2. Lingkungan perumahan di daerah dengan tingkat kemudahan 11, yaitu
lingkungan perumahan di mana tempat kediamannya berada di dalam daerah yang berbatasan dengan lingkungan perumahan daerah kemudahan tingkat 1.
3. Lingkungan perumahan di daerah dengan tingkat kemudahan III, yaitu
lingkungan perumahan di mana tempat kediamannya berada di dalam daerah yang berbatasan dengan lingkungan perumahan daerah kemudahan tingkat 11.
30
Untuk merencanakan lingkungan perumahan dengan baik, kita perlu memperhatikan beberapa kriteria berikut
31
a. Antara Lokasi perumahan dan tempat bekerja serta pusat-pusat layanan
kegiatan dihubungkan dengan prasarana dan sarana jalan umum. :
1. Lokasi
Lokasi perumahan sebaiknya dipilih di daerah yang memberikan akses yang mudah bagi para pemukim selama-lamanya 30 menit dengan menggunakan alat
transportasi umum untuk menuju tempat kerja dan pusat-pusat kegiatan pelayanan yang lebih luas. Ketentuan ini mengandung beberapa pengertian
berikut:
b. Antara lokasi perumahan dan tempat bekerja serta pusat-pusat layanan
kegiatan dilalui alai transportasi umum yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat yang bermukim di tempat tersebut.
c. Perencanaan permukiman harus dapat memberikan keseimbangan sosial,
dalam arti bahwa pembangunan perumahan tersebut harus dapat menciptakan hubungan yang serasi antara berbagai lapisan masyarakat,
misalnya dalam hubungannya dengan golongan pendapatan rendah,
30
M. Sastra S. dkk, 2005. Op. Cit, hal.131
31
Ibid, hal.132-135
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sedang, menengah, dan tinggi, agama, dan budaya sehingga tercipta hubungan yang harmonis di dalam masyarakat. Keseimbangan sosial yang
terbentuk merupakan salah satu ciri berkembangnya kondisi masyarakat ke arah yang positif. Kondisi ini dalam jangka panjang merupakan salah satu
pertimbangan pengembangan wilayah sekitarnya menjadi kawasan permukiman baru.
Kondisi sosial masyarakat yang seimbang akan memberi kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk membina diri dan keluarganya sehingga dapat
tumbuh dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Kondisi GeologiTopografi
Suatu daerah permukiman memerlukan kondisi dasar geologi maupun topografi yang baik untuk dapat berkembang dengan baik. Dari aspek geologi, struktur
dan kekuatan tanah yang direncanakan untuk pengembangan daerah permukiman harus dalam kondisi yang baik dan stabil. Kondisi geologi tanah
yang kurang menguntungkan sebaiknya diolah terlebih dahulu hingga mencapai kondisi yang baik sebelum dikembangkan menjadi daerah permukiman. Apabila
tanah mempunyai kestabilan dan kemantapan yang baik, secara teknis di lahan tersebut akan dapat dikembangkan berbagai bangunan secara bebas dan leluasa.
Tidak jarang pengembang permukiman kurang memikirkan hal ini, namun hanya mengejar harga tanah yang murah saja, misalnya dengan memilih lokasi
permukiman di daerah bantaran sungai. Selain menyalahi aturan teknis, daerah ini juga labil. Secara teknis di daerah bantaran sungai tidak boleh didirikan
bangunan permanen untuk menghindari bahaya banjir. Dipandang dari aspek geologi pun daerah ini sebenamya kurang tepat untuk pengembangan perumahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
karena tanahnya cenderung labil. Kondisi topografi adalah kondisi yang menggambarkan kondisi kemiringan
lahan, atau kontur lahan. Semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut mempunyai kemiringan yang semakin besar. Lahan yang baik untuk
dikembangkan sebagai area perumahan adalah lahan yang relatif landai, memiliki kemiringan yang kecil, sehingga mempunyai potensi pengembangan yang besar.
3. Kepastian Hukum