6.
7.
8.
9. Tidak membahayakan nelayan
Produksi tidak membahayakan konsumen
Tidak membahayakan ikan- ikan yang dilindungi
Dapat diterima secara sosial Tingkat bahaya atau resiko yang diterima
oleh nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap tergantung pada jenis alat tangkap
dan keterampilan yang dimiliki nelayan.
Tingkat bahaya yang diterima oleh konsumen terhadap produksi yang
dimanfaatkan tergantung dari ikan yang diperoleh dari proses penangkapan.
Alat tangkap tersebut mempunyai peluang yang cukup besar untuk tertangkapnya
spesies yang dilindungi.
Penerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap yang digunakan tergantung pada
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.
3.5 Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skoring yang tujuannya adalah menetapkan prioritas unit penangkapan ikan pelagis terpilih.
Selanjutnya, analisis finansial bertujuan untuk menentukan kelayakan usaha alat tangkap yang ada. Kemudian dilakukan pengalokasian unit penangkapan ikan
pelagis dengan menggunakan model linear goal programming untuk mengetahui jumlah alokasi dari alat tangkap dan untuk melihat strategi
pengembangan perikanan tangkap menggunakan analisis SWOT.
3.5.1 Metode skoring
Metode skoring dapat digunakan untuk penilaian kriteria yang mempunyai satuan berbeda. Skoring diberikan dengan nilai terendah sampai nilai tertinggi.
Untuk nilai tertinggi diberikan urutan prioritas 1 begitupun seterusnya. Dalam menilai semua kriteria atau aspek yang digunakan nilai tukar, sehingga semua
nilai mempunyai standar yang sama. Jenis alat tangkap yang memperoleh nilai tertinggi berarti lebih baik daripada yang lainnya, demikian juga sebaliknya.
Standarisasi dengan fungsi nilai dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dari Mangkusubroto dan Trisnadi 1985 sebagai berikut :
X X
X X
X V
a
− −
=
∑
=
=
n a
i
Xi Vi
A V
i = a, b, c, d........n dimana :
VX = Fungsi nilai dari variabel X
X = Nilai variabel X
X
a
= Nilai tertinggi pada kriteria X X
o
= Nilai terendah pada kriteria X VA
= Fungsi nilai dari alternatif A V
1
X
i
= Fungsi nilai dari alternatif pada kriteria ke-i Penentuan unit penangkapan ikan pelagis menggunakan metode skoring,
sebagai berikut : Analisis aspek biologi : komposisi target spesies X
1
, ukuran panjang tubuh ikan hasil tangkapan X
2
, musim penangkapan ikan pelagis X
3
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan nelayan.
Analisis aspek teknis perahu, alat penangkapan ikan pelagis dan hasil tangkapan. Sedangkan penilaian kriteria teknis dari unit penangkapan pelagis
yaitu mencakup produksi per tahun X
1
, produksi per trip X
2
, produksi per tenaga kerja X
3
. Analisis aspek sosial yakni berkaitan dengan tenaga kerja yang diserap
setiap unit penangkapan pelagis antara lain, jumlah tenaga kerja per unit penangkapan ikan pelagis X
1
, pendapatan nelayan pertahun X
2
, dan tingkat penguasaan teknologi X
3
. Analisis aspek ekonomi dapat dijabarkan menjadi aspek ekonomi
kriteria efisiensi usaha. Aspek ekonomi kriteria efisiensi usaha meliputi: penerimaan kotor per tahun X
1
, penerimaan kotor per trip X
2
, penerimaan kotor per tenaga kerja X
3
. Analisis aspek ramah lingkungan dilakukan untuk mengetahui manfaat
lingkungan dari usaha penangkapan ikan pelagis. Aspek ramah lingkungan meliputi : mempunyai selektivitas yang tinggi X
1
, tidak merusak habitat X
2
, menghasilkan ikan berkualitas tinggi X
3
, tidak membahayakan nelayan X
4
, produksi tidak membahayakan konsumen X
5
, by-catch rendah X
6
, dampak ke biodiversity X
7
, tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi X
8
, dan dapat diterima secara sosial X
9
. 37
3.5.2 Analisis finansial