Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Fotografi
Fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Artinya, fotografi adalah teknik
melukis menggunakan cahaya. Dalam hal ini, tampak adanya persamaan antara fotografi dan seni lukis. Perbedaannya terletak pada media yang digunakan oleh
kedua teknik tersebut. Seni lukis menggunakan kuas, cat dan kanvas, sedangkan fotografi menggunakan cahaya melalui kamera untuk menghasilkan suatu karya.
Tanpa adanya cahaya, karya seni fotografi tidak akan tercipta. Selain cahaya, film yang diletakkan di dalam kamera yang kedap cahaya memberikan kontribusi yang
cukup besar. Sebuah karya seni akan tercipta jika film ini terekspos oleh cahaya Giwanda, 2001: 2.
Ilmu fotografi sudah muncul sejak zaman dahulu. Buktinya, manusia prasejarah selalu berkeinginan untuk mengabadikan setiap peristiwa yang
dialaminya. Peristiwa demi peristiwa didokumentasikan melalui berbagai cara. Salah satunya dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa tersebut pada dinding
gua, kulit kayu atau kulit binatang melalui teknik melukis sampai teknik fotografi yang sangat sederhana.
Teknik fotografi sederhana mulai terungkap sekitar abad ke-10. Saat itu, ilmuwan Arab bernama Alhazen menjelaskan cara melihat gerhana matahari
menggunakan ruang gelap. Ruangan tersebut dilengkapi dengan sebuah lubang kecil pinhole yang menghadap ke matahari. Untuk pertama kalinya, prinsip kerja
Alhazen berhasil ditemukan oleh Reinerus Gemma-Frisius 1554, seorang ahli fisika dan matematika dari Belanda Giwanda, 2001: 3.
Saat ini, dunia fotografi telah memasuki babak baru, yaitu babak digital. Berbeda dengan babak konvensional, fotografi digital tidak lagi memerlukan film,
kamar gelap dan berbagai zat kimia untuk mencuci film dan mencetak foto. Dalam hal ini, kamera digital menggunakan chip yang disebut charge couple
device CCD untuk merekam gambar. Walaupun demikian, definisi dasar yang menyatakan bahwa fotografi adalah teknik “melukis dengan cahaya” belum
tergeser. Fotografi digital tetap diciptakan melaui proses kreativitas manusia dengan bantuan kamera. Hukum-hukum fotografi yang menyangkut masalah
pencahayaan, bukaan diafragma dan ruang tajam tidak mengalami perubahan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Marvyn J. Rosen dalam Giwanda, 2001: 7, fotografi digital memiliki beberapa keunggulan:
a. Hasil pemotretan dapat dilihat lebih cepat. Dengan dukungan peralatan
eletronik, karya foto dapat digunakan untuk pameran display, penerbitan dan pengiriman foto jarak jauh melalui e-mail dalam waktu
yang relatif singkat.
b. Relatif lebih murah karena tidak menggunakan film bebas biaya cuci
cetak. c.
Mudah dalam pengoperasiannya d.
Lebih mudah diproses. Dukungan komputerisasi dapat memberikan efek khusus, seperti penyesuaian kontras foto dan koreksi warna.
e. Hasil yang permanen tahan lama. Foto digital tidak akan mengalami
perubahan, baik warna maupun ketajaman gambarnya. Berbeda dengan karya foto konvensional yang dapat berubah warna rusak jika
melewati masa kadaluarsa.
f. Ramah lingkungan. Fotografi digital tidak menggunakan bahan kimia
yang dapat merusak lingkungan. Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi, dampak fotografi telah
menyebar ke seluruh dunia dan merambah beragam bidang kehidupan. Kini, hampir dapat dipastikan berbagai sisi kehidupan manusia menjadikan fotografi
sebagai alat dan sarana untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya kebutuhan untuk dokumentasi pribadi dan keluarga, foto jurnalistik, juga kebutuhan yang
bersifat formal sampai komersial sekalipun. Merebaknya penggunaan fotografi dalam kehidupan manusia
mengakibatkan munculnya penerapan fotografi yang dispesialisasikan untuk bidang tertentu, misalnya fotografi jurnalistik, pernikahan, arsitektur dan ilmiah.
Dalam hal ini, seorang fotografer dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keahlian bidang yang bersangkutan, selain mengkhususkan diri pada pemotretan
kehidupan laut, selain penguasaan fotografi, ia pun harus mengetahui dan menguasai kehidupan di bawah air dan mampu melakukan penyelaman Giwanda,
2001 :8. Fotografi merupakan bidang yang sangat luas. Pesatnya perkembangan
fotografi mengakibatkan semakin banyaknya aspek kehidupan manusia yang tersentuh oleh dunia fotografi. Sampai akhirnya, tercipta spesialisasi fotografi di
berbagai aspek kehidupan manusia. Selain kemampuan di bidang fotografi,
Universitas Sumatera Utara
seorang fotografer harus memahami pengetahuan khusus tentang bidang spesialisasi yang dipilihnya.
Berikut uraian singkat Giwanda, 2001:56-57 mengenai bidang spesialisasi fotografi yang mengalami perkembangan cukup pesat:
1.
Foto Jurnalistik Photo Journalism
Fotografi dengan spesialisasi khusus untuk mencari dan menampilkan foto-foto yang bernilai berita.
2.
Fotografi Pernikahan Wedding Photography
Fotografi yang mengkhususkan pada pengabdian momen-momen pernikahan. Untuk dapat menekuni bidang pemotretan ini diperlukan
pemahaman teknis fotografi serta wawasan tentang adat istiadat dan tata cara pernikahan.
3.
Fotografi Arsitektur Architectural photography
Fotografi yang mengkhususkan pada obyek-obyek arsitektur dengan pendekatan dokumenter, seni dan komersial. Kebutuhan fotografi
arsitektur meningkat seiring dengan maraknya bisnis properti.
4.
Fashion Photography
Pertunjukan busana yang semakin marak turut mendorong tumbuhnya industri fotografi, terutama media cetak. Secara teknis, fotografer
fashion dituntut memiliki kemampuan komposisi gambar serta mampu memadukan busana dan modelnya menjadi suatu gambar yang
harmoni, menarik dan senantiasa segar dalam setiap pemotretan.
5.
Fotografi Ilmiah Scientific Photography
Fotografi ilmiah mencakup keperluan khusus yang berkaitan dengan aspek-aspek ilmiah. Contohnya, penelitian mikrobiologi
membutuhkan fotografi mikroskopik untuk memotret jasad renik yang terlihat di bawah mikroskop. Dengan demikian, seorang fotografer
harus memahami peralatan mikrofotografi dan pengetahuan tentang jasad renik tersebut.
6.
Fotografi Udara Aerial Photography
Fotografi udara banyak digunakan untuk keperluan survey, pemetaan, penggunaan tata ruang atau pertanian.
7.
Fotografi Komersial
Fotografi komersial merupakan pemotretan khusus untuk mengkomunikasikan informasi produk. Fotografi ini bertujuan agar
orang yang melihat produk tersebut tertarik untuk mencoba dan membelinya, di antaranya pembuatan katalog dan company profile
8.
Fine art Photography
Fine art photography memandang fotografi sebagai media untuk mengekspresikan karya seni. Seperti layaknya kanvas, kuas dan cat
yang dibutuhkan seorang pelukis, seorang fotografer membutuhkan kamera dan media foto lainnya untuk menghasilkan karya seni yang
mengesankan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Fotografi Jurnalistik