91
5.5  Sosial, Ekonomi dan Budaya 1  Kependudukan
Penduduk kawasan pesisir Kabupaten Indramayu merupakan penduduk asli dan pendatang. Para penduduk asli lebih banyak tinggal di daerah perbatasan,
sedangkan para pendatang banyak yang bermukim di daerah perkotaan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk sebanyak 1.588.255 jiwa, sedangkan jumlah
pendud uk akhir tahun 2001 yaitu 1.569.468 jiwa laki- laki 805.191 jiwa dan perempuan sebanyak 791.277 jiwa  sex ratio sebesar 101,76 maka laju
pertumbuhan penduduk  pada tahun  2001 adalah 0,52  penduduk paling banyak pada  di Kecamatan Haurgeulis sebanyak 134.435 jiwa 8,42, dan Kecamatan
Indramayu 104.136 6,47 jumlah penduduk, paling sedikit di Kecamatan Balongan  yakni 21.472 jiwa 1,34.
2 Struktur ekonomi regional
Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumber minyak bumi yang tinggi, oleh sebab itu sektor pertambangan dan galian memegang peranan penting
dalam perekonomian wilayah pesisir indramayu. Dalam pendapatan daerah regional bruto PDRB tahun 1998 nilainya mencapai 61,902 BAPPEDA,
2000.  Namun  mengingat sifat sumberdaya minyak bumi ini terbatas maka perlu dicarikan alternatif lain untuk meningkatkan PDRB dan peningkatan pendapatan
perkapita masyarakat.
5.6  Pulau-pulau Kecil
Secara umum wilayah pantai dan laut Kabupaten Indramayu berada pada pantai terbuka dan berhadapan langsung dengan Laut Jawa di wilayah ini
92
terdapat  tiga buah pulau kecil.  Kondisi saat ini,  Pulau Biawak dan sekitarnya dihuni oleh pengawal mercusuar secara tetap, sedangkan Pulau Gosong dan
Pulau Rakit UtaraPulau Candikian belum dihuni oleh manusia. Status kepemilikan yang demikian itu akan memudahkan dalam menetapkan dan
menata kawasan. Persepsi sebagian besar masyarakatnelayan  beranggapan bahwa pulau-pulau kecil pulau yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu
merupakan milik pemerintah.  Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 595Kpts-II1997 tentang penunjukkan tanah seluas ±  934 hektar yang terletak di
Pulau Biawak dan blokkelompok hutan cemara rambatan, Kecamatan Losarang dan Sindang, Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu, Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat  menjadi kawasan hutan yang pengelolaanya diserahkan kepada Perhutani.
Sedangkan berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 556kep.528- diskanla2004  tertanggal 7 april 2004 tentang  Penetapan  Pulau  Biawak dan
Sekitarnya sebagai  Kawasan  Konservasi dan  Wisata  Laut. Pulau  Biawak dan sekitarnya sebagai kawasan terumbu karang dan tempat berkembangbiaknya
berbagai biota laut dan merupakan kawasan yang belum terekspoitasi dengan optimal sehingga perlu dilakukan pengelolaan secara optimal dengan
memperhatikan kaidah-kaidah keberlanjutan dan perlindungan kelestarian, mengemban visi konservasi dan misi pelestarian, pendidikan dan ekonomi.
Pembagian kawasan konservasi dan wisata laut Pulau  Biawak dan sekitarnya dibagi menjadi dua zona dengan kategori sebagai berikut:
1  Internal zone yang merupakan kawasan perlindungan habitat dan populasi sumber daya hayati.
2  Eksternal zone yang merupakan perlindungan dan pemanfaatan wisata. Di Pulau Biawak tidak ada perkampungan  penduduk,  yang ada  hanya
petugas penjaga mercusuar dari  Direktorat  Jenderal  Perhubungan  Laut. Para
93
petugas bergilir untuk masa-masa tertentu. Pada umumnya untuk selama enam bulan mereka bertugas menjaga mercusur. Jumlah petugas rata-rata tiga orang,
biasanya petugas tersebut membawa keluarga. Di  pulau ini dibangun rumah penjaga sebagai tempat tinggal para petugas, gudang, sebuah kamar atau
rumah mesin diesel dan mercusuar. Kondisi pulau yang jaraknya relatif jauh dari daratan Indramayu Pulau
Jawa menjadikan pulau ini jarang dikunjungi kecuali nelayan-nelayan yang melakukan penangkapan ikan di  sekitar perairan pulau tersebut. Umumnya
nelayan yang melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan tersebut adalah nelayan yang berasal dari pantai utara  Jawa  Barat Indramayu,  Cirebon, dan
Subang. Terkadang ada yang mengunjungi pulau tersebut untuk melakukan ziarah ke makam Kyai Syarief Hasan yang merupakan situs peninggalan budaya.
Selain  itu,  juga terdapat makam Belanda serta tugu menara suar yang dibangun tahun 1872 dengan titik fokus lampu 50 meter yang diresmikan Z.M. Williem III,
merupakan daya tarik pengunjung untuk menaiki menara suar tersebut sambil melihat panorama sekitar pulau.
Sedangkan pada Pulau Gosong dan Pulau Candikian sama sekali tidak ada  penduduk yang menghuni. Kedua pulau tersebut dikunjungi hanya untuk
menangkap  ikan. Pulau gosong sendiri dijadikan tempat berlabuh bagi para nelayan ketika  terjadi badai  agar dapat terhindar dari arus gelombang yang
tinggi.
6  HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1  Keragaan Sumber Daya Perikanan Tangkap