Prasarana Lingkungan Perumahan Program-Program Pemerintah Terkait Pelaksanan Perumahan dan Permukiman Yang Layak Huni

yang belum terpecahkan dengan baik pada program ini yaitu masalah status kepemilikan lahan milik masyarakat, yang menyulitkan pengaturan dan penertiban kampung tersebut. Disamping itu, menurut Johan Silas di beberapa lokasi proyek perbaikan kampung, karena meningkatnya nilai tanah dan rumah, ada kecenderungan masyarakat yang ekonominya lemah tergusur dari kampungnya karena rumah dan tanahnya dijual kepada masyarakat yang lebih mampu, atau tidak mampu membayar sewa rumah yang meningkat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun secara keseluruhan program perbaikan kampung telah dapat meningkatkan kondisi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah dan beberapa bagian dari kota, secara kuantitas tidak dapat menambah jumlah rumah yang sangat diperlukan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. 37 Dalam sebuah lingkungan perumahan harus disediakan prasarana untuk memberikan kemudahan bagi penghuni. prasarana-prasarana yang harus disediakan adalah sebagai berikut

5. Prasarana Lingkungan Perumahan

38 1 Jalan Penghubung Lingkungan Perumahan, yaitu jalan yang menghubungkan lingkungan perumahan yang satu dengan lainnya, atau menghubungkan lingkungan perumahan dengan fasilitas layanan di luar lingkungan : a. Jalan Klasifikasi jalan pada lingkungan perumahan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: 37 Ibid, hal.189-191 38 M. Suparno S. dkk. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Penerbit Andi : Yogyakarta, 2005, hal. 145 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perumahan. 2 Jalan poros Lingkungan Perumahan, yaitu jalan utama pada suatu lingkungan perumahan., 3 Jalan Lingkungan, yaitu jalan pembagi suatu lingkungan perumahan, yang hierarkinya lebih rendah daripada jalan poros lingkungan perumahan. Jalan lingkungan ini dapat dibagi lagi menjadi jalan lingkungan tingkat I, jalan lingkungan tingkat II, dan jalan lingkungan tingkat III, yang mempunyai hierarki yang semakin rendah. Proporsi jalan pada lingkungan perumahan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1 pada perumahan daerah kemudahan tingkat I, jalan lingkungan II dan III sebesar 80, jalan lingkungan I 15, dan jalan poros lingkungan 5. 2 pada perumahan daerah kemudahan tingkat II, jalan lingkungan II dan III sebesar 60, jalan lingkungan I 30, dan jalan poros lingkungan 10. 3 pada perumahan daerah kemudahan tingkat III, jalan lingkungan II dan III sebesar 40, jalan lingkungan I 40, dan jalan poros lingkungan 20. b. Air minum Suatu lingkungan perumahan harus menyediakan sumber air bersih bagi warganya. Sumber air bersih ini dapat saja disediakan per unit ataupun secara sentral untuk seluruh area permukiman. c. Air limbah Lingkungan perumahan yang baik harus mempunyai sarana pengolahan air limbah. Karena fungsinya sebagai kawasan permukiman, sebagian besar air limbah merupakan limbah rumah tangga, yang pengelolaannya cukup dengan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menyediakan septic tank dan sumur resapan. d. Pembuangan air hujan Untuk pembuangan air hujan dapat disediakan sumur resapan di area-area terbuka di dalam kawasan perumahan ataupun berupa selokan yang dikendalikan bersama untuk seluruh area perumahan. Untuk memenuhi persyaratan kesehatan, saluran air hujan ini sebaiknya berupa saluran tertutup. e. Pembuangan sampah Sarana pembuangan sampah merupakan kelengkapan yang penting terkait dengan persyaratan kesehatan lingkungan. Tempat pembuangan sampah rumah tangga sebaiknya disediakan pada setup unit hunian. Dari unit-unit hunian ini sampah diangkut ke tempat pembuangan sementara TPS, misalnya dengan menggunakan gerobak ataupun mobil sampah. Selanjutnya sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir dengan menggunakan dumb truck, yang operasionalisasinya dapat dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah setempat dan dapat pula dikelola secara mandiri. f. Jaringan listrik Sesuai tuntutan kebutuhan hidup saat ini, listrik merupakan sarana penerangan yang penting. Pada lingkungan perumahan, pasokan listrik harus diperhitungkan dengan standar minimal 450 VA per keluarga ataupun 90 VA per individu. 7. Fasilitas Lingkungan Permukiman Lingkungan permukiman yang baik harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pelayanan bagi penghuninya. Fasilitas-fasilitas ini secara umum dapat dibedakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menjadi 39 a. Fasilitas Pendidikan : Pendidikan merupakan sarana untuk membangun individu. Pada era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan suatu faktor penting bagi peningkatan derajat sosial seseorang. Karenanya kawasan permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas pendidikan sesuai dengan standar di bawah ini: 1. Untuk setiap 1000 penduduk harus disediakan 1 fasilitas pendidikan setingkat Taman Kanak-kanak TK. 2. Untuk setiap 1600 penduduk harus disediakan 1 fasilitas pendidikan setingkat Sekolah Dasar SD. 3. Untuk setiap 6000 penduduk harus disediakan 1 fasilitas pendidikan setingkat Sekolah Menengan Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA. b. Fasilitas Kesehatan Suatu lingkungan pennukiman yang penduduknya telah mencapai 6000 orang, selain harus dilengkapi dengan fasilitas pendidikan, juga harus dilengkapi dengan fasilitas kesehatan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk setiap 6000 jiwa harus disediakan. 1 fasilitas kesehatan setingkat Puskesmas Pmbantu yang sebaiknya diletakkan di tengah-tengah lingkungan permukiman dengan radius pencapaian maksimum 1500 m. 2. Selain itu, apabila jumlah penduduk di suatu lingkungan permukiman telah mencapai 6000 jiwa, selain Puskesmas Pembantu juga perlu 39 Ibid, hal. 147-150 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang lain seperti tempat praktek dokter. Fasilitas ini sebaiknya diletakkan di tengah-tengah lingkungan permukiman dengan radius pencapaian maksimum 1500 m. 3. Untuk setiap 30.000 jiwa harus disediakan 1 fasilitas kesehatan setingkat Puskesmas yang lebih tinggi daripada Puskesmas Pembantu. Pada lingkungan ini harus disediakan Puskesmas Induk yang membawahi 5 puskesmas pembantu. Sebaiknya fasilitas tersebut diletakkan di tengah- tengah lingkungan permukiman sehingga akses setiap Puskesmas Pembantu ke Puskesmas Induk dapat sama rata, dengan radius pencapaian maksimum 3000 m. 4. Apabila jumlah penduduk mencapai 10.000 jiwa, suatu lingkungan permukiman harus dilengkapi dengan rumah bersalin. Fasilitas ini sebaiknya diletakkan di tengah-tengah dengan radius pencapaian maksimum 2000 m. 5. Selain itu, apabila penduduk suatu permukiman sudah mencapai 10.000 jiwa, maka lingkungan ini juga harus dilengkapi dengan apotik yang sebaiknya diletakkan ditengah-tengah dengan radius pencapaian maksimum 1500 m. c. Fasilitas Perbelanjaan dan Niaga Fasilitas perbelanjaan dan niaga merupakan fasilitas komersil sebagai layanan sebuah lingkungan permukiman. Fasilitas ini direncanakan dengan tujuan untuk mempermudah aktivitas ekonomi masyarakat. Ketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk lingkungan perumahan dengan penduduk mencapai 250 jiwa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebaiknya disediakan fasilitas perbelanjaan terkecil yang dapat berwujud warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Fasilitas ini sebaiknya diletakkan di tengah-tengah dengan radius pencapaian maksimum 300 m. 2. Apabila jumlah penduduk telah mencapai 2500 jiwa, suatu lingkungan permukiman sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas perbelanjaan berupa pertokoan yang diletakkan di tengah-tengah dengan radius pencapaian maksimum 500 m. 3. Apabila jumlah penduduknya sudah mencapai 30.000 jiwa, suatu lingkungan permukiman sebaiknya mempunyai pusat perbelanjaan lingkungan sebagai tempat jual beli keperluan sehari-hari seperti bahan makanan, pakaian, alat rumah tangga, alat sekolah, dll. Pusat perbelanjaan ini terdiri dari pertokoan dan pasar, yang sebaiknya terletak di tengahtengah agar mudah dicapai oleh setiap warga permukiman. 4. Untuk lingkungan permukiman setara kecamatan dengan jumlah penduduk mencapai 120.000 jiwa sebaiknya mempunyai pusat perbelanjaan dan niaga setara kecamatan. Selain pusat perbelanjaan dan niaga biasa, perlu juga dilengkapi dengan bank dan industri unit produksi yang tidak menimbulkan gangguan polusi serta tempat-tempat hiburan. d. Fasilitas Pemerintahan dan Layanan Umum Untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, Selain fasilitas-fasilitas standar di atas, perlu juga disediakan fasilitas umum lain, seperti: 1. Untuk setiap 500 kk atau 2500 jiwa penduduk perlu disediakan balai pertemuan, parkir umum, kamar mandi umum, dan pos UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keamananhansip. 2. Untuk setiap 6000 kk atau 30.000 jiwa perlu disediakan kantor kelurahan, pos polisi, kantor pos pembantu, pos pemadam kebakaran, parkir umum dan kamar mandi umum serta gedung serbaguna. 3. Untuk setiap 24.000 kk atau 120.000 jiwa perlu disediakan kantor kecamatan, kantor polisi, kantor pos cabang, kantor telepon cabang, pos pemadam kebakaran, parkir umum dan kamar mandi umum, gedung serba guna, dan gardu listrik. e. Fasilitas Peribadatan Untuk membangun kehidupan rohani warga, dalam suatu kawasan permukiman juga perlu disediakan sarana peribadatan. Ketentuannya adalah sebagai berikut misalnya 80 penduduk beragama Islam: 1. Untuk setiap 500 kk atau 2500 jiwa perlu disediakan 1 buah langgar. 2. Untuk setiap 600 kk atau 30.000 jiwa, selain langgar juga perlu disediakan masjid. 3. Untuk setiap 24.000 kk atau 120.000 jiwa, perlu disediakan masjid setingkat kecamatan dan fasilitas ibadah lain di samping masjid dan langgar tingkat kelurahan. f. Fasilitas Rekreasi dan Kebudayaan Untuk memberikan keseimbangan pada kondisi psikologi warga, selain fasilitas-fasilitas di atas perlu juga disediakan fasilitas rekreasi dan kebudayaan sebagai sarana apresiasi diri. Ketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk setiap 6000 kk atau 30.000 jiwa setingkat kelurahan perlu disediakan gedung serbaguna. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Untuk setiap 24.000 kk atau 120.000 jiwa setingkat kecamatan di samping gedung serbaguna perlu juga disediakan gelanggang remaja. g. Fasilitas Olah Raga dan Lapangan Terbuka. Pada suatu kawasan permukiman perlu juga disediakan fasilitas olah raga dan lapangan terbuka. Ketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk kelompok 50 kk atau 250 jiwa setingkat RT perlu disediakan tempat bermain anak sebagai pengikat lingkungan. 2. Untuk kelompok 500 kk atau 3000 jiwa setingkat RW perlu disediakan lapangan terbuka, sebaiknya berupa taman yang sekaligus dapat digunakan untuk berolah raga volley, badminton, dll. 3. Untuk kelompok 6000 kk atau 30.000 jiwa setingkat kelurahan, di samping tempat bermain anak, lapangan terbuka, perlu juga disediakan lapangan olah raga. 4. Untuk kelompok 24.000 kk atau 120.000 jiwa setingkat kecamatan, selain fasilitas-fasilitas di atas, perlu juga lapangan olah raga yang diperkeras seperti tennis, bola basket, dilengkapi dengan tempat ganti pakaian dan kakus 40 40 Ibid, hal. 152-153 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III KRITERIA DAN SYARAT CALON PENGUHUNI RUMAH SUSUN,

IMPLEMENTASI PERUMAH DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI SERTELAH LAHIRNYA DAN KAITANNYA DENGA JAMINAN BANK SETELAH LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NO.20 TAHUN 2011

A. Kriteria dan Syarat Calon Penghuni Rumah Susun

Pasal 60 hingga 61 mengatur tentang tata tertib para penghuni selain harus mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah susun. Demikian pula setiap penguhi berhak atas memanfaatkan rumah susun dan lingkungannya dan mematuhi peraturan tata tertib dan segala kewajiban sebagai anggota perhimpunan tersebut. Membayar iuran pengelolaan dan asuransi maupun pungutan lain yang disahkan perhimpunan penghuni. 41 a. memberikan masukan dan usulan dalam penyusunan kebijakan dan strategi rumah susun pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupatenkota; Pasal 89 ayat 1 dan 2 UU No.20 Tahun 2011 mengatakan setiap orang mempunyai hak untuk menghuni sarusun yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan di dalam lingkungan yang sehat, aman, dan harmonis. Dalam penyelenggaraan rumah susun, setiap orang berhak: b. mengawasi ketaatan para pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan kebijakan, strategi, dan program pembangunan rumah susun sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, baik pada tingkat nasional, provinsi, maupun kabupatenkota; c. memperoleh informasi, melakukan penelitian, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi rumah susun; 41 Sutedi Andrian, Hukum Rumah Susun dan Apartemen, Sinar Grafika : Jakarta, 2011 hal.245 56 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS TENTANG RUMAH SUSUN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

0 25 13

Tinjauan Yuridis terhadap Iktikad Baik Pengembang Rumah Susun dalam Tindakan Hukum Pemesanan Rumah Susun Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

1 3 56

PEMBELIAN RUMAH SUSUN BERSUBSIDI OLEH MASYARAKAT YANG BERPENGHASILAN DI ATAS MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN.

0 0 1

Pengawasan Perumahan Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kota Surakarta Terhadap Program Pembangunan Rumah Susun yang Dikelola Pemerintah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Surakarta.

0 2 17

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

0 0 82

Kedudukan Iklan Dalam Jual Beli Apartemen Ditinjau Dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 1 11

BAB II DASAR HUKUM DAN TUJUAN RUMAH SUSUN, SERTA KONSEP, KLASIFIKASI PERUMAHAN PEMUKIMAN DAN PROGRAM-PROGRAM PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI A. Dasar Hukum Rumah Susun di Indonesia - Tinjauan Atas Undang-Undang No. 20

0 0 42

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Atas Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun Dalam Penyediaan Perumahan Dan Permukiman Yang Layak Huni Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

0 0 13

TINJAUAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SKRIPSI

0 0 8