Pencegahan Sekunder 2. Meningitis Tuberkulosa Meningitis Serosa Pencegahan Tertier

dengan interval waktu satu bulan, anak 1-5 tahun cukup diberikan satu dosis. Jenis imunisasi ini tidak dianjurkan diberikan pada bayi di bawah 2 bulan karena dinilai belum dapat membentuk antibodi. 5,37 Meningitis Meningococcus dapat dicegah dengan pemberian kemoprofilaksis antibiotik kepada orang yang kontak dekat atau hidup serumah dengan penderita. 9 Vaksin yang dianjurkan adalah jenis vaksin tetravalen A, C, W135 dan Y. 35 meningitis TBC dapat dicegah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memenuhi kebutuhan gizi dan pemberian imunisasi BCG. Hunian sebaiknya memenuhi syarat kesehatan, seperti tidak over crowded luas lantai 4,5 m 2 orang, ventilasi 10 – 20 dari luas lantai dan pencahayaan yang cukup. 32 Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara mengurangi kontak langsung dengan penderita dan mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan di lingkungan seperti barak, sekolah, tenda dan kapal. Meningitis juga dapat dicegah dengan cara meningkatkan personal hygiene seperti mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah dari toilet. 5

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal, saat masih tanpa gejala asimptomatik dan saat pengobatan awal dapat menghentikan perjalanan penyakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Deteksi dini juga dapat ditingkatan dengan mendidik petugas kesehatan serta keluarga untuk mengenali gejala awal meningitis. 38 Universitas Sumatera Utara Dalam mendiagnosa penyakit dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan cairan otak, pemeriksaan laboratorium yang meliputi test darah dan pemeriksaan X-ray rontgen paru . 23 Selain itu juga dapat dilakukan surveilans ketat terhadap anggota keluarga penderita, rumah penitipan anak dan kontak dekat lainnya untuk menemukan penderita secara dini. 10 Penderita juga diberikan pengobatan dengan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis penyebab meningitis yaitu : 23 b.1. Meningitis Purulenta b.1.1. Haemophilus influenzae b : ampisilin, kloramfenikol, setofaksim, seftriakson. b.1.2. Streptococcus pneumonia : kloramfenikol , sefuroksim, penisilin, seftriakson. b.1.3. Neisseria meningitidies : penisilin, kloramfenikol, serufoksim dan seftriakson.

b.2. Meningitis Tuberkulosa Meningitis Serosa

Kombinasi INH, rifampisin, dan pyrazinamide dan pada kasus yang berat dapat ditambahkan etambutol atau streptomisin. Kortikosteroid berupa prednison digunakan sebagai anti inflamasi yang dapat menurunkan tekanan intrakranial dan mengobati edema otak.

c. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier merupakan aktifitas klinik yang mencegah kerusakan lanjut atau mengurangi komplikasi setelah penyakit berhenti. Pada tingkat pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis, dan membantu penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi- kondisi yang tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk mengalami dampak neurologis jangka panjang misalnya tuli atau ketidakmampuan untuk Universitas Sumatera Utara belajar. 38 Fisioterapi dan rehabilitasi juga diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat. 18 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita meningitis adalah pasien yang didiagnosa menderita infeksi cairan otak disertai radang meningitis sesuai yang tercatat dalam kartu status. 3.2.2. Sosiodemografi a. Umur adalah usia penderita meningitis seperti yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas : 1. 0 - 5 tahun 2. 5 - 10 tahun 3. 10 - 15 tahun 4. 15 - 20 tahun 5. 20 - 25 tahun Karakteristik Penderita Meningitis 1. Sosiodemografi Umur Jenis Kelamin Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Tempat tinggal 2. Keadaan sewaktu datang 3. Jenis Meningitis 4. Gejala subjektif 5. Gejala objektif 6. Asal rujukan 7. Lama rawatan rata-rata 8. Keadaan sewaktu pulang Universitas Sumatera Utara