BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode survei analitik yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara sikap kerja dengan keluhan musculoskeletal
dengan pendekatan cross sectional dimana variable dependen dan variabel independen diukur dalam satu waktu. Pendekatan ini digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain Notoatmodjo, 2010. Variable independen dalam penelitian ini adalah sikap kerja dan variabel
dependen penelitian adalah keluhan musculoskeletal. 3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gudang Sortasi Tembakau Kebun Klumpang
SUTK PT Perkebunan Nusantara PTPN II. 3.2.2
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 – selesai.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh pekerja penyortir tembakau yang berjumlah 30 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini diambil dari seluruh anggota populasi total sampling yang berjumlah 30 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran Budiarto, 2011. Data primer dalam penelitian ini diambil
dengan cara : 1. Data mengenai karakteristik individu seperti nama, umur, dan masa kerja
serta keluhan subjektif yang dirasakan oleh pekerja diperoleh melalui wawancara.
2. Keluhan musculoskeletal pada pekerja diperoleh dari Kuesioner Nordic Body Map
3. Sikap kerja seorang pekerja diperoleh dengan metode REBA Rapid Entire Body Assessment diukur dengan bantuan software ErgoFellow 2.0.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri Budiarto, 2011. Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari pihak perusahaan PT Perkebunan Nusantara II mengenai gambaran umum perusahaan.
3.5 Definisi Operasional
1. Sikap Kerja Sikap kerja adalah posisi tubuh pekerja saat melakukan pekerjaan
menyortir daun tembakau. Sikap kerja diukur dengan menggunakan metode REBA dengan bantuan software Ergofellow 2.0.
Universitas Sumatera Utara
Sikap kerja tersebut dikategorikan menjadi : 1 Diabaikan, artinya sikap kerja tidak beresiko dan tidak diperlukan tindakan
perubahan terhadap sikap kerja. 2 Rendah, artinya sikap kerja beresiko rendah dan mungkin diperlukan
tindakan perubahan terhadap sikap kerja. 3 Sedang, artinya sikap kerja beresiko sedang dan diperlukan tindakan
perubahan terhadap sikap kerja serta perlu dilakukan tindakan. 4 Tinggi, artinya sikap kerja beresiko tinggi dan diperlukan tindakan
perubahan secepatnya. 5 Sangat tinggi, artinya sikap kerja beresiko sangat tinggi dan diperlukan
tindakan perubahan saat itu juga. Pengukuran sikap kerja dilakukan dengan pengamatan sikap kerja dengan
mengambil gambar foto pekerja selama bekerja. Data sikap kerja yang diperoleh dari gambar tersebut kemudian diolah dengan menggunakan software Ergofellow
2.0. 2. Keluhan Musculoskeletal
Keluhan musculoskeletal keluhan-keluhan subjektif yang dirasakan pekerja penyortir tembakau pada bagian otot rangka, terutama pada daerah bahu,
pinggang, punggung, leher, pergelangan tangan dan bagian tubuh lainnya. Keluhan musculoskeletal diukur dengan Nordic Body Map.
Hasil Nordic Body Map dikategorikan menjadi : 1 Rendah, artinya keluhan yang dirasakan pekerja rendah dan belum
diperlukan adanya tindakan perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
2 Sedang, artinya keluhan yang dirasakan pekerja tergolong sedang dan mungkin diperlukan tindakan perbaikan di kemudian hari.
3 Tinggi, artinya keluhan yang dirasakan pekerja tinggi dan diperlukan tindakan segera.
4 Sangat tinggi, artinya keluhan yang dirasakan pekerja sangat tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan menyeluruh sesegera mungkin.
Pengukuran keluhan musculoskeletal dilakukan pada saat jam istirahat yaitu pukul 12.30.
3. Pekerja penyortir tembakau adalah pekerja yang melakukan pekerjaan menyortir daun tembakau.
3.6 Metode Pengukuran Variabel