Tabel 5.8. Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan
tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial
Variabel bebas R
df1 df2
F p-value
Sig
1. Pendidikan,
Pengalaman dan Sumber Informasi
2. Pendidikan dan
Pengalaman 3.
Pengalaman 0.303
0.302 0.283
3
2 1
98
99 100
3.293
4.971 8.717
0.024
0.009 0.004
2. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas, bagaimana tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan
fisik dan psikososial pada masa pubertas serta bagaimana hubungan faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja
tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas di SMU Negeri 2
Medan.
2.1. Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dengan
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Fisik dan Psikososial Pada Masa Pubertas
Hasil analisa data dengan menggunakan regresi linier ganda dengan metode backward tabel 5.8 terlihat R=0.303; Sig=0.024, hal ini menunjukkan
bahwa hipotesa penelitian Ha gagal ditolak artinya bahwa pernyataan hipotesa adanya hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan pendidikan,
pengalaman dan sumber informasi dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas diterima.
Universitas Sumatera Utara
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja seperti sistem pendidikan, pengalaman dan sumber informasi
mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan berhubungan dengan tingkat pengetahuan remaja.
Berikut dijelaskan satu persatu faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tersebut berurut mulai dari variabel yang nilai korelasinya terendah:
a. Sumber Informasi Sumber informasi merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
tingkat pengetahuan remaja. Remaja banyak berinteraksi dengan lingkungan sosial seperti lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan media
massa yang berperan dalam memberikan informasi Yusuf, 2004. Dalam penelitian ini mayoritas responden banyak mendapatkan sumber
informasi dari keluarga n:47; 46.1 tabel 5.5. Tingginya persentase keluarga sebagai sumber informasi responden dapat diasumsikan berhubungan dengan
tingkat pendidikan terakhir orangtua responden yang mayoritas tamat perguruan tinggi n:62; 60.8. Hal ini juga didukung dengan status tempat tinggal
responden yang mayoritas tinggal bersama keluarga n:100; 98.0 tabel 5.1. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Darwisyah 2006, apabila
keluarga orangtua memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan reproduksi termasuk didalamnya perubahan fisik dan psikososial pada
masa pubertas, maka mereka lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan masalah-masalah terkait dengan masa pubertas. Berbeda dengan
hasil penelitian Mahmudah 1997 yang menunjukkan bahwa sumber informasi remaja paling banyak tentang kesehatan reproduksi diperoleh dari media massa.
Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil survei Youth Centre PKBI 2001, dimana sumber informasi remaja tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya terutama diperoleh dari teman sebaya. Muzaham 1995 menyatakan bahwa pendidikan formal pada dasarnya
akan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk berpikir rasional dan
Universitas Sumatera Utara
objektif. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan diikuti oleh semakin tingginya tingkat pengetahuan seseorang. Jika pendidikan rendah, maka
pengetahuan tentang hidup sehat cenderung kurang terutama kemampuan hidup sehat untuk diri sendiri Resti, 2005. Dapat diasumsikan bahwa pendidikan
formal orangtua mempengaruhi penyampaian informasi kepada responden, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan, maka pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi juga akan semakin baik. Dengan kata lain, orangtua tetap menjadi sumber informasi utama dalam mempersiapkan anak menghadapi masa remaja
karena keluarga merupakan lingkungan utama dan terdekat dalam membentuk pengetahuan anak Gunarsa, 1993.
b. Pendidikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden pernah mengikuti bentuk pendidikan berupa ceramah n:77; 75.5. Bentuk pendidikan
lain yang banyak diikuti oleh responden adalah penyuluhan n:61; 59.8 tabel 5.3. Notoatmodjo 2003 mengatakan bahwa ceramah sebagai salah satu bentuk
pendidikan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan remaja. Hasil penelitian ini didukung pula oleh penelitian Wulandari
2001, dimana penyuluhan terbukti merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pengetahuan.
Temuan ini diasumsikan berhubungan dengan aktifnya kegiatan ekstrakurikuler di SMU 2 Medan yaitu kegiatan Palang Merah Remaja PMR.
Selain itu tersedia juga sarana Unit Kesehatan Sekolah UKS yang berjalan aktif, sehingga hal ini mendukung akses responden terhadap kegiatan-kegiatan
pendidikan seperti ceramah ataupun penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi termasuk didalamnya perubahan-perubahan yang terjadi pada masa pubertas.
Universitas Sumatera Utara
Tersedianya sarana-sarana di sekolah yang memudahkan akses responden dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pendidikan tidak lepas dari peran sekolah itu
sendiri sebagai tempat dimana responden banyak menghabiskan waktu di sekolah dari pada di tempat lain di luar rumah Yusuf, 2004. Ini dapat diasumsikan
sebagai faktor pendukung yang memudahkan responden banyak mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ceramah dan penyuluhan seperti yang ditemukan pada
hasil penelitian ini.
c. Pengalaman Pengalaman juga memiliki peran dalam membentuk pengetahuan dimana
pengetahuan tersebut terbentuk dari ingatan sebelumnya pada diri seorang individu termasuk pada remaja Sudarmita, 2002. Hasil penelitian ini
menunjukkan mayoritas responden menyadari bahwa pengalaman pribadi yang terkait dengan perubahan fisik dan psikososial sebagai tanda pubertas. Namun,
pengalaman pribadi mengenai pembentukan kelompok atau geng n:47; 46.1 kurang disadari oleh responden sebagai tanda pubertas dibandingkan pengalaman
responden mengenai perubahan fisik dan psikososial yang lain tabel 5.4. Hal ini dapat dihubungkan dengan status tempat tinggal responden yang
mayoritas tinggal bersama keluarga n:100; 98 sehingga diasumsikan responden lebih dekat dengan keluarga dan kurang menyadari bahwa
berkelompok atau bergeng sebagai salah satu tanda pubertas. Keluarga merupakan lingkungan sosial dasar bagi anak dalam tumbuh dan berkembang. Ketika
keluarga menjadi lingkungan terdekat bagi anak maka keluarga telah memainkan salah satu fungsi sebagai sumber persahabatan teman bagi anak Yusuf, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Anak yang cenderung lebih dekat dengan keluarga akan memiliki hubungan interpersonal yang kuat Friedman, 1998. Oleh karena itu diasumsikan responden
tidak menyadari berkelompok bergeng sebagai salah satu tanda pubertas adalah karena mayoritas responden bertempat tinggal bersama keluarga dan menjadikan
keluarga sebagai sumber teman sahabat bagi mereka. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan berhubungan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa
pubertas dan faktor yang paling dominan adalah pengalaman.
2.2. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Perubahan Fisik dan Psikososial
Pada Masa Pubertas Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengetahuan
remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas tabel 5.8 terlihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik
n:77; 75.5. Namun, ada satu pertanyaan yang tidak diketahui oleh sebagian besar responden, yaitu bahwa memiliki teman berkelompok
bergeng berperan dalam membentuk rasa percaya diri pada masa pubertas n:56;54.9.
Tingginya persentase responden yang tidak mengetahui bahwa memiliki teman berkelompok atau bergeng berperan dalam membentuk rasa percaya
diri pada masa pubertas dapat disebabkan karena hampir sebagian besar responden tidak menyadari bahwa berkelompok atau bergeng sebagai
salah satu tanda pubertas tabel 5.4, sehingga hal ini dapat diasumsikan sebagai salah satu penyebab responden sebagian besar tidak mengetahui
Universitas Sumatera Utara
bahwa berkelompok atau bergeng berperan dalam membentuk rasa percaya diri pada masa pubertas. Hal ini sejalan pula dengan hasil temuan
yaitu sebagian kecil sumber informasi responden dari teman sebaya 11.8tabel 5.6. Teman sebaya merupakan lingkungan sosial bagi
remaja dalam membentuk kelompok atau geng. Pada umumnya remaja akan lebih konform kepada kelompok teman sebayanya bilamana remaja
kurang berperan dalam keluarga Sarwono, 1999. Namun rendahnya frekuensi teman sebaya sebagai sumber informasi dan tingginya frekuensi
keluarga sebagai sumber informasi bagi responden dapat dihubungkan dengan kurang konformnya responden kepada kelompok sehingga
responden sebagian besar tidak mengetahui bahwa berkelompok bergeng berperan dalam membentuk rasa percaya diri pada masa pubertas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan
tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas di SMU Negeri 2 Medan.
1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan n:53; 52, laki-laki n:49; 48. Mayoritas responden suku
Batak n:58; 56.9, beragama Islam n:59; 57.2, status tempat tinggal n:100; 98 dengan keluarga orangtua, pendidikan terakhir orangtua n:62;
60.8 tamat perguruan tinggi, pekerjaan orangtua n:55; 53.9 PNSTNIPOLRI.
Terlihat pada hasil penelitian adanya hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan pendidikan, pengalaman dan sumber informasi
secara keseluruhan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas R= 0.303 dengan nilai signifikansi
yang dapat diterima p 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian diterima. Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yang diteliti seperti pendidikan, pengalaman dan sumber informasi disimpulkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan tingkat
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas adalah pengalaman dengan nilai signifikansi 0.004 p 0.05.
Selain itu hasil penelitian menunjukkan pula tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas mayoritas
adalah baik 75,5.
2. Saran