Latar Belakang Masalah Hubungan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Fisik dan Psikososial Pada Masa Pubertas di SMU Negeri 2 Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini merupakan tahap yang kritis karena merupakan tahap peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana terjadi perubahan yang drastis dan cepat yaitu perubahan fisik dan perubahan psikososial yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Masa ini tidak hanya menjanjikan kesempatan untuk maju menuju kehidupan yang berhasil di masa depan tetapi juga menawarkan risiko terpaparnya masalah kesehatan Asfriyati, 2005. Perubahan fisik yang dialami remaja berhubungan dengan produksi hormon yang menimbulkan perubahan ukuran tubuh, proporsi tubuh, ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Lonjakan pertumbuhan tubuh dan pematangan organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang dihadapi remaja dimana menimbulkan perubahan dalam pola perilaku, sikap dan kepribadian Harlock, 1999. Remaja yang kurang pengetahuan akan perubahan tersebut menjadi rendah diri pada saat suaranya mulai besar dan parau, ditambah perubahan fisik dan wajahnya yang berjerawat, sehingga perubahan tersebut membuat remaja menarik diri dari lingkungan yang membuat tertekan. Pengetahuan yang tidak adekuat tentang pertumbuhan buah dada, menstruasi serta “mimpi basah” pada umumnya juga membuat remaja merasakan kecemasan Sawitri, 2002. Menghadapi perubahan fisik yang cukup pesat ini remaja seringkali tidak pernah cukup untuk Universitas Sumatera Utara mengenal tubuh dan bingung dalam menghadapi perubahan perasaan, pikiran dan pergaulan. Menurut Hall 1904, dalam BKKBN, 2006, masa remaja adalah masa stress emosional yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Erikson 1939, dalam Ratna, 2006, menekankan pada perkembangan psikososial dimana remaja memecahkan konflik identitas diri untuk menjadi orang dewasa yang unik dan untuk mencari peran penting dalam kehidupannya. Untuk membentuk identitas seseorang, diperlukan kemampuan untuk mengorganisir kebutuhan dan hasrat pribadinya, dan mengadaptasi aspek-aspek tersebut dengan tuntutan masyarakat. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang menyimpang delinquent, melakukan kriminalitas, atau menutup diri dari masyarakat Yusuf, 2004. Di Indonesia jumlah remaja sangat besar yaitu kurang lebih 48 juta orang yang berusia antara 13-24 tahun. Jumlah tersebut meliputi hampir 22 dari total 217,9 juta penduduk Indonesia. Setengah penduduk dunia 61,1 milyar berusia di bawah 25 tahun, lebih dari satu milyar berusia antara 10-19 tahun BPS, 2004. Masa depan remaja menjadi agenda setiap orang di negara ini untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani Wilopo, 2006. Dewasa ini pengaruh perkembangan teknologi, informasi dan globalisasi memberi pengaruh besar dalam pembentukan pengetahuan seorang anak Sulhi, 2002. Reaksi remaja terhadap perkembangan fisik dan psikososial tergantung dari pengaruh lingkungan dan sifat pribadi sendiri yaitu, interpretasi yang Universitas Sumatera Utara diberikan terhadap lingkungan tersebut Monks, 1999. Pengaruh lingkungan yang berperan antara lain: lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah dan masyarakat Yusuf, 2004. Base line survey yang dilakukan oleh Youth Centre PKBI 2001, dalam Guntoro 2006 di beberapa kota yakni: Cirebon, Tasikmalaya, Singkawang, Palembang dan Kupang mengungkapkan bahwa sumber pengetahuan remaja tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya terutama didapat dari teman sebaya, disusul dari televisi, majalah atau media cetak lain, sedang orangtua dan guru menduduki posisi setelah kedua sumber tadi. Menurut penelitian Mahmudah dan kawan-kawan 1997, dalam Notobroto, 1999 terhadap 100 responden usia remaja menunjukkan bahwa dalam masalah reproduksi yang menjadi sumber informasi remaja adalah media massa, diikuti guru sedangkan peran orangtua merupakan pilihan terakhir. Notoatmodjo 2003 mengemukakan ada beberapa faktor yang berperan dalam terbentuknya pengetahuan dalam diri seorang individu yakni: pendidikan, pengalaman dan sumber informasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas sangat tergantung kepada beberapa faktor. Namun belum diketahui dengan pasti sejauh mana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas, dimana dalam praktik keperawatan komunitas, remaja adalah komunitas khusus yang memiliki peran dalam pencapaian derajat kesehatan secara menyeluruh dan optimal di Universitas Sumatera Utara dalam masyarakat. Dipilihnya lokasi penelitian di SMU karena SMU merupakan salah satu tempat komunitas usia remaja dimana hal tersebut akan memudahkan penulis untuk langsung berinteraksi dengan remaja.

2. Tujuan Penelitian