2 Menentukan bentuk soal tes. Soal tes kemampuan pemecahan masalah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah soal bentuk uraian. 3
Menentukan jumlah butir soal dan jumlah waktu yang disediakan. Jumlah butir soal untuk tes kemampuan pemecahan masalah sebanyak 10 butir soal
dengan alokasi waktu 100 menit. 4
Menyusun kisi-kisi soal tes uji coba kemampuan pemecahan masalah.
5 Menyusun soal tes uji coba kemampuan pemecahan masalah berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat. 6
Mengujicobakan soal tes uji coba kemampuan pemecahan masalah pada kelas uji coba.
7 Menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui validitas butir soal,
reliabilitas tes, taraf kesukaran butir soal, dan daya pembeda butir soal. 8
Menentukan butir soal yang memenuhi syarat berdasarkan analisis data hasil uji coba.
9 Melaksanakan tes kemampuan pemecahan masalah.
3.8.2 Angket
Instrumen angket yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari suatu angket tentang karakteristik cara berpikir yang dibuat oleh John Park Le Tellier
dalam DePotter Hernacki 2004: 125. John Parks Le Tellier adalah seorang
pembimbing SuperCamp yang merancang sebuah tes untuk membantu mengenali cara berpikir seseorang. Langkah-langkah untuk tes tersebut adalah.
6 Siswa diminta membaca setiap kelompok yang terdiri dari empat kata.
7 Siswa diminta memilih dua kata dari empat kata yang paling sesuai untuk
menggambarkan dirinya. Tak ada jawaban benar atau salah. Setiap siswa akan memberikan jawaban yang berbeda, yang penting adalah bersikap jujur.
8 Setelah siswa menyelesaikan setiap butir tes tersebut, huruf-huruf dari kata
yang dipilih dilingkari pada setiap nomor dalam empat kolom yang disediakan.
9 Jawaban pada kolom I, II, III dan IV dijumlahkan dan kemudian pada
masing-masing kolom dikalikan dengan empat. 10
Kotak dengan jumlah terbesar itulah yang menunjukkan cara berpikir siswa tersebut.
3.8.3 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan wawancara kepada subjek penelitian setelah menyelesaikan angket karakteristik
cara berpikir dan soal tes kemampuan pemecahan masalah yang diberikan. Pedoman wawancara ini bersifat semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur
menurut Sugiyono 2010: 320 dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
3.9 Analisis Instrumen Penelitian Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian.
Instrumen tersebut harus dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Sebelum diberikan kepada siswa pada kelas penelitian, soal-soal
tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas uji coba. Dari data hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas, daya
beda dan tingkat kesukaran yang menggunakan rumus sebagai berikut.
3.9.1 Validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Jadi untuk dikatakan valid tes harus mengukur sesuatu
dan melakukannya dengan cermat. Rumus yang digunakan:
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑
Arikunto, 2007: 72 Keterangan:
: koefisien korelasi tiap item