Elisabeth Medan Tahun 2000 – 2004 tercatat 130 kasus meningitis dan 37 kasus mengalami kematian CFR=28,46. Penderita paling banyak usia 5 tahun 58
orang 44,6.
15
Berdasarkan data pada survei pendahuluan di RSUP H. Adam Malik Medan , pada tahun 2005– 2008 terdapat 148 kasus meningitis.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Meningitis Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2005 – 2008.
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita meningitis yang dirawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2005– 2008.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita meningitis yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2005- 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend kunjungan penderita meningitis rawat inap di
RSUP H.Adam Malik Medan berdasarkan bulan pada tahun 2005-2008. b.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan sosiodemografi : umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan,
tempat tinggal.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan
keadaan sewaktu datang. d.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan jenis Meningitis.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan
gejala subjektif. f.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan gejala objektif.
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan asal
rujukan. h.
Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita meningitis. i.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningitis berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis meningitis.
k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis
meningitis l.
Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis meningitis.
m. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan
jenis meningitis. n.
Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan asal rujukan.
Universitas Sumatera Utara
o. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan
asal rujukan. p.
Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan asal rujukan.
q. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang. r.
Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan keadaan sewaktu datang.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit H.Adam Malik
Medan tentang karakteristik penderita meningitis. b.
Sebagai sarana untuk menambah wawasan penulis mengenai meningitis dan penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di FKM USU serta
sebagai bahan masukan atau referensi yang berguna untuk penelitian selanjutnya terutama bagi mahasiswa FKM yang meneliti kasus meningitis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Meningitis
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter lapisan dalam selaput otak dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih ringan
mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial.
3
Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa
ditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi disertai cairan serebrospinal yang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah kuman Tuberculosis dan
virus. Meningitis purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang bersifat akut dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh bakteri
spesifik maupun virus. Meningitis Meningococcus merupakan meningitis purulenta yang paling sering terjadi.
16
Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan penderita dan droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan
tenggorok penderita.
17
Saluran nafas merupakan port d’entree utama pada penularan penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara
dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara hematogen melalui aliran darah ke dalam cairan serebrospinal dan memperbanyak diri
didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.
18
Universitas Sumatera Utara