Rentabilitas ROI Analisis kriteria investasi jaring insang hanyut

produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung Soekartawi 2005. Total penerimaan usaha yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 64.000.000 dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 46.680.000, maka diperoleh keuntungan sebesar Rp. 17.320.000. Nilai ini diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya.

2. Analisis revenue-cost ratio RC

Analisis RC merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Semakin besar RC maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Nilai RC yang diperoleh sebesar 1,37, nilai ini lebih besar dari satu, artinya usaha ini menguntungkan dimana setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,37 atau dengan kata lain akan menghasilkan keuntungan Rp. 1,37.

3. Analisis break even point BEP

Titik impas adalah keadaan dimana jumlah penerimaan sama dengan jumlah pengeluaran. Analisis BEP digunakan untuk mengetahui sampai batas mana usaha pengembangan jaring insang hanyut masih memperoleh keuntungan. BEP nilai produksi sebesar Rp. 26.951.872, artinya usaha ini akan memberikan keuntungan apabila berada pada titik sama atau lebih besar dari Rp. 26.951.872. BEP volume pada usaha jaring insang hanyut sebesar 16.171,12 kg, artinya usaha ini akan menghasilkan keuntungan apabila telah memproduksi ikan sebanyak 16.171,12 kg.

4. Rentabilitas ROI

Return on investment adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan keuntungan. Dalam analisis di dapatkan ROI sebesar 40 , artinya nilai ini menunjukkan bahwa investasi usaha perikanan jaring insang hanyut di Kabupaten Banyuasin layak dikembangkan. Hasil analisis usaha jaring insang hanyut di Kabupaten Banyuasin tahun 2006 disajikan pada Tabel 26. 79 Tabel 26 Analisis usaha pengembangan jaring insang hanyut di Kabupaten Banyuasin tahun 2006 Kriteria Usaha Nilai RC 1,37 ROI 40 BEP Nilai Produksi Kg 16.171,12 BEP Volume Produksi Rp 26.951.872 Keuntungan Rp 64.000.000 Sumber : Data primer diolah

2. Analisis kriteria investasi jaring insang hanyut

Analisis kriteria investasi cash flow terdiri atas arus masuk inflow dan arus keluar outflow. Arus masuk menggambarkan penerimaan yang diperoleh dari suatu usaha, sedangkan arus keluar menerangkan biaya yang digunakan dalam suatu usaha. Arus masuk berasal dari penerimaan penjualan output dan nilai sisa yang diperoleh dari nilai barang yang tidak habis digunakan setelah umur teknisnya habis. Arus keluar yang dihitung yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memutuskan layak atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan menentukan NPV, Net BC dan IRR dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Hasil perhitungan cash flow pada unit penangkapan jaring insang hanyut di Kabupaten Banyuasin No Keterangan Jumlah 1. NPV 46.437.216 2. Net BC 2,08 3. IRR 48 Sumber : Data primer diolah Berdasarkan Tabel 27, dapat diketahui nilai NPV sebesar Rp. 46.437.216, artinya nilai saat ini dari keuntungan yang akan diperoleh selama umur proyek 10 tahun di masa yang akan datang adalah Rp. 46.437.216. Nilai Net BC sebesar 2,08, artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 2 rupiah 08 sen selama umur proyek 10 tahun dengan suku bunga 15 . IRR sebesar 47 , artinya usaha proyek tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 47 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama umur proyek 10 tahun. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pengembangan jaring insang hanyut di Kabupaten Banyuasin apabila dijalankan layak untuk dikembangkan. 80

3. Analisis sensitivitas jaring insang hanyut