yang terserap pada sektor perikanan, jumlah investasi sektor perikanan, nilai ekspor hasil perikanan, konsumsi ikan oleh masyarakat, dan
pendapatan nelayan. Terkait dengan ini, maka pertumbuhan growth, penyerapan tenaga kerja, dan incomependapatan dapat digunakan dalam analisis lanjut terkait
konstruk kegiatan perikanan tangkap TKP, kegiatan perikanan budidaya BDY, dan kegiatan processingpengolahan hasil perikanan PROS.