Metode Konvensional Hasil Belajar

5 Pembentukan Kelompok Belajar Saling Bergantung Peserta didik akan dipengaruhi dan akan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan dan kepercayaan orang lain. Kelompok belajar atau komunitas belajar yang yang dibangun di sekolah atau di tempat kerja dimaksudkan untuk berbagai pengetahuan, terfokus pada tujuan dan memberikan peluang kepada peserta didik untuk saling membelajarkan. 6 Menggunakan Asesmen Autentik Asesmen autentik menunjukkan bahwa belajar terjadi, terpadu dalam proses belajar mengajar, dan memberikan kesempatan dan arah perbaikan kepada peserta didik. Asesmen autentik hendaknya digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dan memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran Rifa’I dan Anni, 2011: 247-249.

2.1.10. Metode Konvensional

Metode yang banyak digunakan oleh guru sejak dulu sampai sekarang adalah metode konvensional, metode ini paling banyak digunakan karena dianggap lebih mudah dan lebih cepat dalam persiapannya. Alat yang digunakan pada metode konvensional ini hanyalah papan tulis dan proses penyampaiannya menggunakan ceramah. Surakhmad dalam Suryobroto 2009: 155 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan penuturan lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru biasa menggunakan alat pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Sedangkan peranan murid dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok yang dikemukaan oleh guru. Sebagai metode maka pemberian pelajaran cara berceramah memberikan kebaikan dan terdapat pula keburukannya. Kebaikan dalam metode ceramah sebagai berikut : a. Guru dapat menguasai seluruh arah kelas, sebab guru semata-mata berbicara langsung sehingga dapat menentukan arah itu dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan. b. Organisasi kelas sederhana, dengan berceramah, persiapan satu-satunya yang diperlukan guru ialah buku catatanbahan pelajaran. Pembicaraan ada kemungkinan sambil duduk atau berdiri. Murid-murid diharapkan mendengarkan secara diam. Oleh karena itu, mudah dimengerti bahwa jalan ini adalah yang paling sederhana untuk mengatur kelas daripada penggunaan metode lain misalnya demostrasi yang memerlukan pembagian kelas dalam kesatuan-kesatuan kecil untuk sesuatu tugas dan lain sebagainya. Sedangkan keburukan dari metode ceramah yaitu meskipun metode ceramah dikatakan sederhana, tetapi metode-metode ceramah memiliki batas- batas atau kelemahan dipandang dari segi kepentingan belajar. a. Guru sukar mengetahui sampai dimana murid-murid telah mengerti pembicaraannya. Guru sering menganggap bahwa karena murid-muridnya duduk dengan diam dan mendengarkan pembicaraannya, mereka itu sedang belajar. Tetapi sebetulnya mungkin sekali bahwa sebagian besar dari memperhatikan sambil diam ini hanya suatu bentuk kesopanan bukan tanda adanya pengertian. Walaupun disana-sini banyak siswa yang mengangguk- anggukan kepala seirama dengan pembicaraan guru, ini bukan mesti berarti jaminan adanya pengertian dari pihak murid-murid. Karena itu, bila ada guru yang memakai metode ceramah, selekas mungkin hendaknya sesudah pelajaran menggunakan aktivitas, misalnya mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Dengan demikian akan tampak tingkat pengetahuan murid-murid. b. Murid sering memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan guru. Hal ini disebabkan karena ceramah merupakan rangkaian kata-kata yang sewaktu- waktu dapat menimbulkan salah pengertian, misalnya karena sifatnya yang abstrak, kabur dan sebagainya. Beberapa cara untuk berusaha menghindari ini adalah : 1 Menambah keterangan kata-kata untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan sejenis pada murid-murid. 2 Menggunakan alat-alat peraga seperti gambar-gambar dan sebagainya.

2.2. Partisipasi Belajar

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN 2014 2015

1 32 261

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA TEUKU UMAR SEMARANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER TAHUN PELAJARAN 2014 2015

3 6 83

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA TEUKU UMAR SEMARANG MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY BERSTRATEGI BUZZ GROUP

1 48 237

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS XI SMA TEUKU UMAR SEMARANG

12 51 199

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE QUANTUM DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI POKOK MATERI JURNAL PENYESUAIAN SISWA KELAS XI SMA TEUKU UMAR SEMARANG

0 6 2

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 1 15

Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing pada siswa kelas VIII Di SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2014/2015.

0 0 195

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Dengan Penerapan Metode Pembelajaran Berbalik (Reciprokal Teaching) Pada Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang Siswa Kelas X Akuntansi SMK Teuku Umar Semarang.

3 13 112

Keefektifan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa di SMA Teuku Umar Semarang (Penelitian Eksperimen Pada Siswa kelas X 5 SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006).

0 0 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE PROBLEM POSING DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA N 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 20