Daya Hantar Listrik DHL

40 penurunan DT pada minggu ke-3 sedangkan Burangrang, Baluran dan Wilis memperlihatkan penurunan nilai DT di minggu ke-9. Penurunan nilai vigor pada benih dapat mengakibatkan tanaman kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan. Pada Tabel 12 terlihat bahwa penurunan DT terjadi pada semua varietas. Penurunan yang nyata untuk kedelai varietas Panderman, Burangrang, Baluran, Wilis dan Kaba terjadi pada periode simpan minggu ke-9. Pengamatan yang dilakukan pada DT ini mengacu pada penelitian Kulik dan Yaklich 1982 yaitu jumlah kecambah dengan satu atau dua daun trifoliat yang telah muncul dan terbuka di atas permukaan tanah . Acuan lain yang digunakan dalam penentuan DT pada benih kedelai menurut Nakagawa dalam Viera et al. 2001 adalah presentase field seedling emergence dievaluasi 14 hari setelah penanaman, yaitu setelah satu atau dua daun trifoliat muncul.

h. Daya Hantar Listrik DHL

Kebocoran membran sel akibat deteriorasi menyebabkan penurunan vigor menjadi lebih cepat. Pada Tabel 13 menunjukkan adanya pertambahan nilai DHL pada benih kedelai seiring dengan lamanya periode simpan. Semakin lama benih disimpan maka nilai DHL semakin tinggi namun peubah lain yaitu viabilitas benih yang ditunjukkan oleh peubah DB serta peubah vigor lainnya mengalami penurunan selama periode simpan. Saenong 1986 mengatakan bahwa banyaknya kebocoran metabolit seiring dengan semakin menuanya benih. Sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Purwanti 2004 yang mengatakan bahwa proses penuaan pada kedelai kuning yang disimpan pada suhu tinggi mengakibatkan kebocoran membran sel-sel benih semakin tinggi dan permeabilitas sel juga menurun. Kerusakan membran sel akibat deteriorasi akan mempengaruhi keadaan embrio dan kotiledon yang sebagian besar terdiri atas karbohidrat, protein dan lemak yang berguna untuk pertumbuhan awal benih. Penurunan vigor diikuti pula oleh turunnya pertumbuhan di lapang. Hasil analisis statistik terhadap faktor varietas, periode simpan dan interaksinya pada peubah DHL menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata untuk faktor varietas Lampiran 14. Namun hasil analisis lebih lanjut terhadap kelompok varietas berukuran besar dan kelompok varietas 41 berukuran sedang Lampiran 22 tidak menunjukkan adanya perbedaan antara kedua kelompok ukuran benih terhadap peubah DHL. Nilai rata-rata DHL pada kelompok varietas berukuran besar sebesar 25,46 sedangkan nilai rata-rata kelompok varietas berukuran sedang sebesar 24,70 Lampiran 23. Interaksi antara faktor varietas dan periode simpan pada peubah DHL dapat dilihat pada Tabel 13. Data pada Tabel 13 menunjukkan bahwa penurunan vigor mulai terlihat pada minggu ke 3 Panderman dan Wilis, sedangkan Baluran, Sinabung dan Kaba menunjukkan penurunan pada minggu ke-6 dan pada Burangrang turun pada minggu ke-12. Saenong 1986 mengatakan bahwa banyaknya kebocoran metabolit seiring dengan semakin menuanya benih. Purwanti 2004 yang mengatakan bahwa proses penuaan pada kedelai kuning yang disimpan pada suhu tinggi mengakibatkan kebocoran membran sel-sel benih semakin tinggi dan permeabilitas sel juga menurun. Tabel 13. Rata-rata nilai daya hantar listrik µS cm -1 g -1 dari 6 varietas kedelai pada beberapa periode simpan Periode Simpan minggu Varietas 3 6 9 12 15 18 21 Panderman 12,02 q 21,49 m-0 22,04 l-o 25.60 g-l 25,97 g-k 26,53 g-j 28,15 e-h 32,85 a-d Burangrang 18,77 op 20,48 n-o 20,87 m-o 27,41 f-h 24,38 i-l 26,74 g-j 27,99 e-h 35,37 a Baluran 20,69 m-o 21,30 m-o 22,99 j-n 26,00 g-k 23,37 i-l 27,06 g-i 29,39 c-f 32,96 abc Sinabung 20,43 n-o 20,69 m-o 26-67 g-j 22,52 k-o 28,42 e-g 26,41 g-j 31,09 c-f 33,05 ab Wilis 16,76 p 22,08 l-o 22,12 l-o 22,60 k-o 25,97 g-k 26,41 g-j 28,04 e-h 31,21 b-d Kaba 18,92 op 20,21 n-o 23,34 i-l 23,11 j-n 22,24 k-n 27,66 e-h 29,27 d-f 31,04 b-f Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5 Keragaman nilai DHL yang terjadi antar varietas diduga karena adanya perbedaan ketebalan kulit biji yang dimiliki oleh masing-masing varietas. Soepariaman 1999 mengemukakan bahwa kulit biji kedelai 42 mempunyai berbagai macam ketebalan sehingga akan memiliki daya serap air yang berbeda. Nilai awal DHL pada enam varietas yang diuji berkisar antara 12.02 – 20.60 µS cm -1 g -1 dan pada akhir periode simpan terjadi kenaikan dengan kisaran 31.04 – 35.37 µS cm -1 g -1 . Peningkatan nilai DHL berkaitan dengan adanya kebocoran membran sel akibat deteriorasi. Viera et al. 2001 mengungkapkan bahwa benih kedelai yang disimpan dalam alumunium foil pada suhu 20 o C daya berkecambah dan vigor menurun dengan cepat dan DHL meningkat dengan cepat pula namun setelah dipindah pada suhu 10 o C, vigor terus menurun sedangkan DHL tetap selama periode simpan. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dilihat adanya peningkatan DHL pada kedelai yang disimpan pada suhu tinggi. Peningkatan nilai DHL berkaitan dengan adanya kebocoran membran sel akibat deteriorasi. Viera et al. 2001 mengungkapkan bahwa pada benih kedelai terjadi peningkatan DHL yang disimpan pada suhu tinggi namun setelah disimpan kembali pada suhu rendah nilai DHL tidak mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil penelitian pada varietas Panderman dan Wilis untuk peubah DB Tabel 8 dan pada Tabel 13 terlihat bahwa penurunan daya berkecambah indikator viabilitas benih didahului oleh adanya peningkatan DHL pada minggu ke-3. hal ini menunjukkan bahwa uji DHL lebih dini dalam memdeteksi vigor benih kedelai dibandingkan uji DB. Menurut Nugraha dan Wahyuni 1998 peningkatan konduktivitas listrik menunjukkan penurunan integritas membran sel. Benih-benih yang memiliki vigor rendah memperlihatkan kebocoran membran yang lebih tinggi, menyebabkan kehilangan metabolit asam amino dan asam organik yang lebih besar dan meningkatkan konduktivitas dari air yang digunakan untuk merendam benih AOSA, 1983.

i. Kebocoran Ion K