5 Kolaborasi
Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.
2.1.8.3 Sintaks Model Problem Based Learning
Menurut Arends 2012: 411, Problem Based Learning memiliki 5 tahapan utama dijelaskan dalam Tabel 2.3 sebagai berikut.
Tabel 2.3 Fase Pembelajaran Problem Based Learning menurut Arends Fase
Perilaku Guru Memberikan orientasi
tentang permasalahan kepada siswa
Guru membahas
tujuan pelajaran,
mendeskripsikan berbagai
kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa
untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah.
Mengorganisasikan siswa untuk meneliti.
Guru membantu
siswa untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan
permasalahannya.
Membantu pemecahan mandirikelompok.
Guru mendorong
siswa untuk
mendapatkan informasi
yang tepat,
melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
karya. Guru membantu peseta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang tepat, seperti laporan, rekaman video,
dan model-model, serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang
lain.
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pembelajaran. Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi terhadap
investigasinya dan
proses-proses yang mereka gunakan.
2.2 Kerangka Berpikir
Keberhasilan siswa setelah dilakukannya pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang terdiri dari pemahaman konsep,
penalaran, dan pemecahan masalah merupakan aspek berpikir matematika yang sangat penting. Salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran
matematika, banyak siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah sehingga hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan. Kesulitan ini muncul
karena paradigma bahwa jawaban akhir sebagai satu-satunya tujuan dari pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi karena dalam kegiatan pemecahan
masalah terangkum kemampuan matematika lainnya seperti penerapan aturan pada masalah yang tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian pemahaman
konsep maupun komunikasi matematika. Secara garis besar langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya 1973 yakni understanding the problem
memahami masalah, devising a plan merencanakan penyelesaian, carrying out the plan melaksanakan rencana penyelesaian, dan looking back memeriksa
kembali proses dan hasil. Dalam menyelesaikan soal-soal, siswa memerlukan pemikiran untuk
menyelesaikan soal-soal tersebut. Oleh karena itu, siswa dengan cara berpikir yang berbeda akan menyelesaikan dan mengerjakan soal dengan cara yang
berbeda pula. Sehingga prestasi belajar yang akan dicapai oleh setiap siswa belum