Karakteristik Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 − 2010

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2006-2010

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 061000110 SHINTA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2006-2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 061000110 SHINTA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul :

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2006-2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 061000110 SHINTA

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 07 Maret 2011 dan

Dinyatakan telah Memenuhi Syarat untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH

NIP. 19450817 197302 2 001 NIP. 19650112 199402 2 001 drh. Hiswani, M. Kes

Penguji II Penguji III

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH

NIP : 19490417 197902 1 001 NIP. 19590818 198503 2 002 drh. Rasmaliah, M.Kes

Medan, Maret 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP : 19610831 198903 1 00 Dr. Drs. Surya Utama, MS


(4)

ABSTRAK

Meningitis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia, tahun 2001 terdapat 1.667 kasus kematian meningitis dengan CSDR 8 per 1000.000 penduduk. Di Kota Medan tahun 2000-2002 terdapat 116 kasus meningitis anak.

Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi penelitian, 102 data (total sampling).

Hasil penelitian menunjukkan trend kunjungan berdasarkan data per tahun 2006-2010 menurun dengan persamaan y=−5,6x + 37,2. Proporsi tertinggi berdasarkan umur 0-2 tahun 31,4%, umur termuda 2 hari dan umur tertua 14 tahun; jenis kelamin laki-laki 62,7%, sex ratio 1,7%; orang tua petani 36,3%; luar Kota Medan 67,6%; status gizi baik 38,2%; riwayat penyakit sebelumnya Tb paru 56,9%; datang tidak sadar 92,2%; meningitis serosa 56,9%; demam 100%; letargi usia <5 tahun 95%; letargi ≥5 tahun 92,9%; lama rawatan rata -rata 13,58 hari; pulang meninggal dunia 42,2% (CFR 42%).

Uji chi square menunjukkan lama rawatan rata-rata meningitis serosa secara bermakna lebih lama dari meningitis purulenta (t=-2,240, p=0,027, 16,48 hari vs 9,75 hari); proporsi meningitis purulenta secara bermakna lebih tinggi pulang meningggal dunia dari meningitis serosa (χ2

=14,431,p=0,001, 61,4%vs27,6%); lama rawatan rata-rata penderita meningitis serosa yang berobat jalan secara bermakna lebih lama dari pulang atas permintaan sendiri dan pulang meninggal dunia (f=17,591, p=0,000, 24,26 hari vs 10 dan 6,88 hari).

Diharapkan pada pihak RSUP H. Adam Malik Medan agar dapat meningkatkan penanganan dan pemberian terapi kepada pasien meningitis anak untuk mengurangi jumlah kematian, melengkapi pencatatan pendidikan orang tua dan status imunisasi, dan pada Ibu yang memiliki anak balita, agar memberikan imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit meningitis pada anak.


(5)

ABSTRACT

Meningitis is one infection disease still becomes a problem in developing country. In Indonesia on 2001 was 1.667 case of death with CSDR 8 in 1000.000 people. In Medan on 2000-2002 was found 116 cases of meningitis in children.

The purpose of this study with case series design is to analyses the characteristics of the children patients with meningitis were hospitalized in H. Adam Malik Central General Hospital in 2006-2010. The population of research was 102 (total sampling).

The result of this study reveals that, based on the yearly data, in 2006-2010, the trend of children patients with meningitis show decreasing with comparison y=−5,6x + 37,2. The highest proportion of age group 0-2 years old 31,4%; male 62,7%, with sex ratio 1,7%; parents work as peasant 36,3%; from out of Medan 67,6%; good nutrition status 38,2%; disease history Tuberculosis 56,9%; unconscious 92,2%; Serous Meningitis 56,9%; fever 100%; Lethargy in <5 years old 95%, Lethargy in ≥5 years old 92,9%; average length of treatment was 13,58 days; death patient 42,2% (CFR 42%).

The result of Chi-square test, the average length of serous meningitis treatment was significant longer than purulent meningitis (t=-2,240, p=0,027, 16,48 days vs. 9,75 days); purulent meningitis proportion was significant return home as death than serous meningitis(χ 2=14,431, p=0,001, 61,4% vs27,6%); the average length of serous meningitis treatment who continuation treatment was significant longer than return home as a self appeal and death(f=17,591, p=0,000, 24,26 days vs. 10 and 6,88 days).

It is suggested that the management of H. Adam Malik General Hospital Medan to increase the handling of children patient’s meningitis to decrease number of death, complete the filling out patient’s status card by including parent’s educational background and status of immunization, and for children under five’s mothers to give complete immunization to prevent meningitis in children disease.


(6)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama : Shinta

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Bireuen / 16 November 1988

3. Agama : Islam

4. Anak Ke : 2 dari 4 bersaudara 5. Status Pernikahan : Belum menikah 6. Nama Ayah : Amir Rizal 7. Nama Ibu : Hasriana

8. Alamat : Jl. SMIK Gg. Sentosa No. 2 Banda Masen Lhokseumawe, Aceh Utara

9. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 1994 – 2000 : SDN 1 Kutablang Lhokseumawe b. Tahun 2000 – 2003 : SMPN 1 Lhokseumawe

c. Tahun 2003 – 2006 : SMUN 1 Lhokseumawe


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Karakteristik Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 − 2010”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU, selaku dosen Penasehat Akademik penulis dan dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku dosen pembimbing I yang meluangkan waktu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. drh. Hiswani, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah sabar membimbing,

memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.


(8)

5. Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dan pengarahan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Direktur Utama, Bapak Direktur SDM dan pendidikan, kepala instansi litbang dan staff, dan kepala instalasi rekam medik beserta staff serta seluruh pihak terkait dalam penelitian ini di RSUP H. Adam Malik Medan

8. Orang tua ku tercinta Ayahanda Amir Rizal dan Ibunda Hasriana yang telah membesarkan, membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta memberikan do’a, motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Abangku Angga, S.sos, Kakakku Muvida Afreni S.sos dan Adikku Shandra dan Shella yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

10.Saudara-saudaraku (Kak Ika, Bang Pandi, Inepon, Risa, dll) yang selalu memberikan semangat kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan (Media, Juli, Ismil, Beta, Yeni, Dewinta, Wiwin) yang senantiasa memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman peminatan epidemiologi stambuk 2006 (Arinil, Anta, Mika, Melda, Nina, Vera, Kak Neni, Bang Rafael) yang telah membantu penulis saat menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi.

13.Keluarga besar HMI Komisariat FKM USU yang selalu meberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(9)

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar kedepannya menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya keluarga besar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Medan, Maret 2011

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... iia ABSTRACT... iib RIWAYAT HIDUP PENULIS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.2.1. Tujuan Umum ... 4

1.2.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Definisi Meningitis ... 8

2.2 Meningitis Pada Anak ... 9

2.3 Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak ... 9

2.4 Patofisiologi Meningitis ... 10

2.5 Epidemiologi Meningitis ... 11

2.5.1. Distribusi Frekuensi Meningitis ... 11

2.5.2. Determinan Meningitis ... 13

2.6 Komplikasi Meningitis... 15

2.7 Pencegahan Menigitis ... 16

a. Pencegahan Primer ... 16

b. Pencegahan Sekunder ... 17

b.1 Diagnosis Meningitis ... 17

b.2 Pemeriksaan Rangsangan Meningeal ... 18

b.2.1 Pemeriksaan Kaku Kuduk ... 18

b.2.2 Pemeriksaan Tanda Kernig ... 18

b.2.3 Pemeriksaan Tanda Brudzinski I... 18

b.2.4.Pemeriksaan Tanda Brudzinski II ... 19

b.3 Pemeriksaan Penunjang Meningitis ... 19

b.3.1 Pemeriksaan Cairan serebrospinalis ... 19

b.3.2 Pemeriksaan Darah ... 19

b.3.3 Pemeriksaan Radiologis ... 20


(11)

c. Pencegahan Tersier ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 21

3.1 Kerangka Konsep ... 21

3.2 Definisi Operasional ... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 26

4.1 Jenis Penelitian ... 26

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.2.1 lokasi Penelitian ... 26

4.2.2 Waktu Penelitian ... 26

4.3 Populasi dan Sampel ... 26

4.3.1 Populasi ... 26

4.3.2 Sampel ... 27

4.4 Metode pengumpulan Data ... 27

4.5 Teknik Analisa Data ... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 28

5.1. Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan ... 28

5.2. Analisa Deskriptif ... 31

5.2.1. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Rician Tahun ... 31

5.2.2. Sosiodemografi Penderita Meningitis Anak ... 32

5.2.3. Status Gizi Penderita Meningitis Anak ... 33

5.2.4. Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya... 34

5.2.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang... 34

5.2.6. Asal Rujukan Penderita Meningitis Anak ... 35

5.2.7. Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 36

5.2.8. Gejala Subjektif Penderita Meningitis Anak ... 36

5.2.9. Gejala Objektif Penderita Meningitis Anak ... 37

5.2.10.Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Sumber Biaya ... 38

5.2.11.Penderita Meningitis AnakBerdasarkan Lama Rawatan Rata-rata ... 38

5.2.12. Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 39

5.3. Analisa Statistik ... 40

5.3.1. Umur Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 40

5.3.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 41

5.3.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Klasifikasi Meningitis .... 42


(12)

5.3.5. Keadaan Sewaktu Datang Berdasarkan Asal Rujukan ... 44

5.3.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 45

5.3.7. Keadaan Sewaktu Berdasarkan Datang Keadaan Sewaktu Pulang ... 46

5.3.8. Sumber Biaya Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang ... 47

5.3.9. Sumber Biaya Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 48

5.3.10. Sumber Biaya Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata... 49

5.3.11. Sumber Biaya Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 50

5.3.12. Umur Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya ... 51

BAB 6 PEMBAHASAN ... 52

6.1. Analisa Deskriptif ... 52

6.1.1. Distribusi Penderita Meningitis Anak BerdasarkanTahun ... 52

6.1.2. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Sosiodemografi ... 53

6.1.2.1. Umur dan Jenis Kelamin ... 53

6.1.2.2. Pekerjaan Orang Tua ... 55

6.1.2.3. Tempat Tinggal ... 56

6.1.3. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Status Gizi ... 57

6.1.4. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya... 58

6.1.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang ... 60

6.1.6. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Asal Rujukan ... 61

6.1.7. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 62

6.1.8. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Gejala Subjektif ... 63

6.1.9. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Gejala Objektif ... 65

6.1.10. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Sumber Biaya ... 67

6.1.11. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata ... 68

6.1.12. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 69

6.2. Analisa Statistik ... 71

6.2.1. Umur Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 71


(13)

6.2.3. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Klasifikasi Meningitis .... 73

6.2.4. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 75

6.2.5. Keadaan Sewaktu Datang Berdasarkan Asal Rujukan ... 77

6.2.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 78

6.2.7. Keadaan Sewaktu Datang Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 79

6.2.8. Sumber Biaya Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang ... 80

6.2.9. Sumber Biaya Berdasarkan Klasifikasi Meningitis ... 81

6.2.10. Sumber Biaya Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata... 82

6.2.11. Sumber Biaya Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 83

6.2.12. Umur Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya ... 84

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

7.1. Kesimpulan... 85

7.2. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Lampiran 1 : Analisa Least Square

Lampiran 2 : Master Data Lampiran 3 : Hasil Uji Statistik


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Rincian Tahun di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 31 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 32 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Status Gizi di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 33 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 34 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 34 Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 35 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 36 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Gejala Subjektif di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 36 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Gejala Objektif <5 Tahun di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 37 Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Gejala Objektif ≥5 Tahun di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 37 Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H. Adam


(15)

Tabel 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 38 Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 39 Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis Anak yang

di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 40 Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 41 Tabel 5.16 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Anak yang

di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 42 Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita

Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2006-2010 ... 43 Tabel 5.18. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita

Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 44 Tabel 5.19. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Anak yang

di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 45 Tabel 5.20. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita

Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 46 Tabel 5.21. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Datang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 47 Tabel 5.22. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun


(16)

Tabel 2.23. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 49 Tabel 2.24. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 50 Tabel 2.25. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis Anak yang

di Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 6.1. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Rincian Tahun di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 52 Gambar 6.2. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 53 Gambar 6.3. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 55 Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 56 Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Status Gizi di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 57 Gambar 6.6 Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya

di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 58 Gambar 6.7 Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 60 Gambar 6.8. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 61 Gambar 6.9. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP

H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 62 Gambar 6.10. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Gejala Subjektif di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 63 Gambar 6.11. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Gejala Objektif <5 Tahun di


(18)

Gambar 6.12. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Gejala Objektif ≥5 Tahun di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 66 Gambar 6.13. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 67 Gambar 6.14. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010... 69 Gambar 6.15. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis Anak

yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis

di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 71 Gambar 6.16. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 72 Gambar 6.17. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Anak

yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis

di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010 ... 73 Gambar 6.18. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita

Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2006-2010 ... 75 Gambar 6.19. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita

Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Asal Rujukan di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 77 Gambar 6.20. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Anak

yang di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 78 Gambar 6.21. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita

Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik


(19)

Gambar 6.22. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 80 Gambar 6.23. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 81 Gambar 6.24. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 82 Gambar 6.25. Distribusi Proporsi Sumber Biaya Penderita Meningitis

Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun

2006-2010 ... 83 Gambar 6.26. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis Anak

yang di Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun


(20)

ABSTRAK

Meningitis merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia, tahun 2001 terdapat 1.667 kasus kematian meningitis dengan CSDR 8 per 1000.000 penduduk. Di Kota Medan tahun 2000-2002 terdapat 116 kasus meningitis anak.

Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi penelitian, 102 data (total sampling).

Hasil penelitian menunjukkan trend kunjungan berdasarkan data per tahun 2006-2010 menurun dengan persamaan y=−5,6x + 37,2. Proporsi tertinggi berdasarkan umur 0-2 tahun 31,4%, umur termuda 2 hari dan umur tertua 14 tahun; jenis kelamin laki-laki 62,7%, sex ratio 1,7%; orang tua petani 36,3%; luar Kota Medan 67,6%; status gizi baik 38,2%; riwayat penyakit sebelumnya Tb paru 56,9%; datang tidak sadar 92,2%; meningitis serosa 56,9%; demam 100%; letargi usia <5 tahun 95%; letargi ≥5 tahun 92,9%; lama rawatan rata -rata 13,58 hari; pulang meninggal dunia 42,2% (CFR 42%).

Uji chi square menunjukkan lama rawatan rata-rata meningitis serosa secara bermakna lebih lama dari meningitis purulenta (t=-2,240, p=0,027, 16,48 hari vs 9,75 hari); proporsi meningitis purulenta secara bermakna lebih tinggi pulang meningggal dunia dari meningitis serosa (χ2

=14,431,p=0,001, 61,4%vs27,6%); lama rawatan rata-rata penderita meningitis serosa yang berobat jalan secara bermakna lebih lama dari pulang atas permintaan sendiri dan pulang meninggal dunia (f=17,591, p=0,000, 24,26 hari vs 10 dan 6,88 hari).

Diharapkan pada pihak RSUP H. Adam Malik Medan agar dapat meningkatkan penanganan dan pemberian terapi kepada pasien meningitis anak untuk mengurangi jumlah kematian, melengkapi pencatatan pendidikan orang tua dan status imunisasi, dan pada Ibu yang memiliki anak balita, agar memberikan imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit meningitis pada anak.


(21)

ABSTRACT

Meningitis is one infection disease still becomes a problem in developing country. In Indonesia on 2001 was 1.667 case of death with CSDR 8 in 1000.000 people. In Medan on 2000-2002 was found 116 cases of meningitis in children.

The purpose of this study with case series design is to analyses the characteristics of the children patients with meningitis were hospitalized in H. Adam Malik Central General Hospital in 2006-2010. The population of research was 102 (total sampling).

The result of this study reveals that, based on the yearly data, in 2006-2010, the trend of children patients with meningitis show decreasing with comparison y=−5,6x + 37,2. The highest proportion of age group 0-2 years old 31,4%; male 62,7%, with sex ratio 1,7%; parents work as peasant 36,3%; from out of Medan 67,6%; good nutrition status 38,2%; disease history Tuberculosis 56,9%; unconscious 92,2%; Serous Meningitis 56,9%; fever 100%; Lethargy in <5 years old 95%, Lethargy in ≥5 years old 92,9%; average length of treatment was 13,58 days; death patient 42,2% (CFR 42%).

The result of Chi-square test, the average length of serous meningitis treatment was significant longer than purulent meningitis (t=-2,240, p=0,027, 16,48 days vs. 9,75 days); purulent meningitis proportion was significant return home as death than serous meningitis(χ 2=14,431, p=0,001, 61,4% vs27,6%); the average length of serous meningitis treatment who continuation treatment was significant longer than return home as a self appeal and death(f=17,591, p=0,000, 24,26 days vs. 10 and 6,88 days).

It is suggested that the management of H. Adam Malik General Hospital Medan to increase the handling of children patient’s meningitis to decrease number of death, complete the filling out patient’s status card by including parent’s educational background and status of immunization, and for children under five’s mothers to give complete immunization to prevent meningitis in children disease.


(22)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin.1

Sebagai generasi penerus bangsa, anak perlu mendapatkan perhatian dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini dilakukan guna menciptakan generasi anak yang sehat baik secara fisik maupun mental sejak dini. Keadaan sakit pada anak akan mempengaruhi keadaan fisiologis dan psikologis dari anak tersebut. Adapun penyakit yang paling sering terjadi pada anak adalah penyakit infeksi, terutama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.2

Diantara penyakit infeksi yang perlu mendapat perhatian adalah penyakit meningitis, karena penyakit ini sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. Selain itu penyakit meningitis merupakan salah satu penyebab kematian anak di banyak negara di dunia.2

Meningitis bakteri pada anak-anak masih sering dijumpai, meskipun sudah ada kemoterapeutik, yang secara in vitro mampu membunuh mikroorganisme-mikroorganisme penyebab infeksi tersebut.3 Ini akibat infeksi dengan


(23)

Haemophilus influenzae maupun pneumococcus, karena anak-anak biasanya tidak kebal terhadap bakteri.4

Selain angka kematian yang cukup tinggi, banyak penderita meningitis yang menjadi cacat akibat keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan.5 Meningitis bakteri selalu menjadi ancaman besar bagi kesehatan dunia. Data WHO (2009) memperkirakan jumlah kasus meningitis dan kasus kecacatan neurologis lainnya sekitar 500.000 dengan Case Fatality Rate (CFR) 10% di seluruh dunia.6

WHO (2005) melaporkan pada tahun 1996, Afrika mengalami wabah meningitis yang tercatat sebagai epidemik terbesar dalam sejarah dengan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian (CFR=10%) yang terdaftar. Dari masa krisis tersebut hingga tahun 2002 terdapat 223.000 kasus baru, daerah yang telah terkena dampak tersebut adalah Burkina Faso, Chad, Ethiopia dan Nigeria. Pada tahun 2002, terjadi wabah meningitis di Burkina Faso dan Ethiopia dengan

Insidens Rate 65%.7

Di Negara Amerika Serikat (2009) terdapat sekitar 3000 kasus penyakit meningokokkus dan sekitar 7.700 kasus di Eropa bagian Barat setiap tahunnya.

Insidens Rate di Amerika berkisar 0,5 – 1,5 kasus per 100.000 penduduk pertahun.

Diantaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor resiko seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), infeksi HIV, kepadatan penduduk, dan status sosial ekonomi yang rendah.6 Sedangkan Insidens Rate meningitis karena virus di Amerika Serikat 10 per 100.000 penduduk pertahun.8


(24)

Beban terbesar penyakit meningokokus terjadi di daerah sub-Sahara Afrika yang dikenal sebagai sabuk meningitis, yang membentang dari Senegal bagian barat ke Ethiopia bagian Timur. Selama musim kemarau antara bulan Desember hingga Juni, akibat angin debu dan ISPA, kekebalan lokal faring menjadi berkurang sehingga meningkatkan resiko untuk terkena meningitis. Pada saat yang sama, N. meningitidis lebih sering berjangkit di pemukiman yang padat. Hal inilah yang terjadi pada daerah sabuk meningitis. Ini juga dipengaruhi oleh kekebalan kelompok yang telah divaksinasi berjumlah sangat sedikit.7

Tahun 2009, Afrika melaporkan 78.416 kasus meningitis dan 4.053 kematian (CFR=5,2%). Pada negara-negara berkembang seperti Gambia (2009), diperkirakan 2% dari semua anak meninggal disebabkan meningitis sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. 9 Menurut WHO, pada tahun 2005 terjadi 111 kasus meningitis di Delhi-India dengan 15 kematian (CFR=13,5%).6

Data South East Asian Medical Information Center (SEAMIC) Health Statistic (2002) melaporkan bahwa pada tahun 2000 dan 2001 di Indonesia, terdapat masing-masing 1.937 dan 1.667 kasus kematian karena meningitis dengan CSDR 9,4 dan 8 per 1000.000 penduduk.10 Pada tahun 1997, khususnya di Jakarta, meningitis purulenta merupakan penyakit yang masih banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak yaitu pada umur 2 bulan – 2 tahun dengan mortalitas 47,8%.11

Penelitian yang dilakukan oleh Mesranti, di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2005 – 2008 terdapat 148 kasus meningitis dan 71 kasus mengalami kematian (CFR=47,1%) dengan jumlah penderita meningitis purulenta 63 orang


(25)

(42,6%), sedangkan penderita meningitis serosa 85 orang (57,4%). Penderita paling banyak pada usia 0 – 5 tahun yaitu 56 orang (37,8%).13

Penelitian yang dilakukan Erika, di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2000 – 2002 terdapat 116 kasus pada anak dan 26 kasus mengalami kematian (CFR=22,4%). Penderita paling banyak pada usia < 6 tahun yaitu 73 orang (62,9%).12 Data yang diperoleh dari survei pendahuluan di RSUP H. Adam Malik Medan, pada tahun 2006 – 2010, terdapat 102 kasus meningitis pada anak. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006 – 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006 – 2010

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006 – 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2006 – 2010. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak

berdasarkan sosiodemografi yang meliputi: umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan tempat tinggal.


(26)

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan status gizi.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan keadaan sewaktu datang.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan asal rujukan.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan klasifikasi meningitis.

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan gejala subjektif.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan gejala objektif.

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak berdasarkan sumber biaya.

k. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita meningitis anak. l. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis anak

berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

m. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan klasifikasi meningitis. n. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin berdasarkan klasifikasi

meningitis.

o. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan klasifikasi meningitis.


(27)

p. Untuk mengetahui proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan klasifikasi meningitis.

q. Untuk mengetahui proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan asal rujukan.

r. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

s. Untuk mengetahui proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

t. Untuk mengetahui proporsi sumber biaya berdasarkan keadaan sewaktu datang.

u. Untuk mengetahui proporsi sumber biaya berdasarkan klasifikasi meningitis.

v. Untuk mengetahui proporsi sumber biaya berdasarkan lama rawatan rata-rata.

w. Untuk mengetahui proporsi sumber biaya berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

x. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya.


(28)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Rumah Sakit H. Adam Malik Medan sehingga dapat direncanakan program penanggulangan pelayanan kesehatan dalam penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan bagi penderita meningitis.

b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta pihak lain khususnya tentang epidemiologi meningitis dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)


(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. Definisi Meningitis

Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai sebagian atau seluruh selaput otak (meningen) yang ditandai dengan adanya sel darah putih dalam cairan serebrospinal.14

Meningitis bakteri pada anak-anak masih sering dijumpai, meskipun sudah ada kemoterapeutik, yang secara in vitro mampu membunuh mikroorganisme-mikroorganisme penyebab infeksi tersebut.3 WHO (2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 0–14 tahun karena di usia inilah risiko cenderung menjadi besar.15 Ini akibat infeksi dengan Haemophilus influenzae maupun pneumococcus, karena anak-anak biasanya tidak kebal terhadap bakteri.4

Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, meningitis dibagi menjadi dua golongan yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.16 Meningitis serosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan pia mater yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lain seperti virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.

Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan pia mater yang meliputi otak dan medulla spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumonia (pneumokok), Nesseria meningitidis (meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa.16


(30)

Saluran nafas merupakan port d’entrée (jalan masuk) utama pada penularan penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk melalui jalur hematogen, memperbanyak diri didalam darah masuk ke dalam cairan serebrospinal selanjutnya memperbanyak diri didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.16

2.2. Meningitis Pada Anak

Meningitis bakterial lebih sering terjadi pada anak-anak. Karena anak-nak biasanya tidak mempunyai kekebalan terhadap bakteri. 4 Infectious Agent

meningitis purulenta mempunyai kecenderungan pada golongan umur tertentu. 17 Selama 2 bulan pertama kehidupan, organisme yang paling sering menyebabkan meningitis adalah organisme flora ibu atau lingkungan dimana bayi berada yang disebabkan oleh Listeria monocytogenes dan Haemophilus influenzae.

Kebanyakan meningitis bakteri pada anak-anak usia 2 bulan-12 tahun disebabkan oleh H.influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau Nesseria meningitidis. Pada anak-anak berusia lebih dari 12 tahun, meningitis biasanya terjadi akibat infeksi S. pneumoniae, atau N.meningitidis. 3

2.3. Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak 18,19

Meningen (selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan serebrospinalis), memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari tiga lapisan:


(31)

2.3.1. Dura mater (lapisan luar) adalah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah vena dari otak.

2.3.2. Arakhnoid (lapisan tengah) merupakan selaput halus yang memisahkan dura mater dengan pia mater membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral.

2.3.3. Pia mater (lapisan sebelah dalam) merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak. Ruangan diantara arakhnoid dan pia mater disebut sub arakhnoid. Pada reaksi radang, ruangan ini berisi sel radang. Disini mengalir cairan serebrospinalis dari otak ke sumsum tulang belakang.

2.4. Patofisiologi Meningitis

Meningitis bakteri paling sering terjadi akibat penyebaran mikroorganisme secara hematogen.3 Meningitis bakteri pada umumnya, sebagai akibat dari penyebaran penyakit lain. Bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya pada penyakit faringitis, tonsilitis, pneumonia, dan lain-lain. Penyebaran bakteri dapat pula secara perkontinum dari peradangan organ atau jaringan yang ada didekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis media, sinusitis, dan lain-lain. Penyebaran bakteri bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak.14

Meningitis dapat terjadi setelah terjadi invasi bakteri yang berasal dari pusat infeksi menular. Meningitis juga dapat terjadi melalui invasi langsung ke selaput otak dan menyebar ke selaput otak secara hematogen.3 Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi dalam


(32)

waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat. 20

Dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua sel-sel plasma. Eksudat terbentuk dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit polimorfonuklear dan fibrin, sedangkan di lapisan dalam terdapat makrofag. Pada meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri.20

2.5. Epidemilogi Meningitis

2.5.1. Distribusi Frekuensi Meningitis a. Orang / manusia

Faktor resiko utama untuk meningitis adalah respon imunologi terhadap pathogen spesifik yang lemah terkait dengan umur muda. Karena anak-anak biasanya tidak mempunyai kekebalan terhadap bakteri. Risiko terbesar adalah pada bayi antara umur 1 dan 12 bulan, 95% kasus terjadi antara umur 1 bulan dan 5 tahun, tetapi meningitis dapat terjadi pada setiap umur. Risiko tambahan adalah kemiskinan, dan kemungkinan tidak adanya pemberian ASI untuk bayi umur 2-5 bulan. 21

Insiden dari tipe bakteri penyebab bervariasi menurut umur penderita. Pada negara berkembang, penyakit meningitis akibat infeksi Haemophilus influenza pada anak yang tidak divaksinasi paling lazim terjadi pada bayi umur 2 bulan sampai 2 tahun, insiden puncak terjadi pada bayi usia 6-9 bulan, dan 50% kasus terjadi pada usia tahun pertama.21

Insidens ratekasus Meningitis yang disebabkan Haemophylus influenza di AS pada umur < 5 tahun berkisar 32-71/100.000 setiap tahun. Pada neonatus


(33)

rata-rata 2-4 kasus/1000 bayi lahir hidup, dan dua pertiganya disebabkan oleh

Streptococcus beta haemoliticus grup B dan E. coli.22 Di Uganda (2001-2002) Insidens rate meningitis Haemophylus influenza tipe b pada usia <5 tahun sebesar 88 per 100.000. 23

b. Tempat

Keadaan geografis dan populasi tertentu merupakan predisposisi untuk terjadinya penyakit epidemik.17 Di seluruh daerah tropis, meningitis bakterial lebih sering terjadi pada anak yang berumur 6 bulan - 3 tahun.4 Beban penyakit meningitis tertinggi terjadi di sub-Sahara Afrika, yang dikenal sebagai “Meningitis Belt”. Pada Tahun 1996, Afrika mengalami wabah meningitis yang tercatat sebagai epidemic terbesar dalam sejarah dengan lebih dari 250.000 kasus dan 25000 kematian yang terdaftar (CFR=10%).8 Penelitian yang dilakukan di Malaysia (Nur, 2005) 60% kasus meningitis paling banyak terdapat pada kelompok umur anak-anak yaitu umur 0-9 tahun dengan mortalitas 15%.24

c. Waktu

Kelembaban yang rendah dapat merubah barier mukosa nasofaring, sehingga merupakan predisposisi untuk terjadinya infeksi. Wabah Meningitis di Afrika terjadi selama musim panas dari bulan Desember hingga juni. 17 Di daerah

Sub-Saharan Meningitis Belt (Upper volta, Dahomey, Ghana dan Mali Barat, hingga Niger, Nigeria, Chad, dan Sudan Timur) epidemi meningitis dimulai pada musim panas/musim kering dan mencapai puncaknya pada akhir April − awal Mei dan diakhiri dengan dimulainya musim penghujan.17 Tahun 2008, Afghanistan melaporkan 2.154 kasus meningitis dan 140 kematian (CFR=6,5%) dimana sebagian besar kasus terjadi pada musim panas.25


(34)

2.5.2. Determinan Meningitis a. Host/penjamu

Meningitis yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, 5 − 36 kali lebih besar pada anak kulit hitam daripada anak kulit putih. 21 Bakteri ini juga paling sering menyerang bayi <2 tahun.26 Penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rofiq (2000) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengenai daya lindung vaksin TBC terhadap meningitis Tb pada anak sebanyak 0,72 kali bila penderita diberi BCG dibanding dengan penderita yang tidak pernah diberikan BCG.27

Pada meningitis serosa dengan penyebab virus terutama menyerang anak-anak dan dewasa muda (12-18 tahun). Meningitis ini dapat terjadi pada saat menderita campak, gondongan (mumps) atau penyakit infeksi virus lainnya.21

Penelitian yang dilakukan oleh Erleena Nur di Malaysia tahun 2005, menemukan bahwa meningitis lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan sex ratio 1,6.24 Penelitian yang dilakukan di Korea (Lee, 2005) menunjukkan resiko laki-laki untuk menderita meningitis dua kali lebih besar dibanding perempuan dengan rasio 2:1. 28

b. Agent

Pada umumnya, penyebab meningitis adalah bakteri dan virus. Meningitis serosa penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lain seperti virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia. Meningitis purulenta penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumonia (pneumokok), Nesseria meningitidis

(meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia,dan Pseudomonas aeruginosa.16


(35)

Insiden dari tipe bakteri penyebab bervariasi menurut umur penderita. Pada Neonatal (0-2 bulan) bakteri penyebab meningitis adalah Streptococcus

Group B. E. Coli, Staph. Aureus, Enterobacter dan pseudomonas. Pada anak-anak sering disebabkan oleh Haemophilus influenzae, N. meningitidis, dan S. pneumoniae.

Pada dewasa muda (6-20 tahun) yaitu N. meningitidis. S. pneumonia dan

H. influenzae. Sedangkan pada dewasa (>20 tahun) adalah S. pneumonia, N. meningitidis, Sterptococcus, dan Staphylococcus. Angka mortalitas di AS pada suatu survey epidemiologik secara prospektif dari tahun 1978 adalah: untuk H. influenzae 6,0%, N. meningitidis 10,3% dan S. pneumoniae 26,3% . 17

c. Lingkungan

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya penyakit meningitis adalah faktor lingkungan dengan kebersihan yang buruk dan terlalu padat. Dimana timbulnya kontak antara penderita yang memilki penyakit saluran pernafasan ataupun influenza.

Sehingga anak dapat terpapar oleh bakteri Haemophilus influenza, pemaparan kuman juga dapat terjadi pada saat anak kontak dengan teman sekolah ataupun kontak di tempat penitipan anak dan juga dipengaruhi oleh imunitas kelompok yang rendah, misalnya tinggal di daerah kumuh ataupun sosial ekonomi yang rendah.16 Resiko penularan meningitis bakteri N. meningitidis juga meningkat pada lingkungan yang padat seperti asrama, kamp-kamp tentara, dan jemaah haji. 22


(36)

2.6. Komplikasi Meningitis 4

Penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat dari komplikasi meningitis antara lain:

2.6.1. Trombosis vena serebral, yang menyebabkan kejang, koma, atau kelumpuhan.

2.6.2. Efusi atau abses subdural, yaitu penumpukan cairan di ruangan subdural karena adanya infeksi oleh kuman.

2.6.3. Hidrosefalus, yaitu pertumbuhan lingkaran kepala yang cepat dan abnormal yang disebabkan oleh penyumbatan cairan serebrospinalis.

2.6.4. Ensefalitis, yaitu radang pada otak.

2.6.5. Abses otak, terjadi karena radang yang berisi pus atau nanah di otak.

2.6.6. Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infark otak karena adanya infeksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan kematian pada jaringan otak.

2.6.7. Kehilangan pendengaran, dapat terjadi karena radang langsung saluran pendengaran.

2.6.8. Gangguan perkembangan mental dan inteligensi karena adanya retardasi mental yang mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak terganggu.

2.7. Pencegahan Meningitis a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan untuk mencegah timbulnya faktor resiko meningitis bagi individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola hidup sehat.29 Pencegahan penyakit infeksi meningitis dapat dilakukan dengan pemberian vaksin pada bayi agar mendapatkan kekebalan tubuh terhadap bibit penyakit tersebut.


(37)

Untuk meningitis dengan bakteri Haemophilus influenza dapat dicegah dengan pemberian imunisasi vaksin gabungan H. influenza tipe b yang dapat diberikan mulai pada sekitar usia 2 bulan atau sesegera mungkin sesudahnya. Untuk mencegah terinfeksi meningitis bakteri N. meningitidis pada anak resiko tinggi umur di atas 2 tahun dianjurkan untuk mendapatkan vaksin quadrivalen meningokokus terhadap serogrup A, C, Y, dan W135. Vaksin ini dapat diberikan untuk kontak terpajan dan selama epidemik penyakit meningokokus. 21

Untuk penderita resiko tinggi meningitis bakteri S. pneumonia harus mendapat vaksin pneumokokus. Sedangkan pada meningitis virus, dapat dicegah dengan pemberian vaksin virus yang efektif untuk polio, campak, parotitis, dan rubella.22 Pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengurangi kontak langsung dengan penderita, mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan lingkungan seperti barak, sekolah, tenda, dan kapal.29

b. Pencegahan Sekunder 16

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Antara lain:

b.1. Diagnosis Meningitis

Gejala-gejala dan tanda-tanda meningitis bakteri didahului oleh gejala saluran nafas bagian atas atau saluran cerna selama beberapa hari sebelumnya. Biasanya radang selaput otak akan disertai panas mendadak mual, muntah, anoreksia, fotofobia, dan kaku kuduk. Bila infeksi memberat, timbul peradangan korteks dan edema otak dengan gejala-gejala penurunan tingkat kesadaran, koma, kejang-kejang, kelumpuhan saraf otak yang bersifat sementara atau menetap, dan pada bayi fontanella mencembung. 3 Pada anak dengan demam dan kejang, bila


(38)

diagnosis kejang demam dan epilepsi telah disingkirkan, maka diagnosinya hampir pasti meningitis atau meningoensefalitis.30

Pada bayi umur 28 hari gejala mungkin samar dan tidak spesifik, seperti tidak mau menyusu, menjadi sangat tenang atau sangat gelisah, muntah, atau tampak tidak sehat. Temperatur cenderung rendah daripada tinggi. Jika ada muntah, maka fontanel akan mendatar atau mencekung. Sehingga lingkaran kepala bayi harus diukur setiap hari. Pada bayi yang lebih besar (sampai umur dua tahun), gejala meliputi kegelisahan, demam, muntah, fotofobia, ketegangan, dan kejang.

Anak tampak kejang dan gugup. Pada bagian akhir penyakit, fontanel akan menggelembung, terasa nyeri bila menekuk leher dan akan timbul Kernig’s sign

yang positif (tidak dapat menaikkan tungkai dengan membengkokkannya di sendi pinggul).4 Pada anak yang berumur lebih dari dua tahun, sebagai tambahan dari gejala di atas, mungkin mengeluh sakit kepala, pusing, bahkan sampai koma.4 Gejala klinis meningitis virus yang benigna, gejalanya dapat sedemikian rupa ringannya sehingga diagnosis meningitis menjadi tidak terlihat. Jika gejala agak berat biasanya ditandai dengan nyeri kepala dan nyeri kuduk. 14

b.2. Pemeriksaan Rangsangan Meningeal 31 b.2.1. Pemeriksaan Kaku kuduk

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala.


(39)

b.2.2. Pemeriksaan Tanda Kernig

Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mungkin tanpa rasa nyeri. Tanda kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135o (kaki tidak dapat diekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.

b.2.3.Pemeriksaan Tanda Brudzinski I (Brudzinski Leher)

Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin. Tanda brudzinski I positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher.

b.2.4. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II (Brudzinski Kontra Lateral Tungkai)

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda brudzinski II positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.

b.3. Pemeriksaan Penunjang Meningitis b.3.1. Pemeriksaan cairan serebrospinalis

Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, meningitis dibagi menjadi dua golongan yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.16

a. Pada meningitis purulenta, diagnosa diperkuat dengan hasil positif pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop dan hasil biakan. Pada pemeriksaan diperoleh hasil cairan serebrospinal yang keruh karena mengandung pus (nanah) yang merupakan campuran leukosit yang hidup dan mati, serta jaringan yang mati dan bakteri.


(40)

b. Pada meningitis serosa, diperoleh hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang jernih meskipun mengandung sel dan jumlah protein yang meninggi.

b.3.2. Pemeriksaan darah 16

Dilakukan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, dan kultur.

a. Pada meningitis purulenta didapatkan peningkatan leukosit.

b. Pada meningitis serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Di samping itu, pada meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.

b.3.3. Pemeriksaan Radiologis 16

a. Pada meningitis purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal) dan foto dada.

b. Pada meningitis serosa dilakukan foto dada, foto kepala, dan bila mungkin dilakukan CT Scan.

b.4. Pengobatan Meningitis14

Penderita diberikan pengobatan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan jenis penyebab meningitis, yaitu:

b.4.1. Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok : Ampisilin.

b.4.2. Meningitis yang disebabkan Haemophilus influenza : Kombinasi ampisilin dan kloramfenikol.

b.4.3. Meningitis yang disebabkan enterobacteriaceae : Sefotaksim, campuran trimetoprim dan sulfametoksazol.

b.4.4. Meningitis yang disebabkan Staphylococcus aureus : Vankomisin, sefotaksim atau setrifiakson.


(41)

b.4.5. Bila etiologi tidak diketahui : Ampisilin ditambah kloramfenikol (pada anak) dan ampisilin disertai gentamisin (pada neonatus).

c. Pencegahan Tersier

Pada tingkat pencegahan ini bertujuan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis dan membantu penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang tidak diobati lagi, dan mengurangi kemungkinan untuk mengalami dampak neurologis jangka panjang misalnya tuli atau ketidakmampuan untuk belajar.32 Fisioterapi dan rehabilitasi juga dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi cacat.16


(42)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Meningitis Anak

1. Kecenderungan (trend) 2. Sosiodemografi

(Umur, jenis Kelamin, pekerjaan orang tua, tempat tinggal).

3. Status gizi

4. Riwayat penyakit sebelumnya 5. Keadaan sewaktu datang 6. Asal rujukan

7. Klasifikasi meningitis 8. Gejala subjektif 9. Gejala objektif

10. Lama rawatan rata-rata 11. Keadaan sewaktu pulang 12. Sumber biaya

3.2. Definisi Operasional

3.2.1 Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang berusia antara umur 0– 14 tahun.15

3.2.2 Penderita meningitis adalah pasien yang didiagnosa menderita infeksi cairan otak disertai radang (meningitis) sesuai yang tercatat dalam kartu status.


(43)

3.2.3 Sosiodemografi

a. Umur adalah usia anak yang menderita meningitis tercatat pada kartu status yang dikelompokkan dengan menggunakan rumus Sturgest.

Untuk analisa statistik dikategorikan atas: 21 1. < 5 tahun

2. ≥ 5 tahun

b. Jenis kelamin adalah ciri organ reproduksi yang dimiliki anak yang menderita meningitis yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas: 1. Laki-laki

2. Perempuan

c. Pekerjaan orang tua adalah adalah kegiatan utama orang tua dari anak yang menderita meningitis yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas:

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2. Petani

3. Nelayan 4. Pedagang 5. Lain-lain

d. Tempat tinggal adalah daerah dimana anak yang menderita meningitis tinggal menetap sesuai yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas: 1. Kota Medan

2. Luar Kota Medan

3.2.4 Status gizi adalah keadaan gizi anak yang diukur berdasarkan BB/U, dikategorikan menjadi 3 kelompok: 33

1. Gizi baik (< −2 SD – 2 SD) 2. Gizi kurang (< −2 SD – ≥3 SD) 3. Gizi buruk (< −3 SD)


(44)

3.2.5 Riwayat penyakit sebelumnya adalah penyakit yang pernah dialami anak yang memungkinkan adanya hubungan atau predisposisi terhadap meningitis:

1. Pneumonia 2. Sinusitis 3. Otitis Media 4. Tb Paru 5. Lain-lain

3.2.6 Keadaan kesadaran sewaktu datang adalah keadaan penderita sewaktu datang berobat ke RSUP H. Adam Malik yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:

1. Sadar 2. Tidak sadar

3.2.7 Asal rujukan adalah tempat penderita di rawat sebelum di rujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan yang dibedakan atas:

1. Praktek dokter 2. Klinik

3. Puskesmas 4. Rumah Sakit

Untuk analisa statistik dikategorikan atas: 1. Langsung

2. Rujukan

3.2.8 Klasifikasi meningitis adalah pembagian meningitis berdasarkan gejala dan penyebabnya yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas:

1. Meningitis Purulenta 2. Meningitis Serosa


(45)

3.2.9 Gejala Subjektif adalah gejala yang dirasakan oleh penderita meningitis saat datang berobat yang tercatat pada kartu status, yaitu:16

1. Demam 2. Muntah 3. Kejang

4. Sakit kepala pada usia ≥5 tahun

3.2.10 Gejala objektif adalah gejala yang terdapat pada penderita meningitis berdasarkan hasil pemeriksaan/diagnosa dokter yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas: 31

3.2.11 Gejala objektif pada umur <5 tahun dibedakan atas: 1. Kaku kuduk (+)

2. Kernig (+) 3. Brudzinski (+)

4. Fontanella mencembung pada usia ≤2 tahun 5. Letargi

3.2.12 Gejala objektif pada umur ≥5 tahun dibedakan atas: 1. Kaku kuduk (+)

2. Kernig (+) 3. Brudzinski (+) 4. Letargi

3.2.13 Sumber biaya adalah jenis biaya yang digunakan oleh penderita selama menjalani perawatan di rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status, yang dikategorikan atas:

1. Biaya sendiri

2. Asuransi Kesehatan (ASKES)

3. Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) 4. Lain-lain

Untuk analisa statistik dikategorikan atas: 1. Biaya sendiri

2. Bukan biaya sendiri

3.2.14 Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita menjalani perawatan di rumah sakit, dihitung sejak tanggal mulai di rawat sampai dengan tanggal keluar seperti yang tercatat pada kartu status.


(46)

3.2.15 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita sewaktu keluar atau pulang dari RSUP H. Adam Malik yang dibedakan menjadi:

1. Pulang Sembuh (PS) 2. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

3. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4. Sembuh dengan gejala sisa (Sequelle) 5. Pulang Meninggal dunia (PM)


(47)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain case series.

4.2. Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dengan alasan: a. RSUP H. Adam Malik merupakan salah satu rumah sakit pemerintah

yang memiliki sarana dan prasarana pengobatan meningitis serta merupakan rumah sakit rujukan.

b. Jumlah kasus meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan mencukupi untuk dilakukan penelitian.

4.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2010 – Maret 2011.

4.3. Populasi dan sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan selama tahun 2006−2010 dengan jumlah 102 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan selama tahun 2006−2010. Besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling) yaitu 102 orang.


(48)

4.4. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan selama tahun 2006−2010. Semua kartu status penderita meningitis anak yang di rawat inap pada tahun tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang diteliti.

4.5. Teknik analisa data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan bantuan komputer program SPSS versi 11.5. Data dianalisa secara deskriptif dan dianalisa secara statistik dengan uji chi square,t-test, anova, dan Kruskal Wallis. Lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi, diagram pie, dan bar.


(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum RSUP H. Adam Malik Medan

RSUP H. Adam Malik Medan merupakan Rumah Sakit Kelas A dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.501/Menkes/SK/IX/1991. RSUP H.Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan untuk Wilayah Pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau.

RSUP H.Adam Malik Medan mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan Rawat Jalan sedangkan untuk Pelayanan Rawat Inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992. Pada tanggal 11 Januari 1993 secara resmi Pusat Pendidikan Kedokteran USU Medan dipindahkan ke RSUP H.Adam Malik Medan sebagai tanda dimulainya Soft Opening. Kemudian diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 21 Juli 1993.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.280/KMK.05/2007 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dengan No.756/Menkes/SK/VI/2007 tepatnya pada Juni 2007 RSUP H. Adam Malik telah berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) bertahap dengan tetap mengikuti pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik dan Departemen Keuangan untuk perubahan status menjadi BLU penuh.


(50)

Untuk mewujudkan hal ini perlu pemberdayaan dan kemandirian Instalasi SMF (Satuan Medis Fungsional) sehingga produktif dan efisien. RSUP H. Adam Malik sebagai salah satu unit organik Departemen Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Medik wajib melaksanakan sistem laporan Rumah Sakit.

Visi

Menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan pendidikan dan penelitian yang mandiri dan unggul di Sumatera pada Tahun 2015.

Misi

- Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan terjangkau

- Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang profesional

- Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan mandiri

RSUP H. Adam Malik dibangun di atas tanah seluas ± 10 Ha dan berlokasi di Jl. Bunga Lau No.17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Propinsi Sumatera Utara. Untuk instalasi rawat jalan terdiri dari lantai I (Poli Obstetri dan Gynekologi, Poli Gigi, Poli Jiwa, Poli Umum (Jamkesmas). Lantai II (Poli Anak, Poli Kardiologi, Poli Paru, Poli Syaraf). Lantai III (Poli Penyakit Dalam, Poli Bedah, Poli Bedah Syaraf). Lantai IV (Poli Mata, Poli THT, Poli Kulit dan Kelamin). Untuk Instalasi Rawat Inap dibagi menjadi 2 yaitu instalasi rawat inap A dan instalasi rawat inap B. Untuk Central Medical Unit terdiri dari Lantai I (Instalasi Radiologi, Instalasi CSSD dan Instalasi Hemodialisa). Lantai II


(51)

(Instalasi Diagnostik Terpadu, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi Patologi Anatomi dan Instalasi Mikrobiologi). Lantai III (Instalasi Bedah Pusat dan instalasi perawatan intensif), instalasi gawat darurat, farmasi, dapur dan laundry, instalasi kedokteran kehakiman/pemulasaran jenazah, pusat administrasi (Lantai I, II, dan III), M&E Utility, Work Shop, ITS dan IBM, asrama perawat (lantai I dan II), gedung instalasi rehabilitasi medik, gudang barang, gedung rawatan khusus dan untuk kasus Flu Burung dan Flu Babi.

Sarana dan prasarana seperti air bersumber dari PAM dengan kapasitas 20L/detik ditambah Deep Well dengan kapasitas 5L/detik, listrik berasal dari PLN dengan kapasitas 1.730 KWH generator 1.000 KVA dan UPS dengan kapasitas 60 KVA. Taman seluas 6.000 m², parkir seluas 9.716 m². Pembuangan Limbah cair dan padat telah dibangun Sewage Treatment bantuan dari Negara Korea seluas 800 m² dan incenerator. Alat-alat lain seperti telekomunikasi (PABX dan Audiosystem) dan instalasi gas medis.

Untuk ketenagaan jumlah seluruhnya 2.038 orang dengan Pejabat Struktural 38 orang, Kepala Instalasi 25 orang, Kepala SMF 20 orang, Medis 790 orang, paramedis perawatan 604 orang, paramedis non perawatan 298 orang, non medis 263 orang, dokter ahli/spesialis (Fungsional) 257 orang. Untuk spesialis syaraf berjumlah 9 orang dan untuk spesialis bedah syaraf berjumlah 5 orang.


(52)

5.2. Analisa Deskriptif

5.2.1. Proporsi Penderita Meningitis Berdasarkan Rincian Tahun

Proporsi penderita meningitis rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Rincian Tahun di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningitis menurut waktu tertinggi pada tahun 2007 dengan proporsi 31,4% dan terendah pada tahun 2009 dengan proporsi 7,8%.

Dari tahun 2006 – 2010 kecenderungan frekuensi penderita meningitis yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan mengalami penurunan dengan persamaan garis y = – 5,6x + 37,2. Frekuensi penderita meningitis dari tahun 2006 – 2010 mengalami penurunan sebanyak 32-8= 24 kasus dengan simpel rasio

penurunan 8 32

= 4 kali dan persentase penurunan sebesar 32

8 32−

x 100%=62,5%.

No Tahun f %

1 2006 28 27,4

2 2007 32 31,4

3 2008 22 21,6

4 2009 8 7,8

5 2010 12 11,8


(53)

5.2.2. Sosiodemografi Penderita Meningitis Anak

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

No Sosiodemo grafi

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

f % f % f %

1. Umur (tahun)

1. 0-2 2. 3-5 3. 6-8 4. 9-11 5. 12-14 16 18 16 8 6 15,7 17,6 15,7 7,8 5,9 16 10 7 4 1 15,7 9,8 6,9 3,9 1,0 32 28 23 12 7 31,4 27,5 22,5 11,8 6,9

Total 64 62,7 38 37,3 102 100,0

Dari tabel 5.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningitis anak berdasarkan umur tertinggi adalah kelompok umur 0-2 tahun yaitu 32 penderita (31,4%) dan yang terendah adalah kelompok umur 12-14 tahun yaitu 7 penderita (6,9%). Umur termuda adalah 2 hari dan tertua adalah 14 tahun.

Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan jenis kelamin laki-laki tertinggi adalah kelompok umur 3-5 tahun 17,6% dan yang terendah adalah kelompok umur 12-14 tahun 5,9%. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan jenis kelamin perempuan tertinggi adalah kelompok umur 0-2 tahun 15,7% dan yang terendah adalah kelompok umur 12-14 tahun 1,0%.

Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan sex ratio 62,7% : 37,3% = 1,7.


(54)

No Sosiodemografi f % 2 Pekerjaan Orang Tua

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2. Petani 3. Nelayan 4. Pedagang 5. Lain-lain 10 37 7 26 22 9,8 36,3 6,9 25,5 21,6

Total 102 100,0

3 Tempat tinggal

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

33 69

32,4 67,6

Total 102 100,0

Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan pekerjaan orang tua tertinggi adalah petani 37 penderita (36,3%) dan proporsi pekerjaan orang tua terendah adalah nelayan 7 penderita (6,9%). Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah luar Kota Medan yaitu 69 penderita (67,6%) dan terendah adalah Kota Medan yaitu 33 penderita (32,4%).

5.2.3. Status Gizi Penderita Meningitis Anak

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan status gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Status Gizi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.3. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan status gizi tertinggi adalah gizi baik yaitu 39 penderita (38,2%) dan terendah adalah gizi buruk yaitu 31 penderita (30,4%).

No Status gizi f %

1 Gizi baik 39 38,2

2 Gizi kurang 32 31,4

3 Gizi buruk 31 30,4


(55)

5.2.4. Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak yang di Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.4. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan Riwayat penyakit terdahulu tertinggi adalah Tb Paru yaitu 58 penderita (56,9%) dan terendah adalah lain-lain yaitu 6 penderita (5,9%).

5.2.5. Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan keadaan sewaktu datang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

No Penyakit sebelumnya f %

1 Pneumonia 20 19,6

2 Sinutis 7 6,9

3 Otitis Media 11 10,8

4 Tb Paru 58 56,9

5 Lain-lain 6 5,9

Total 102 100,0

No Keadaan Sewaktu Datang

f %

1 Sadar 8 7,8

2 Tidak Sadar 94 92,2


(56)

Dari tabel 5.5. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan keadaan sewaktu datang tertinggi adalah tidak sadar yaitu 94 penderita (92,2%) dan terendah adalah sadar yaitu 8 penderita (7,8%).

5.2.6. Asal Rujukan Penderita Meningitis Anak

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan asal rujukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Asal Rujukan yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.5. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan asal rujukan tertinggi adalah Rumah Sakit yaitu 77 penderita (75,5%) dan terendah adalah klinik yaitu 2 penderita (2,0%).

No Asal Rujukan f %

1 Klinik 2 2,0

2 Rumah Sakit 77 75,5


(57)

5.2.7. Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Klasifikasi Meningitis

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan klasifikasi Meningitis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Klasifikasi Meningitis Anak yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.5. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan klasifikasi Meningitis tertinggi adalah Meningitis Serosa yaitu 58 penderita (56,9%) dan terendah adalah Meningitis Purulenta yaitu 44 penderita (43,1%).

5.2.8. Gejala Subjektif Penderita Meningitis Anak

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan gejala subjektif dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Gejala Subjektif yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.8. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan gejala subjektif tertinggi adalah demam yaitu 102 penderita (100,0%) dan terendah adalah sakit kepala pada usia ≥5 tahun yaitu 28 penderita (27,5%).

No Klasifikasi Meningitis f %

1 Meningitis Purulenta 44 43,1

2 Meningitis Serosa 58 56,9

Total 102 100,0

No Keluhan (n=102) f %

1 Demam 102 100,0

2 Muntah 58 56,9

3 Kejang 94 92,2


(58)

5.2.9. Gejala Objektif Penderita Meningitis Anak

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan gejala objektif dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Gejala Objektif pada umur <5 tahun yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.9. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan gejala objektif pada umur <5 tahun tertinggi adalah letargi yaitu 57 penderita (95,0%) dan terendah adalah Fontanella mencembung pada usia ≤2 ta hun yaitu 20 penderita (33,3%).

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Gejala Objektif pada umur ≥5 tahun yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.10. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan gejala objektif pada umur ≥5 tahun tertinggi adalah letargi yaitu 39 penderita (92,9%) dan terendah adalah kernig (+) yaitu 34 penderita (81,0%).

No Hasil Pemeriksaan (n= 60) f %

1 Kaku kuduk (+) 43 71,7

2 Kernig (+) 48 80,0

3 Brudzinski (+) 47 78,3

4 Fontanella mencembung pada usia ≤2 tahun 20 33,3

5 Letargi 57 95,0

No Hasil Pemeriksaan (n=42) f %

1 Kaku kuduk (+) 36 85,7

2 Kernig (+) 34 81,0

3 Brudzinski (+) 37 88,1


(59)

5.2.10. Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Sumber Biaya

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Sumber Biaya yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.11. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan sumber biaya tertinggi adalah Jamkesmas yaitu 61 penderita (59,8%) dan terendah adalah ASKES yaitu 10 penderita (9,8%).

5.2.11. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Anak

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningitis Pada Anak yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Lama Rawatan Rata-rata (hari)

X 13,58

SD 15,33

95% CI 10,57−16,59

Min 1

Max 75

No Sumber biaya f %

1 Biaya sendiri 31 30,4

2 Askes 10 9,8

3 Jamkesmas 61 59,8


(60)

Dari tabel 5.12. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita meningitis anak adalah 13,58 hari atau 14 hari. SD (Standar Deviasi) 15,33 hari dengan minimum lama rawatan adalah 1 hari dan maksimum lama rawatan adalah 75 hari. Pada Galat Pendugaan (GP) dengan menggunakan Confidence Interval 95% didapatkan lama rawatan rata-rata selama 10,57−16,59 hari.

5.2.12. Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita meningitis anak yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang di Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

Dari tabel 5.13. Proporsi penderita meningitis anak berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah Pulang Meninggal (PM) yaitu 43 penderita (42,2%) dan terendah adalah Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) yaitu 24 penderita (23,5%), dengan CFR (Case Fatality Rate) 42%.

No Keadaan Sewaktu Pulang f %

1 Pulang Berobat Jalan (PBJ) 35 34,3

2 Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 24 23,5

3 Pulang Meninggal (PM) 43 42,2


(61)

5.3. Analisa Statistik

5.3.1. Umur Berdasarkan Klasifikasi Meningitis

Proporsi umur penderita meningitis anak berdasarkan klasifikasi meningitis yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

χ2

=0,128 df=1 p=0,720

Dari tabel 5.14. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningitis purulenta lebih tinggi pada kelompok umur <5 tahun yaitu 25 penderita (56,8%) dan terendah pada kelompok umur ≥5 tahun yaitu 19 penderita (43,2%). Proporsi penderita meningitis serosa lebih tinggi pada kelompok umur <5 tahun yaitu 35 penderita (60,3%) dan terendah pada kelompok umur ≥5 tahun yaitu 23 penderita (39,7%).

Dari hasil analisa statistik uji chi-square diperoleh nilai p>0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan klasifikasi meningitis.

N o

Klasifikasi Meningitis

Umur (Tahun)

Jumlah

<5 ≥5

f % f % f %

1 M.purulenta 25 56,8 19 43,2 44 100


(62)

5.3.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Klasifikasi Meningitis

Proporsi jenis kelamin penderita meningitis anak berdasarkan klasifikasi meningitis yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Meningitis Anak Berdasarkan Klasifikasi Meningitis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2010

χ 2

=0,98 df=1 p=0,323

Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningitis purulenta lebih tinggi pada laki-laki yaitu 30 penderita (68,2%) dan terendah pada perempuan yaitu 14 penderita (31,8%). Proporsi penderita meningitis serosa lebih tinggi pada laki-laki yaitu 34 penderita (58,6%) dan terendah pada perempuan yaitu 24 penderita (41,4%).

Dari hasil analisa statistik uji chi-square diperoleh nilai p>0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan klasifikasi meningitis.

N o

Klasifikasi Meningitis

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

f % f % f %

1 M.purulenta 30 68,2 14 31,8 44 100


(1)

Crosstabs

Case Processing Summary

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

sumber biaya * klasifikasi meningitis

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

sumber biaya * klasifikasi meningitis Crosstabulation

15 16 31

13.4 17.6 31.0

48.4% 51.6% 100.0%

34.1% 27.6% 30.4%

14.7% 15.7% 30.4%

29 42 71

30.6 40.4 71.0

40.8% 59.2% 100.0%

65.9% 72.4% 69.6%

28.4% 41.2% 69.6%

44 58 102

44.0 58.0 102.0

43.1% 56.9% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

43.1% 56.9% 100.0%

Count

Expected Count % within sumber biaya % within klasifikasi meningitis

% of Total Count

Expected Count % within sumber biaya % within klasifikasi meningitis

% of Total Count

Expected Count % within sumber biaya % within klasifikasi meningitis

% of Total biaya sendiri

bukan biaya sendiri sumber biaya Total meningitis purulenta meningitis serosa klasifikasi meningitis Total Chi-Square Tests

.500b 1 .479

.240 1 .624

.498 1 .480

.520 .311

Pearson Chi-Square Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)


(2)

T-Test

Group Statistics

31 9.26 12.670 2.276

71 15.46 16.079 1.908

sumber biaya biaya sendiri bukan biaya sendiri lama rawatan

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

1.945 .166 -1.905 100 .060 -6.21 3.259 -12.672 .258 -2.090 71.808 .040 -6.21 2.970 -12.127 -.286 Equal variances

assumed Equal variances not assumed lama rawatan

F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

Crosstabs

Case Processing Summary

102 100.0% 0 .0% 102 100.0%

sumber biaya * keadaan sewaktu pulang

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total


(3)

sumber biaya * keadaan sewaktu pulang Crosstabulation

8 11 12 31

10.6 7.3 13.1 31.0

25.8% 35.5% 38.7% 100.0%

22.9% 45.8% 27.9% 30.4%

7.8% 10.8% 11.8% 30.4%

27 13 31 71

24.4 16.7 29.9 71.0

38.0% 18.3% 43.7% 100.0%

77.1% 54.2% 72.1% 69.6%

26.5% 12.7% 30.4% 69.6%

35 24 43 102

35.0 24.0 43.0 102.0

34.3% 23.5% 42.2% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

34.3% 23.5% 42.2% 100.0%

Count

Expected Count % within sumber biaya % within keadaan sewaktu pulang % of Total Count

Expected Count % within sumber biaya % within keadaan sewaktu pulang % of Total Count

Expected Count % within sumber biaya % within keadaan sewaktu pulang % of Total biaya sendiri

bukan biaya sendiri sumber

biaya

Total

PBJ PAPS

meninggal dunia keadaan sewaktu pulang

Total

Chi-Square Tests

3.770a 2 .152

3.636 2 .162

.149 1 .700

102 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.29.

a.

Crosstabs

Case Processing Summary Cases


(4)

Riwayat Penyakit Sebelumnya * umur (tahun) Crosstabulation

17 3 20

11.8 8.2 20.0

85.0% 15.0% 100.0%

28.3% 7.1% 19.6%

16.7% 2.9% 19.6%

2 5 7

4.1 2.9 7.0

28.6% 71.4% 100.0%

3.3% 11.9% 6.9%

2.0% 4.9% 6.9%

2 9 11

6.5 4.5 11.0

18.2% 81.8% 100.0%

3.3% 21.4% 10.8%

2.0% 8.8% 10.8%

35 23 58

34.1 23.9 58.0

60.3% 39.7% 100.0%

58.3% 54.8% 56.9%

34.3% 22.5% 56.9%

4 2 6

3.5 2.5 6.0

66.7% 33.3% 100.0%

6.7% 4.8% 5.9%

3.9% 2.0% 5.9%

60 42 102

60.0 42.0 102.0

58.8% 41.2% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

58.8% 41.2% 100.0%

Count

Expected Count % within Riwayat Penyakit Sebelumnya % within umur (tahun) % of Total

Count

Expected Count % within Riwayat Penyakit Sebelumnya % within umur (tahun) % of Total

Count

Expected Count % within Riwayat Penyakit Sebelumnya % within umur (tahun) % of Total

Count

Expected Count % within Riwayat Penyakit Sebelumnya % within umur (tahun) % of Total

Count

Expected Count % within Riwayat Penyakit Sebelumnya % within umur (tahun) % of Total

Count

Expected Count % within Riwayat Penyakit Sebelumnya % within umur (tahun) % of Total

pneumonia sinusitis otitis media TBparu lain-lain Riwayat Penyakit Sebelumnya Total

<5 tahun >5 tahun umur (tahun)


(5)

Chi-Square Tests

16.012a 4 .003

16.951 4 .002

1.064 1 .302

102 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

5 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.47.


(6)