hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pengembangan rawai hanyut di Kabupaten Banyuasin apabila dijalankan layak untuk dikembangkan.
3. Analisis sensitivitas rawai hanyut
Agar akurasi analisis semakin tinggi maka disertakan pula analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh apa yang akan terjadi akibat perubahan
harga input atau bahan baku yang akan berdampak pada nilai output diakhir perhitungan. Dalam penelitian ini faktor yang akan dianalisis adalah perubahan
harga solar dan minyak tanah terhadap penurunan harga ikan sebagai komponen terbesar. Metode yang digunakan adalah switching value.
Komponen tersebut merupakan komponen variabel utama yang dianggap peka dalam proses penangkapan rawai hanyut.
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas secara umum kegiatan penangkapan ikan pelagis dengan menggunakan alat tangkap rawai hanyut
layak dilakukan Lampiran 6 pada discount factor 15 . Berdasarkan metode tersebut diperoleh nilai untuk kenaikan harga solar
dan minyak tanah sebesar 72,15 dan penurunan harga ikan sebesar 14,15 pada rawai hanyut. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa apabila
terjadi perubahan harga solar dan minyak tanah serta harga ikan, maka kriteria investasi akan mengalami perubahan. Nilai kriteria investasi setelah dilakukan
analisis sensitivitas pada usaha penangkapan rawai hanyut dapat dilihat pada Tabel 24 dan 25 dan untuk perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran
7 dan 8. Berdasarkan Tabel 24 dapat dilihat perhitungan analisis sensitivitas
terhadap kenaikan harga solar dan minyak tanah sebesar 72,15 dari harga solar Rp. 5.000 menjadi Rp 8.607,5 dan minyak tanah Rp. 3.000 menjadi Rp.
5.164,5 pada unit penangkapan rawai hanyut. Net BC yang dihasilkan 0,9985 dan nilai IRR yang dihasilkan 14,95 dibawah tingkat suku bunga yang
berlaku. Hasil perbandingan sebelum dan sesudah perubahan harga solar dan
minyak tanah menyebabkan nilai NPV, Net BC dan IRR ikut berubah. Perubahan nilai NPV sebesar Rp. 55.923.365 dari 55.855.075 setelah
mengalami kenaikan solar dan minyak tanah menjadi Rp 68.290,79, Net BC 77
sebesar 1,22 dan nilai IRR menjadi 14,95 . Tabel 24 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga solar dan
minyak tanah sebesar 72,15 pada rawai hanyut tahun 2006
No Kriteria
Investasi Sebelum kenaikan
harga solar Rp.5.000 dan minyak tanah
Rp.3.000 Sesudah kenaikan
harga solar Rp.8.607,5 dan
minyak tanah Rp.5.164,5
Perubahan
1. NPV Rp
55.855.075 68.290,79
55.923.365 2.
Net BC 2,22
0,9985 1,22
3. IRR
48 14,95
33,05
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 25 dapat dilihat perhitungan analisis sensitivitas terhadap penurunan harga ikan sebesar 14,15 dari harga ikan Rp. 8.000
menjadi Rp 6.607,5 pada unit penangkapan rawai hanyut. Net BC yang dihasilkan 0,99 dan nilai IRR yang dihasilkan 14,69 dibawah tingkat suku
bunga yang berlaku. Hasil perbandingan sebelum dan sesudah perubahan harga solar dan
minyak tanah menyebabkan nilai NPV, Net BC dan IRR ikut berubah. Perubahan nilai NPV sebesar Rp. 56.244.336 dari 55.855.075 setelah
mengalami penurunan harga ikan menjadi Rp 389.261,12, Net BC sebesar 0,99 dan nilai IRR menjadi 14,69 .
Tabel 25 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat penurunan harga ikan sebesar 14,15 pada rawai hanyut tahun 2006
No Kriteria
Investasi Sebelum penurunan
harga ikan Rp. 8,000 Sesudah penurunan
harga ikan Rp.6,607.5 Perubahan
1. NPV Rp
55.855.075 389.261,12
56.244.336 2.
Net BC 2,22
0,99 1.23
3. IRR
48 14,69
33,31
Sumber : Data primer diolah
6.2.2 Analisis finansial jaring insang hanyut
1. Analisis usaha jaring insang hanyut 1. Analisis pendapatan usaha jaring insang hanyut