tidak dapat memberikan interpretasi manajerial yang berarti terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur.
Seharusnya variabel profitabilitas diharapkan mempunyai tanda positif untuk dapat menjelaskan bahwa perusahaan yang memperoleh keuntungan
mempunyai kecenderungan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Penyimpangan teori ini dapat disebabkan karena di pasar
modal dimana para pelaku dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI sedikit akan mengabaikan masalah profitabilitas yang
terjadi. Hal ini dikarenakan bahwa profitabilitas bukanlah satu-satunya faktor untuk menilai tingkat efektifitas yang dicapai oleh suatu operasional
perusahaan. Dari hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa nilai rata- rata ROI sebesar 5,9220. Dapat diartikan bahwa sebagian besar perusahaan
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mempunyai nilai ROI yang rendah.
4.2.2 Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Analisis regresi logistik untuk variabel opini audit memberikan hasil signifikan, dimana opini audit berpengaruh positif terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi 0,015 lebih kecil dari yang ditentukan yaitu 0,05. Pengaruh
yang diperoleh dari hasil penelitian adalah positif sebesar 4,385 dimana sesuai dengan logika teorinya. Opini auditor yang berupa wajar tanpa
pengecualian dianggap sebagai berita baik yang merupakan ukuran keberhasilan manajemen. Sebaliknya, jika opini tersebut berupa opini tidak
memberikan pendapat atau bahkan tidak wajar maka hal itu berarti berita buruk yang dapat mempengaruhi penyampaian laporan keuangan pada
publik. Manajemen yang mengerti pentingnya informasi akan menyampaikan berita baik tersebut secepatnya. Informasi yang berisi berita
baik seperti profitabilitas meningkat, kinerja manajemen efektif dan efisien serta pemberian opini wajar tanpa pengecualian akan menarik calon
investor untuk melakukan investasi. Dari hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa perusahaan yang memperoleh opini audit wajar tanpa
pengecualian sebesar 43 perusahaan dan 17 perusahaan memperoleh opini selain wajar tanpa pengecualian. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-
perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian sebagian besar mendapat opini wajar tanpa pengecualian unqualified opinion. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anissa 2004 serta Wirakusuma 2004, yang menemukan bukti empiris bahwa opini audit
secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
4.2.3 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
Pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel struktur kepemilikan OWN yang diukur dengan prosentase kepemilikan saham
terbesar yang dimiliki oleh outsider secara statistik tidak signifikan pada
tingkat 0,05 yaitu memiliki nilai probabilitas sebesar 0,332 yang menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 berarti struktur kepemilikan oleh
outsider tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam pelaporan
keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan karena konsentrasi dalam kepemilikan saham nampaknya belum mampu secara optimal dalam
mengontrol manajemen, sehingga keberadaannya belum menjamin bahwa manajemen akan secara tepat waktu melaporkan laporan keuangannya
secara tepat waktu. Pada dasarnya ketepatan waktu tidak hanya dipengaruhi oleh
tuntutan dari pemilik saham pihak luar manajemen saja tapi juga dipengaruhi oleh seberapa besar rasa tanggungjawab manajemen
perusahaan dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Bapepam mengenai kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala dan seberapa
besar rasa tanggungjawab manajemen perusahaan dalam memberi informasi mengenai kondisi perusahaan kepada publik dan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan. Sedangkan pengaruh yang diperoleh dari hasil penelitian adalah
positif sebesar 0,021, hal ini menunjukkan hubungan yang sesuai dengan logika teori atau hipotesis dalam penelitian ini yang berarti dengan adanya
konsentrasi kepemilikan pihak luar maka akan mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi
perusahaan yang berjalan dengan pengawasan. Akibatnya keleluasaan pihak manajemen menjadi terbatas. Adanya pengawasan dari pihak luar
maka pihak manajemen dituntut harus mampu untuk menunjukkan kinerja yang baik, karena jika kinerja pihak manajemen baik maka pemegang
saham akan mendukung keberadaan manajemen. Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian perusahaan yang dijadikan sampel
mempunyai kepemilikan saham di bawah 50. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Saleh 2004 yang menemukan
bukti bahwa kepemilikan saham terbesar yang dimiliki oleh outsider owmnership
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan.
4.2.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu