27
yang tinggi dan kandungan air pada benih kurang dari 11 . Berdasarkan analisis mutu tersebut, benih yang digunakan memiliki mutu fisiologis yang baik,
sehingga diharapkan penelitian penyimpanan dapat dilakukan dengan baik dan penarikan kesimpulan yang keliru misleading interpretation dapat dihindari.
Hasil uji kandungan bocoran ion pada air rendaman benih kedelai Tabel 5, diperoleh data bahwa ion K merupakan ion yang paling tinggi terkandung
dalam air rendaman kedelai, sehingga untuk pengamatan selanjutnya kandungan ion yang dianalisa adalah ion K.
Rekapitulasi analisis ragam pengaruh varietas, periode simpan serta interaksinya terhadap berbagai peubah yang diamati, ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6 menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata pada varietas, periode simpan maupun pada interaksinya untuk semua peubah vigor yang diamati.
Tabel 6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh varietas V, periode simpan P dan interaksi antara varietas dan periode simpan V x P terhadap semua
peubah yang diamati.
Ket : = berpengaruh nyata pada taraf uji α 5 .
Data sidik ragam pengaruh varietas dan periode simpan terhadap berbagai peubah pada benih kedelai dapat dilihat pada Lampiran 14 s.d 21.
b. Kadar Air KA
Hasil analisis statistik terhadap faktor varietas, periode simpan dan interaksinya pada peubah KA menunjukkan adanya pengaruh yang sangat
nyata untuk faktor varietas Lampiran 14. Namun hasil analisis lebih lanjut terhadap kelompok varietas berukuran besar dan kelompok varietas
berukuran sedang Lampiran 22 tidak menunjukkan adanya perbedaan Perlakuan
Peubah V
P VP
Kadar Air KA Daya Berkecambah DB
Indeks Vigor IV Kecepatan Tumbuh Kct
Vigor setelah Accelerated Ageing V
AA
Daya Tumbuh DT Daya Hantar Listrik
Ion K
28
antara kedua kelompok ukuran benih terhadap peubah KA. Nilai rata-rata KA pada kelompok varietas berukuran besar sebesar 10,03 sedangkan nilai
rata-rata kelompok varietas berukuran sedang sebesar 9.93 Lampiran 23.
Interaksi antara faktor varietas dan periode simpan pada peubah KA dapat dilihat pada Tabel 7. Perbedaan KA antar varietas diduga karena KA
awal yang berbeda Tabel 6 disamping itu pula karena faktor genetis dari masing-masing varietas. Seperti yang diungkapkan oleh Soepriaman 1989
bahwa kulit benih seed coat pada kedelai dan jagung mempunyai bebagai macam tebal lapisannya, sehingga akan memiliki daya serap air yang
berbeda. Tabel 7. Rata-rata kadar air benih dari 6 varietas kedelai pada beberapa
periode simpan Periode Simpan minggu
Varietas
3 6
9 12
15 18
21
Panderman
9,98
i-m
10,00
h-m
10,23
b-e
9,93
k-n
10,10
d-j
10,08
e-k
9,98
i-m
10,08
e-k
Burangrang
10,15
c-h
10,03
g-k
10,48
a
10,25
b-d
10,30
bc
10,38
ab
10,30
bc
10,23
b-e
Baluran
9,55
rs
9,48
st
10,48
a
9,58
q-s
9,73
o-q
9,88
l-o
9,68
p-r
9,93
k-n
Sinabung
9,95
k-m
9,98
i-m
10,38
ab
10,05
f-k
10-15
c-h
10,18
c-g
10,05
f-k
10,10
d-j
Wilis
10,13
d-i
10,18
c-g
10,18
c-g
10,08
e-k
10,13
d-i
10,13
d-i
9,88
l-o
10,20
c-f
Kaba
9,35
t
9,20
u
9,75
op
9,75
op
9,68
p-r
9,68
p-r
9,35
t
9,78
n-p
Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5
Berdasarkan hasil penelitian, terjadi perubahan kandungan KA pada benih kedelai selama 21 minggu periode simpan. Hal ini dapat terjadi karena
penyimpanan di lakukan pada kondisi ruang yang tidak terkendali suhu kamar. Suhu ruang simpan berkisar antara 25 – 33
o
C dengan kelembapan berkisar 48 – 85 . Seperti yang dikemukakan oleh Soemardi dan Thahir
1995 penyimpanan kedelai berhubungan erat dengan penanganan benih. Benih yang telah terpilih, bersih dan sehat perlu ditangani dengan baik agar
daya berkecambahnya tidak cepat menurun. Benih kedelai akan turun daya berkecambahnya dalam jangka waktu satu bulan jika tidak dilakukan
29
penanganan terhadap benih. Menurut Justice dan Bass 2002, struktur benih akan berpengaruh terhadap masa simpannya. Sukarman dan Muhadjir
1993 menyatakan bahwa benih kedelai varietas Lokon memiliki kulit biji yang lebih permeabel dibandingkan dengan varietas Galunggung dan
Kerinci, sehingga imbibisi lebih cepat terjadi. Kondisi daya tumbuh benih di akhir penyimpanan selama 7 bulan menunjukkan bahwa varietas Lokon
memiliki daya tumbuh yang paling kecil dibandingkan varietas Galunggung dan Kerinci.
Hal lain yang berkaitan dengan perubahan KA selama penyimpanan adalah adanya sifat fisik benih kedelai yang higroskopis. Menurut
Barlian 1991 kadar air benih kedelai sangat mudah berubah dan sangat tergantung dengan kelembapan nisbi dan suhu di sekitarnya.
Menurut Purwanti 2004 suhu ruang simpan berperan dalam mempertahankan viabilitas benih kedelai selama penyimpanan, yang
dipengaruhi oleh kadar air benih, suhu dan kelembapan nisbi ruangan. Pada suhu rendah respirasi berjalan lambat dibandingkan dengan suhu tinggi.
Pada kondisi tersebut, viabilitas benih dapat dipertahankan lebih lama. Kadar Air KA di awal penyimpanan berkisar dari 9.35 – 10.15 dan
di akhir penyimpanan ada pada kisaran 9.78-10.23. Selama masa penyimpanan terjadi perubahan KA dalam benih namun demikian perubahan
ini tetap berada di bawah batas toleransi maksimal benih, yaitu 11. Kondisi ini berkaitan dengan adanya pengemasan dengan menggunakan plastik poly
ethylene 0,08 mm. Kantong plastik disini berperan sebagai moisture barrier yang menghalangi terjadinya pertukaran udara di sekitar benih dengan udara
di luar. Meskipun telah dikemas dengan tehnik pengemasan yang tertutup rapat disealed namun masih terjadi perubahan KA hal ini diduga terkait
dengan aktivitas respirasi benih. Menurut Sukarman dan Muhadjir 1993 produk respirasi pada benih kedelai berupa H
2
O dan CO
2
dapat menyebabkan peningkatan KA benih.
c. Daya Berkecambah DB