Model Teoretik KAJIAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

2.3. Model Teoretik

Berdasarkan kerangka konsep yang dikembangkan dari kerangka teori sebelumnya, maka peneliti membuat model teoritis. Model ini berguna untuk menggambarkan rencana atau strategi penelitian yang akan dilakukan kemudian. Model teoritisnya adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Teoretik Sumber: Modifikasi Peneliti, 2012 Menghimpun data foto kerusuhan yang terjadi di Mesuji Lampung Mengklasifikasikan berdasarkan kriteria foto jurnalistik Menganalisis Isi Fotografi Jurnalistik Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kualitatif. Analisis isi kualitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat tampak atau manifest. Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat latent. Misalnya, mengapa surat kabar A memberikan konflik Mesuji lebih banyak dari surat kabar lainnya, mengapa RCTI memberitakan isu kenaikan BBM dengan cara berbeda dengan TransTV, dan lainnya. Karena itu diperlukan analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks sosialrealitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat. Karena semua pesan teks, simbol, gambar dan sebagainya adalah produk sosial dan budaya masyarakat. Inilah yang disebut analisis isi kualitatif Kriyantono, 2010:251. Altheide 1996 mengatakan bahwa analisis isi kualitatif disebut pula sebagai Ethnographic Content Analysis ECA, yaitu perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan. Artinya, istilah ECA adalah periset berinteraksi dengan material-material dokumentasi atau bahkan melakukan wawancara mendalam sehingga pernyataan-pernyataan yang spesifik dapat diletakkan pada konteks yang tepat untuk dianalisis Kriyantono, 2010:251. Karena itu beberapa yang harus diperhatikan oleh periset Ida dalam Kriyantono. 2010:252 : 1. Isi content atau situasi sosial seputar dokumen pesanteks yang diriset. Misalnya, periset harus mempertimbangkan faktor ideologi institusi media, latar belakang wartawan dan bisnis, karena faktor- faktor ini menentukan isi berita dari media tersebut. 2. Proses atau bagaimana suatu produk mediaisi pesannya dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama. Misalnya, bagaimana berita diproses, bagaimana format pemberitaan TV yang dianalisis tadi disesuaikan dengan keberadaan dari tim pemberitaan, 36