Jensen dan Meckling 1976 dalam Masdupi 2005 menyatakan bahwa laporan keuangan diharapkan dapat meminimalkan konflik antara
pihak-pihak yang berkepentingan. Melalui laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, principle
dapat menilai mengukur, dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya serta memberikan
kompensasi kepada agen.
2.1.3.2 Teori Signal Signalling Theory
Signalling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan
yang menggunakan informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak luar karena manajemen lebih banyak tahu tentang prospek
perusahaan dan peluang masa depan dibandingkan pihak luar investor. Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh
menyampaikan semua informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal. Untuk menghindari asimetris informasi,
perusahaan harus memberikan informasi sebagai sinyal kepada investor. Asimetris informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public
dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor.
Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pemantauan dalam menanamkan dana pada suatu perusahaan. Jadi sangat
penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account rekening pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk
diinformasikan kepada investor maupun calon investor Subalno, 2009 dalam Rini, 2010.
Wolk dan Tearney 1997 dalam Rini 2010 menyatakan bahwa hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan
informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita bagus” dengan menginformasikan pada pasar tentang
keadaan mereka. Sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus,
tidak akan dipercaya oleh pasar. Seperti halnya dengan informasi yang berisi berita baik seperti profitabilitas meningkat, dapat dikatakan bahwa
profit merupakan berita baik bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan
menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang mampu menghasilkan laba akan cenderung lebih tepat
waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.
2.1.3.3 Teori Kepatuhan Compliance Theory
Teori kepatuhan telah banyak diteliti pada ilmu-ilmu sosial, diantaranya adalah bidang ekonomi, psikologi, dan sosiologi. Kebanyakan
analis ekonomi mengasumsikan bahwa pemberian sanksi adalah satu- satunya mekanisme di mana kepatuhan hukum dapat dicapai apabila terjadi
penolakan dan ketidakmampuan, sedangkan kebanyakan teori psikologi dan sosiologi menekankan pemahaman legitimasi hukum sebagai alat utama
dalam mencapai kepatuhan melalui penguatan sosial dan instutisional akan norma moral Adams Nadler, 2004 dalam Cessylia, 2006
Dengan kata lain, teori kepatuhan dalam literatur ekonomi menekankan pada solusi hukum, sedangkan dalam literatur psikologi dan
sosiologi menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan. Teori kepatuhan dapat mendorong
seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan publik yang berusaha untuk melaporkan laporan
keuangan tahunan secara tepat waktu karena selain memang merupakan suatu kewajiban juga akan bermanfaat bagi banyak pihak. Tuntutan akan
kepatuhan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal dan keputusan ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-460BL2008 tentang kewajiban menyampaikan laporan
keuangan berkala.
2.1.4 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan