Analisis usaha jaring insang hanyut Analisis pendapatan usaha jaring insang hanyut Analisis revenue-cost ratio RC Analisis break even point BEP

sebesar 1,22 dan nilai IRR menjadi 14,95 . Tabel 24 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga solar dan minyak tanah sebesar 72,15 pada rawai hanyut tahun 2006 No Kriteria Investasi Sebelum kenaikan harga solar Rp.5.000 dan minyak tanah Rp.3.000 Sesudah kenaikan harga solar Rp.8.607,5 dan minyak tanah Rp.5.164,5 Perubahan 1. NPV Rp 55.855.075 68.290,79 55.923.365 2. Net BC 2,22 0,9985 1,22 3. IRR 48 14,95 33,05 Sumber : Data primer diolah Berdasarkan Tabel 25 dapat dilihat perhitungan analisis sensitivitas terhadap penurunan harga ikan sebesar 14,15 dari harga ikan Rp. 8.000 menjadi Rp 6.607,5 pada unit penangkapan rawai hanyut. Net BC yang dihasilkan 0,99 dan nilai IRR yang dihasilkan 14,69 dibawah tingkat suku bunga yang berlaku. Hasil perbandingan sebelum dan sesudah perubahan harga solar dan minyak tanah menyebabkan nilai NPV, Net BC dan IRR ikut berubah. Perubahan nilai NPV sebesar Rp. 56.244.336 dari 55.855.075 setelah mengalami penurunan harga ikan menjadi Rp 389.261,12, Net BC sebesar 0,99 dan nilai IRR menjadi 14,69 . Tabel 25 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat penurunan harga ikan sebesar 14,15 pada rawai hanyut tahun 2006 No Kriteria Investasi Sebelum penurunan harga ikan Rp. 8,000 Sesudah penurunan harga ikan Rp.6,607.5 Perubahan 1. NPV Rp 55.855.075 389.261,12 56.244.336 2. Net BC 2,22 0,99 1.23 3. IRR 48 14,69 33,31 Sumber : Data primer diolah 6.2.2 Analisis finansial jaring insang hanyut 1. Analisis usaha jaring insang hanyut 1. Analisis pendapatan usaha jaring insang hanyut Analisis pendapatan usaha digunakan untuk menghitung besarnya total pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha. Total pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu proses produksi. Total penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikaitkan dengan harga produksi. Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung Soekartawi 2005. Total penerimaan usaha yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 64.000.000 dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 46.680.000, maka diperoleh keuntungan sebesar Rp. 17.320.000. Nilai ini diperoleh dari total penerimaan dikurangi total biaya.

2. Analisis revenue-cost ratio RC

Analisis RC merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Semakin besar RC maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Nilai RC yang diperoleh sebesar 1,37, nilai ini lebih besar dari satu, artinya usaha ini menguntungkan dimana setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,37 atau dengan kata lain akan menghasilkan keuntungan Rp. 1,37.

3. Analisis break even point BEP

Titik impas adalah keadaan dimana jumlah penerimaan sama dengan jumlah pengeluaran. Analisis BEP digunakan untuk mengetahui sampai batas mana usaha pengembangan jaring insang hanyut masih memperoleh keuntungan. BEP nilai produksi sebesar Rp. 26.951.872, artinya usaha ini akan memberikan keuntungan apabila berada pada titik sama atau lebih besar dari Rp. 26.951.872. BEP volume pada usaha jaring insang hanyut sebesar 16.171,12 kg, artinya usaha ini akan menghasilkan keuntungan apabila telah memproduksi ikan sebanyak 16.171,12 kg.

4. Rentabilitas ROI