Rentabilitas ROI Analisis kriteria investasi rawai hanyut

Rp. 39.055.258. BEP volume pada usaha rawai hanyut sebesar 23.669,85 kg, artinya usaha ini akan menghasilkan keuntungan apabila telah memproduksi ikan sebanyak 23.669,85 kg.

4. Rentabilitas ROI

Return on investment adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan keuntungan. Dalam analisis di dapatkan ROI sebesar 41 , artinya nilai ini menunjukkan bahwa investasi usaha perikanan rawai hanyut di Kabupaten Banyuasin layak dikembangkan. Hasil analisis usaha rawai hanyut di Kabupaten Banyuasin tahun 2006 disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Analisis usaha pengembangan rawai hanyut di Kabupaten Banyuasin tahun 2006 Kriteria Usaha Nilai RC 1,31 ROI 41 BEP Nilai Produksi Kg 23.669,85 BEP Volume Produksi Rp 39.055.258 Keuntungan Rp 18.767.666 Sumber : Data primer diolah

2. Analisis kriteria investasi rawai hanyut

Analisis kriteria investasi cash flow terdiri atas arus masuk inflow dan arus keluar outflow. Arus masuk menggambarkan penerimaan yang diperoleh dari suatu usaha, sedangkan arus keluar menerangkan biaya yang digunakan dalam suatu usaha. Arus masuk berasal dari penerimaan penjualan output dan nilai sisa yang diperoleh dari nilai barang yang tidak habis digunakan setelah umur teknisnya habis. Arus keluar yang dihitung yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memutuskan layak atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan menentukan NPV, Net BC dan IRR dapat dilihat pada Tabel 23. Untuk menghitung dengan kriteria investasi dilakukan dengan menyusun cash flow. Asumsi yang diperlukan dalam menyusun perhitungan cash flow antara lain : 1. Analisis yang dilakukan merupakan usaha baru yang akan dikembangkan. Usaha yang ada dengan umur kegunaan ditentukan 10 tahun, karena nilai investasi yang paling tinggi dan lama adalah kapal. 2. Harga yang digunakan baik untuk biaya maupun penerimaan adalah konstan selama umur proyek. 75 3. Nilai-nilai investasi yang digunakan dalam analisis berdasarkan hasil wawancara berdasarkan tahun 2006. 4. Sumber modal yang menggunakan adalah modal sendiri. 5. Populasi ikan menyebar merata di seluruh daerah penangkapan. 6. Hasil tangkapan yang masuk ke dalam perhitungan hanya ikan pelagis. 7. Kapalperahu dan mesin yang digunakan untuk operasi penangkapan memiliki ukuran relatif sama 8. Discount factor pada tahun 2006 didasarkan pada tingkat suku bunga pinjaman untuk usaha sebesar 15 per tahun yang berlaku pada Bank Sumsel Cabang Sungsang. 9. Biaya perawatan kapal, mesin dan alat tangkap meningkat 5 per tahun proyek. Hal ini dikarenakan kapal, mesin dan alat tangkap merupakan barang yang sudah terpakai. 10. Kebutuhan solar dan minyak tanah meningkat 5 per tahun proyek. Hal ini disebabkan oleh umur teknis semakin tua sehingga kebutuhan bahan bakar semakin bertambah. 11. Kebutuhan oli meningkat 5 per tahun proyek. Hal ini disebabkan oleh umur teknis mesin semakin tua sehingga kebutuhan bahan bakar semakin bertambah. Tabel 23 Hasil perhitungan cash flow pada unit penangkapan rawai hanyut di Kabupaten Banyuasin No Keterangan Jumlah 1. NPV 55.855.075 2. Net BC 2,22 3. IRR 48 Sumber : Data primer diolah Berdasarkan Tabel 23, dapat diketahui nilai NPV sebesar Rp. 55.855.075, artinya nilai saat ini dari keuntungan yang akan diperoleh selama umur proyek 10 tahun di masa yang akan datang adalah Rp. 55.855.075. Nilai Net BC sebesar 2,22, artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 2 rupiah 22 sen selama umur proyek 10 tahun dengan suku bunga 15 . IRR sebesar 48 , artinya usaha proyek tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 48 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama umur proyek 10 tahun. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pengembangan rawai hanyut di Kabupaten Banyuasin apabila dijalankan layak untuk dikembangkan.

3. Analisis sensitivitas rawai hanyut