positif terhadap apa yang dibuat orangtua. Selain itu, orangtua beranggapan bahwa remaja berperilaku baik dengan mengikuti peraturan yang ditetapkan, sehingga
remaja dapat diubah sesuai dengan keinginan orangtua dengan cara memaksakan keyakinan, nilai, perilaku dan standar perilaku kepadanya. Sedangkan remaja yang
konsep diri buruk disebabkan peraturan yang dibuat orangtua bertentangan dengan keinginannya.
Sebaiknya orangtua lebih menerapkan pola asuh demokrasi, karena terbukti lebih efektif dalam mengembangkan perilaku pada remaja. Oleh karena itu diperlukan
sosialisasi dan pendidikan mengenai pola asuh bagi orangtua. Hal ini dapat dilakukan melalui seminar ataupun pelatihan dan bekerja sama dengan pihak sekolah atau guru
yang bersangkutan. Orangtua yang demokrasi disertai dengan komunikasi terbuka antara orangtua
dan anak, mengharapkan kematangan perilaku pada anak disertai dengan adanya kehangatan dari orangtua. Pola asuh demokrasi merupakan hal yang penting untuk
diterapkan dalam keluarga sehingga membangun konsep diri anak.
5.1.2 Pola Asuh Responden Orangtua dengan Konsep Diri tentang Perilaku Seksual di MAN 2 Medan
Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas pola asuh orangtua adalah otoriter yaitu sebesar 67,6. Ini disebabkan karena kesibukan orangtua yang menyebabkan
kurangnya perhatian pada remaja sehingga orangtua mencoba mengontrol anak dengan peraturan-peraturan yang mereka tetapkan dan selalu member perintah tanpa
mau memberikan penjelasan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa remaja yang paling banyak menjawab pola asuh orangtua adalah otoriter yaitu di MAN 2 ada 59,5. Ini
disebabkan karena responden merasa orangtua terlalu menekan secara ketat dan sepihak, cenderung dictator sehingga remaja harus tunduk dan patuh terhadap
kemauan orangtua. Hasil tabulasi silang diperoleh dari 24 orang yang pola asuh orangtua
demokrati, ada 11 orang 45,8 dengan konsep dirinya baik dan yang konsep diri buruk ada 13 orang 54,2. Sedangkan 50 orang yang pola asuh otoriter, ada 28
orang 56,0 dengan konsep diri baik dan 22 orang 44,0 yang konsep diri buruk. Ternyata tidak ada hubungan antara pola asuh responden orangtua dengan konsep diri
remaja tentang perilaku seksual. Dengan demikian remaja terbiasa dengan peraturan yang ditetapkan orangtua
sehingga remaja menganggap itu adalah bentuk kasih sayang untuk kebaikan dirinya, sedangkan orangtua beranggapan itu sudah menjadi tugas dan kewajiban untuk
mendidikan remaja berperilaku baik. Remaja yang konsep dirinya baik disebabkan karena pola asuh orangtua yang
demokratis. Orangtua yang demokratis disertai dengan komunikasi terbuka antara orangtua dan anak, mengharapkan kematangan perilaku pada anak disertai dengan
adanya kehangatan dari orangtua. Pola asuh demokratis merupakan hal yang penting untuk diterapkan dalam keluarga sehingga membangun konsep diri remaja.
Keberhasilan pembentukan konsep diri pada remaja dipengaruhi oleh pola asuh orangtua baik demokratis, otoriter dan permisif. Masing-masing pola ini
Universitas Sumatera Utara
mempunyai dampak bagi perkembangan remaja, semakin baik pol asuh orangtua maka semakin baik pula konsep diri remaja.
5.2. Pengaruh Pola Asuh terhadap Konsep Diri Remaja tentang Perilaku Seksual di SMA Negeri 2 Medan dan MAN 2 Medan
Pola asuh orangtua adalah seluruh cara maupun sikap orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak. Hasil penelitian tentang variabel pola asuh ditemukan
mayoritas responden di SMA Negeri 2 Medan dan MAN 2 Medan memiliki pola asuh orangtua yang otoriter yaitu masing-masing sebanyak 44 orang 59,5,
sedangkan responden memiliki pola asuh orangtua yang demokratis yaitu masing-masing sebanyak 30 orang 40,5, dan tidak ditemukan pola asuh permisif
pada responden di SMA Negeri 2 medan dan MAN 2 Medan. Uji statistik bivariat pola asuh responden di SMA Negeri 2 Medan dan MAN
2 Medan diperoleh nilai p=0,003 dan p=0,018 0,05. Artinya dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua terhadap konsep diri
remaja tentang perilaku seksual di SMA Negeri 2 Medan dan MAN 2 Medan. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel pola asuh
orangtua menunjukkan ada pengaruh pola asuh orangtua terhadap konsep diri remaja tentang perilaku seksual di SMA Negeri 2 Medan dan MAN 2 Medan dengan nilai
p=0,009 dan p=0,022 0,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa pola asuh yang otoriter menyebabkan konsep diri remaja yang buruk tentang
perilaku seksual.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Flora 2011 menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pola asuh orangtua demokratis terhadap perilaku kesehatan
remaja, sementara pola asuh orangtua otoriter signifikan memengaruhi perilaku yang kurang baik terhadap kesehatan remaja.
Pola asuh orangtua yang otoriter dengan pengawasan yang ketat bahkan sangat ketat tidak berarti konsep diri remaja akan menjadi baik tentang perilaku
seksual karena dengan asuhan tersebut remaja tidak bebas untuk membangun konsep dirinya akibat peraturan-peraturan yang orangtua tetapkan dan selalu memberi
perintah tanpa mau memberikan penjelasan. Hal ini berlawanan dengan konsep teoritis yang ada bahwa kontrol yang ketat akan membentuk konsep diri remaja
menjadi baik dan mencegah mereka melakukan perilaku-perilaku yang tidak diperbolehkan, akan tetapi berkebalikan dengan kenyataannya, perilaku yang
menyimpang tersebut tidak dilakukan di rumah, tetapi diluar rumah karena di luar rumah pengawasan orangtua sangat terbatas.
Perolehan hasil penelitian ini juga mengandung makna bahwa konsep diri remaja maka akan membawa nilai atau norma dimana anak mengenal nilai dan norma
tersebut hal ini didukung oleh pola asuh orangtua yang demokratis karena adanya komunikasi terbuka antara orangtua dan anak, mengharapkan kematangan perilaku
pada anak disertai dengan adanya kehangatan dari orangtua. Sejak lahir sampai pada usia tertentu, anak berada dalam asuhan orangtua, sehingga selama rentang waktu ini
anak menerima nilai dan norma yang dikenalkan oleh orangtuanya, ini berarti orangtua akan turut menentukan kualitas konsep diri pada anak.
Universitas Sumatera Utara
Telah dikemukan bahwa keluarga merupakan tempat utama dan pertama dimana anak melakukan sosialisai terhadap norma-norma hidup masyarakatnya.
Dengan demikian bentuk dan perilaku anak paling tidak telah terbentuk di dalam keluarga yang merupakan hasil dan hubungan interaksi dengan orangtua. Di dalam
proses sosialisasi dan interaksi antara anak dan orangtua inilah sebenarnya orangtua menerapkan cara-cara yang khas, yang berbeda antara orangtua satu dengan orangtua
lainnya yang sering disebut model asuh orangtua atau pola asuh orangtua. Dalam perbincangan sehari-hari, topik seksualitas bukanlah topik yang umum
dibicarakan, tidak terkecuali dalam perbincangan antara orangtua dan anak. Padahal menurut Sarwono 2006, komunikasi orangtua dan anak dapat menentukan seberapa
besar kemungkinan anak tersebut melakukan tindakan seksual, semakin rendah komunikasi tersebut, maka akan semakin besar anak tersebut melakukan tindakan
seksual. Konsep diri pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh
orangtua. Didalam keluarga, orangtualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Mengingat
masa anak-anak dan remaja merupakan masa yang penting dalam proses perkembangan konsep diri, maka pemahaman dan kesempatan yang diberikan
orangtua kepada anak-anaknya dalam membentuk konsep diri yang baik. Meski dunia pendidikan sekolah juga turut berperan dalam memberikan kesempatan kepada anak
untuk membentuk konsep diri, keluarga tetap merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk konsep diri remaja yang baik.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Pengaruh Peer group terhadap Konsep Diri Remaja tentang Perilaku