Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kualitatif. Analisis isi kualitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang
tersurat tampak atau manifest. Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat latent. Misalnya, mengapa surat kabar
A memberikan konflik Mesuji lebih banyak dari surat kabar lainnya, mengapa RCTI memberitakan isu kenaikan BBM dengan cara berbeda dengan TransTV,
dan lainnya. Karena itu diperlukan analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan
konteks sosialrealitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat. Karena semua pesan teks, simbol, gambar dan sebagainya adalah produk sosial dan budaya
masyarakat. Inilah yang disebut analisis isi kualitatif Kriyantono, 2010:251. Altheide 1996 mengatakan bahwa analisis isi kualitatif disebut pula
sebagai Ethnographic Content Analysis ECA, yaitu perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan. Artinya, istilah ECA adalah periset
berinteraksi dengan material-material dokumentasi atau bahkan melakukan wawancara mendalam sehingga pernyataan-pernyataan yang spesifik dapat
diletakkan pada konteks yang tepat untuk dianalisis Kriyantono, 2010:251. Karena itu beberapa yang harus diperhatikan oleh periset Ida dalam
Kriyantono. 2010:252 : 1.
Isi content atau situasi sosial seputar dokumen pesanteks yang diriset. Misalnya, periset harus mempertimbangkan faktor ideologi
institusi media, latar belakang wartawan dan bisnis, karena faktor- faktor ini menentukan isi berita dari media tersebut.
2. Proses atau bagaimana suatu produk mediaisi pesannya dikreasi
secara aktual dan diorganisasikan secara bersama. Misalnya, bagaimana berita diproses, bagaimana format pemberitaan TV yang
dianalisis tadi disesuaikan dengan keberadaan dari tim pemberitaan,
36
Universitas Sumatera Utara
bagaimana realitas objektif diedit ke dalam realitas media massa dan lainnya.
3. Emergence, yakni pembentukan secara gradualbertahap dari makna
sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi. Disini periset menggunakan dokumen atau teks untuk membantu memahami proses
dan makna dari aktivitas-aktivitas sosial. Dalam proses ini periset akan mengetahui apa dan bagaimana si pembuat pesan dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya atau bagaimana si pembuat pesan mendefinisikan sebuah situasi.
Analisis isi kualitatif ini bersifat sistematis, analitis tapi tidak kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasi dipakai hanya sebagai guide,
diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang lain muncul selama proses riset.
Ada banyak manfaat dalam penggunaan metode analisis isi. Menurut Wimmer dan Dominick dalam Suyanto, 2008:127 setidaknya adal 5 manfaat
yang dapat diidentifikasi, yaitu: 1.
Menggambarkan Isi Komunikasi Describing Communication Content. Yaitu mengungkap kecenderungan yang ada pada isi
komunikasi, baik melalui media cetak maupun eletronik. Misalnya penelitian yang ingin mengetahui apakah statement elite tertentu di
media massa menggunakan gaya komunikasi politik yang agresif, menyerang pihak lain, atau submisif, yang cenderung diam dan
mengalah. Apakah surat kabar dalam memberitakan konflik-konflik politik, bersifat imparsial ataukah partisan.
2. Menguji Hipotesis tentang Karakteristik Pesan Testing Hipothesis of
Messages Characteristics. Sejumlah peneliti analisis isi berusaha menghubungkan karakteristik tertentu dari komunikator sumber
dengan karakteristik pesan yang dihasilkan. 3.
Membandingkan Isi Media dengan Dunia Nyata Comparing Media Content to the “Real World”. Banyak analisis isi digunakan untuk
menguji apa yang ada di media dengan situasi aktual yang ada di kehidupan nyata.
Universitas Sumatera Utara
4. Memperkirakan Gambaran Kelompok Tertentu di Masyarakat
Assessting the Image of Particular groups in Society. Sejumlah penelitian analisis isi telah memfokuskan dan mengungkap gambaran
media mengenai kelompok minoritas tertentu. Di sini analisis isi digunakan untuk meneliti masalah sosial tentang diskriminasi dan
prasangka terhadap kelompok minoritas, agama tertentu, etnik dan lainnya.
5. Mendukung Studi Efek Media Massa. Penggunaan analisis isi acap
kali juga digunakan sebagai sarana untuk memulai penelitian efek media massa. Seperti dalam penelitian cultivation analysis, di mana
pesan yang dominan dan tema-tema isi media yang terdokumentasi melalui prosedur yang sistematis, dikorelasikan dengan studi lain
tentang khalayak, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah pesan-pesan di media mssa tersebut menumbuhkan sikap-sikap yang
serupa di antara para pengguna media yang berat heavy users. Penelitian dengan menggunakan teknik analisis isi content analysis
merupakan teknik penelitian alternatif bagi kajian komunikasi yang cenderung lebih banyak mengarah pada sumber source maupun penerima pesan receiver.
Pendekatan penelitian ini mengedepankan penyajian data secara terstruktur serta memberikan gambaran terinci tentang objek penelitian berupa pesan komunikasi
Birowo, 2004:146. Menurut pendapat Frey 1991 dalam Birowo, 2004:146 tujuan utama dari
penelitian dengan teknik analisis isi adalah mendeskripsikan karakteristik pesan yang ada dalam ranah publik dengan perantaraan teks. Oleh karena dalam analisis
isi yang menjadi bahan penelitian adalah pesan message, makan memungkinkan peneliti memilih objek kajian penelitian yang sangat luas. Pesan itu sendiri jika
mengacu pada Leeuwen dan Jewit yang di kutip oleh Birowo, 2004:147 terdiri dari komponen: words, actions, pictures, sehingga penelitian dengan teknik
analisis isi sebenarnya memiliki wilayah yang luas untuk menggali problem- problem yang ada dalam objek penelitian komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Analisis isi Content Analysis adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicable, dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungaan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu
berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh itu, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap
peristiwa komunikasi Bungin, 2010:155. Sebenarnya analisis isi komunikasi amat tua umurnya, setua umur
manusia. Namun, penggunaan teknik ini diintroduksikan di bawah nama Analisis Isi Content Analysis dalam metode penelitian tidak setua umur penggunaan
istilah tersebut. Tuanya umur penggunaan analisis isi dalam praktik kehidupan manusia terjadi karena sejak ada manusia di dunia, manusia saling menganalisis
makna komunikasi yang dilakukan antara satu dengan lainnya. Bahkan lebih jauh dari itu, manusia melakukan analisis makna hubungan dia dengan TuhanNya.
Gagasan untuk menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul dari orang seperti Bernard Berelson 1959 dalam Bungin, 2010:155
mendefinisikan analisis isi dengan: content analysis is a research technique fot the objective, systematic, and quantitative description of the manifest content
communication. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak
dalam komunikasi. Penggunaan analisis isi tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya.
Hanya saja, karena teknik ini dapat digunakan pada pendekatan yang berbeda baik kuantitatif maupun kualitatif, maka penggunaan analisis isi tergantung pada
kedua pendekatan itu Bungin, 2010:156. Penggunaan analisis isi untuk penelitian kualitatif tidak jauh berbeda
dengan pendekatan lainnya. Awal mula harus ada fenomena komunikasi yang dapat diamati, dalam arti bahwa peneliti harus lebih dulu dapat merumuskan
dengan tepat apa yang ingin diteliti dan semua tindakan harus didasarkan pada tujuan tersebut. Langkah berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan dikaji,
memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitian berhubungan dengan data-data verbal hal ini umumnya ditemukan dalam analisis
Universitas Sumatera Utara
isi, maka perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan 1
dalam suatu media, perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu Bungin, 2010:156-157.
Penggunaan analisis isi dapat dilakukan sebagaimana Paul W. Missing melakukan studi-studi tentang “The Voice of America”. Analisis isi didahului
dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul dalam media komunikasi.
Dalam hal pemberian coding, perlu juga dicatat konteks mana istilah itu muncul. Kemudian, dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan. Klasifikasi
dilakukan dengan melihat sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap
klasifikasi. Kemudian, satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan lainnya untuk menemukan makna, arti dan tujuan isi komunikasi itu.
Hasil analisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitian sebagaimana umumnya laporan penelitian Bungin, 2010:157.
Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Janis dalam Bungin, 2010:157 menjelaskan klasifikasi sebagai berikut:
1. Analisis Isi Pragmatis, di mana klasifikasi dilakukan terhadap tanda
menurut sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata tertentu diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap
suka terhadap produk sikat gigi A. 2.
Analisis Isi Semantik, dilakukan untuk mengklasifikasikan: tanda menurut maknanya. Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
a. Analisis penunjukan designation, menggambarkan frekuensi
seberapa sering objek tertentu orang, benda, kelompok, atau konsep dirujuk.
b. Analisis penyifatan attributions, menggambarkan frekuensi
seberapa sering karakterisasi tertentu dirujuk misalnya referensi kepada ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dan sebagainya.
c. Analisis pernyataan assertions, menggambarkan frekuensi
seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus.
Universitas Sumatera Utara
Analisis ini secara kasar disebut analisis tematik. Contohnya, referensi terhadap perilaku nyontek di kalangan mahasiswa
sebagai maling, pembohong, dan sebagainya. 3.
Analisis Sarana Tanda sign-vechile, dilakukan untuk mengklasifikasikan isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda,
misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks muncul. Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak
ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagaimana simbol-simbol itu terbaca dan dianalisis
oleh peneliti. Dan sebagaimana penelitian kualitatif lainnya, kredibilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti yang mampu
menggunakan ketajaman analisisnya untuk merajut fenomena isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh orang pada umumnya Bungin,
2010:158. Analisis isi yang digunakan mengacu kepada metode EDFAT dalam dunia
fotografi jurnalistik, yang diperkenalkan oleh “Walter Cronkite School of Journalism and Telecommunication Arizona State University”. Metode EDFAT
dipilih karena merupakan suatu kriteria yang digunakan dalam memilih aspek spesial dari cerita, agar memperoleh gambar yang kuat.
3.2. Objek Penelitian