memerlukan suatu arahan yang sangat terarah dari guru kepada siswa agar siswa mampu mencapai hasil belajar secara optimal. Sehingga belajar merupakan suatu
perubahan perilaku secara keseluruhan, sesuai dengan pengalaman belajar yang mereka alami sebelumnya.
2.1.3. Teori-teori Belajar
1 Teori Belajar Behavioristik
Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang berwujud perilaku yang tampak overt behavior atau perilaku yang tidak tampak inert behavior.
Perilaku yang tampak misalnya: menulis, memukul, mendendang dedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya: berfikir, bernalar dan berkhayal. Perubahan
perilaku yang diperoleh dari hasil belajar bersifat permanen, dalam arti bahwa perubahan perilaku akan bertahan dalam waktu yang relative lama, sehingga pada
suatu waktu perilaku tersebut dapat dipergunakan untuk merespon stimulus yang sama atau hampir sama. Aspek penting yang dikemukakan oleh aliran
behavioristik dalam belajar adalah bahwa hasil belajar perubahan perilaku itu tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia insight, tapi karena faktor
stimulus yang menghasilkan respons. Stimulus harus dirancang sedemikian rupa menarik dan spesifik sehingga mudah direspon oleh siswa. Oleh karena itu,
siswa akan memperoleh hasil belajar apabila dapat mencari hubungan antara stimulus S dan respons R tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode pembelajaran interaktif yaitu problem posing dalam meningkatkan respons siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. hal ini
dikarenakan dalam metode pembelajaran problem posing menuntut untuk
keaktivan siswa dalam pembelajaran secara diskusi. Oleh karena itu berdasarkan metode pembelajaran problem posing masuk kedalam kategori teori pembelajaran
behavioristik, karena teori belajar behavioristik merupakan teori belajar dengan memusatkan pada stimulus yang akan menghasilkan respon dari siswa.
2 Teori Belajar Humanistik
Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan
menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri self-directing dan mandiri independent. Disamping itu pendekatan humanistik memandang
pentingnya pendekatan pendidikan di bidang kreativitas, minat terhadap seni dan hasrat ingin tahu. Oleh karena itu, pendekatan humanistik kurang menekankan
pada kurikulum standar, perencanaan pembelajaran, ujian, sertifikasi pendidik dan kewajiban hadir di sekolah. Dalam praktik pembelajaran, pendekatan humanistik
mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok kecil. Pilihan materi pembelajaran yang hendak digunakan dalam proses pembelajaran
merupakan hak peserta didik, dan bukan menjadi hak pendidik yang akan disampaikan kepada peserta didik, atau perancang kurikulum. Pembelajaran
merupakan wahana bagi peserta didik untuk aktualisasi diri, sehingga pendidik harus membangun kecenderungan tersebut dan mengorganisir kelas agar peserta
didik melakukan kontak dengan peristiwa-peristiwa yang bermakna. Apabila kelas itu terbangun seperti harapan tersebut, maka peserta didik akan memiliki
keinginan untuk belajar, ingin tumbuh, berupaya menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, memiliki harapan untuk menguasainya dan ingin
menciptakan sesuatu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan berdasarkan teori belajar humanistik yaitu memandang pentingnya
pendekatan pendidikan di bidang kreativitas dan hasarat ingin tahu dan berupaya untuk menemukan sesuatu bagi dirinya. Dalam penelitian ini, yang termasuk
kedalam teori belajar humanistik yaitu parisipasi belajar siswa. karena dalam partisipasi belajar siswa, siswa berupaya untuk menggali informasi dari hasrat
keingintahuannya untuk menggali informasi yang bermanfaat bagi dirinya. 3
Teori Belajar Kognitif Teori belajar kognitif memandang bahwa belajar sebagai proses
pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar
pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Kegiatan pengolahan informasi yang berlangsung di dalam
kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya, jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja
seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak bergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana seseorang
mampu mengolah informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada disekelilingnya. Oleh karena itu, teori belajar
kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan penggunaan pengetahuan yang telah diperoleh dan
disimpan didalam pikirannya secara efektif. Hasil belajar merupakan bagian dari teori kognitif, karena hasil belajar merupakan suatu perubahan yang dihasilkan
dari proses belajar yang mereka alami, sesuai dengan teori belajar kognitif yaitu cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan
menggunakan pengetahuan yang diperoleh dan disimpan secara efektif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori kognitif. Peneliti
menggunakan teori kognitif karena dalam penelitian ini didasarkan pada hasil belajar yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Tidak hanya hasil belajar siswa,
dalam penelitian ini pun menganalisis peningkatan partisipasi belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan metode yang telah ditentutan yaitu problem
posing. Karena dalam penelitian ini meneliti tentang hasil dan unsur dari pembelajaran berupa partisipasi belajar, maka teori kogitif dianggap sesuai
dengan penelitian ini.
2.1.4. Prinsip-prinsip Belajar