3.9.3 Daya Pembeda
Menurut Arifin 2012: 145, daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai menguasai materi
dengan peserta didik yang kurang pandai kurangtidak menguasai materi. Untuk menguji daya pembeda, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.
1. Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.
2. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil.
3. Menetapkan 27 skor terbesar sebagai kelompok atas dan 27 skor terkecil
sebagai kelompok bawah. 4.
Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok kelompok atas maupun kelompok bawah.
5. Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:
̅ ̅
Keterangan: : daya pembeda
̅ : rata-rata kelompok atas ̅ : rata-rata kelompok bawah
Tabel 3.1 Kategori Daya Pembeda Daya Pembeda DP
Klasifikasi Sangat baik
Baik
Daya Pembeda DP Klasifikasi
Cukup Kurang baik
Arifin, 2012: 146 Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal, diperoleh 7 soal dengan
klasifikasi sangat baik yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 9, dan 10. Selain itu diperoleh 3 soal dengan klasifikasi cukup yaitu soal nomor 6, 7, dan 8.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.
3.9.4 Tingkat Kesukaran
Menurut Arifin 2012:147, tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa
dinyatakan dengan indeks. Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut.
Untuk menginterpolasikan tingkat kesukaran soal digunakan tolak ukur sebagai berikut.
Kriteria: : soal sukar
: soal sedang
: soal mudah Arifin, 2012: 147-148.
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal diperoleh 8 soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, dan 9. Selain itu diperoleh 2
soal dengan kriteria mudah yaitu soal nomor 5 dan 10. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 34.
3.10 Teknik Analisis Data