7.1.3 Analisis aspek sosial
Berdasarkan aspek sosial Tabel 18, semua alat memiliki sistem bagi hasil yang sama, yaitu untuk nelayan pemilik kapal 50 dan untuk nelayan
ABK 50 dari total pendapatan setelah dikurangi dengan total biaya produksi. Pada umumnya juru mudi dari alat tangkap rawai hanyut, jaring insang hanyut
dan bagan tancap ini memiliki kapal sendiri, jadi secara langsung hasil dari 50 diperoleh oleh juru mudinya. Walaupun rawai hanyut lebih banyak
menyerap tenaga kerja dibandingkan dengan jaring insang hanyut dan bagan tancap, tetapi penghasilan rawai hanyut yang tinggi mampu melebihi
penghasilan jaring insang hanyut dan bagan tancap. Seperti yang sudah dibahas pada aspek biologi dan teknis, ternyata rawai hanyut memiliki jumlah produksi
yang melebihi dari jaring insang hanyut dan bagan tancap, sehingga pendapatan rawai hanyut mampu melebihi pendapatan dari jaring insang
hanyut dan bagan tancap. Sementara itu tingkat penguasaan teknologi dari hasil wawancara didapat nilai yang berimbang atau hampir sama antara rawai
hanyut, jaring insang hanyut dan bagan tancap karena nelayan sudah beberapa tahun menggunakan alat tangkap dan tidak ada kesulitan yang berarti.
Perawatan pada alat tangkap jaring insang hanyut dan bagan tancap cukup sulit sehingga dengan adanya rawai hanyut ini mendorong nelayan untuk beralih ke
rawai hanyut. Jadi berdasarkan hasil dari standarisasi aspek sosial didapat bahwa rawai hanyut lebih baik daripada jaring insang hanyut dan bagan
tancap.
7.1.4 Analisis aspek ekonomi
Berdasarkan analisis aspek ekonomi Tabel 19, maka dapat dilihat bahwa rawai hanyut lebih baik daripada jaring insang hanyut dan bagan
tancap. Seperti yang telah dianalisis pada beberapa aspek sebelumnya bahwa produksi rawai hanyut yang lebih besar dari jaring insang hanyut dan bagan
tancap menyebabkan penerimaan rawai hanyut juga lebih besar daripada penerimaan jaring insang hanyut dan bagan tancap.
7.1.5 Analisis aspek keramahan lingkungan
Berdasarkan aspek analisis keramahan lingkungan Tabel 20, maka dapat dilihat bahwa rawai hanyut memiliki tingkat keramahan lingkungan yang
lebih tinggi daripada jaring insang hanyut dan bagan tancap. Menurut Ayodhyoa 1981 menyatakan bahwa rawai hanyut pada umumnya
dioperasikan pada perairan yang dangkal untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis seperti tongkol, cakalang, layang, selar, dan baby tuna. Alat tangkap
pancing ini termasuk kategori ramah lingkungan karena walaupun dioperasikan dikolom perairan, namun tidak merusak habitat ikan, karena dimensinya hanya
mempengaruhi atau mencakup areal yang kecil dan alat tangkap ini juga sangat selektif terhadap jenis dan ukuran ikan, sehingga tidak mengganggu siklus
hidup dan pertumbuhan populasi ikan. Najamudin 2006 yang menyatakan alat tangkap bagan termasuk alat tangkap yang tidak selektif dimana menangkap
banyak jenis ikan dengan ukuran mulai dari kecil sampai besar. Menurut pendapat Samuel 2003 mengatakan bahwa alat tangkap jaring tergolong alat
tangkap yang produktif, tetapi tidak ramah terhadap keseimbangan populasi ikan yang ditangkap. Alat tangkap rawai tergolong dalam kategori tidak ramah
terhadap keseimbangan populasi ikan. Namun dari sisi lain, alat tangkap ini tidak menangkap biomassa ikan dalam jumlah besar sehingga tidak ada
kekhawatiran alat tersebut merusak keseimbangan populasi ikan yang ditangkap.
7.1.6 Analisis aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi, dan keramahan lingkungan